Bryan masih betah menggenggam tangan mungil Angelica. Terlihat seperti pasangan kekasih bukan? Yang cowok ganteng memesona dan cewek cantik nan imut.
Jantung Angelica terasa menggila saat tangan besar Bryan terus memberikan kehangatan untuknya.
"Apa menurutmu, aku akan mendapatkan, kekasih?"
"Pasti, siapa yang akan menolak Anda? Pasti para gadis mengantre mendapatkan Anda, Pak."
"Bagaimana dengan, mu?"
"Eh?"
"Apa kamu menyukaiku?"
"A--aku... setiap orang menyukai Bapak Karena Bapak adalah Dosen favorit kami," sahut Angelica gugup.
"Kalau kamu pribadi?" tanya Bryan serius.
"Sa--saya su--suka Ba--Bapak." gagap Angelica.
"Kalau begitu mau jadi pacar, ku?"
"...." Angelica menyembunyikan wajahnya di tangan. Dia sangat malu mendapatkan ungkapan cinta. Jantungnya berdegup keras.
Bryan terkekeh geli melihat reaksi gadis cantik ini. Dia mengusak rambut panjang Angelica lembut.
"Jangan di pikirkan! Aku hanya berbicara asal. Mana mau mahasiswi cantik berprestasi menjalin kasih denganku."
Angelica mendongak menatap Bryan. Mukanya bersemu merah menatap mata tajam berwarna coklat muda yang juga menatap matanya.
"Bapak jangan bercanda! saya sangat menyukai bapak yang berwibawa. Anda sangat keren saat mengajar, dan saya sangat mengagumi Anda dengan sejuta kebaikan dan pesona bapak."
"Kamu lucu, aku terlihat tua sekarang," tawa Bryan terdengar renyah.
"Saya serius. Bapak Dosen muda di UCLA. Bapak idola saya!"
"Namun, usia kita terpaut jauh!"
"Memang, Bapak tahu usia saya?"
"Tentu saja. Aku dari awal tertarik dengan mu, yang sopan rajin dan berprestasi."
"Bapak."
"..."
"...."
Keheningan melanda mereka. Tidak terasa hari mulai petang. Bryan berdiri, tubuh tinggi kekarnya terlihat sangat wow saat sinar matahari menerpa wajah rupawannya. Dia menengok ke arah Angelica sambil tersenyum begitu memesona.
Angelica sadar, Dosen-Nya itu sangat tampan. Dia tersenyum malu saat sadar mata coklat muda sang Dosen masih setia menatapnya sambil tersenyum penuh karismatik.
"Ayo ku antar pulang!"
"Eh?"
"Dari tadi ah eh ah terus. Ayo ku antar pulang!"
"Maaf, Pak. Memang, Bapak tahu apartemen saya?"
"Di pusat kota Los Angeles, bukan? Aku akan mengantar di apartemenmu!"
"Kok tahu? Ah, maafkan kekonyolan saya, Pak. Tapi, kenapa Anda bisa tahu? "
"Cerewet," cibir Bryan.
Angelica menunduk malu karena kekonyolan yang dia perbuat. Ia tercengang saat tangannya di genggam erat oleh Bryan. Ia mengikuti langkah sang Dosen tersayang.
***
Di tengah perjalanan, tepatnya di gang sempit jalan terobosan menuju apartemen tempat Angelica tinggal, ada 4 preman berperawakan besar menghadang mereka.
Angelica sangat takut melihat tampang menyeramkan para preman. Dia bersembunyi di balik badan kekar sang Dosen.
"Serahkan gadis cantik di belakang, mu!"
"Tidak mau!"
"Aku akan membunuhmu jika kamu menolak keinginan kami!"
"Lakukan!"
"Cih sombong sekali. Aku akan membunuh mu, bangsat ....!"
"Lakukan!"
Para preman itu mendekat dengan tampang gahar mereka. Bryan tampak tenang, dia menengok ke arah Angelica sambil tersenyum tipis ciri khasnya.
"Menjauhlah, jangan lihat jika takut. Tutup matamu!" perintah Bryan.
"Baik, bapak hati-hati," ujar Angelica khawatir.
"Pasti!"
Angelica berjalan menjauh, dia meringkuk ketakutan karena tidak sanggup melihat perkelahian. Ia menutup matanya rapat.
"Kamu, menyuruhnya menutup mata agar tidak melihatmu babak belur ya?"
"Bayak bicara!"
Bakh
Bakh
Bryan dengan lincah meninju wajah orang yang berbicara, gigi preman itu rontok karena pukulan telak Bryan. Dia balik meninju rahang preman kedua dan menendang keras perut buncit preman ketiga saat preman itu hendak menyerang.
Preman yang menjadi ketua merasa geram. Karena bawahannya terlihat terkapar, "Bajingan terkutuk. Mati kau....!"
Adu jotos tidak terlewatkan. Bryan yang menguasai berbagai seni bela diri, terlihat santai menghadapi serangan bertubi-tubi ketua preman itu. Dia masih menangkis serangan ketua preman. Di rasa mendapatkan peluang emas, dengan segera, Bryan menendang kaki kiri, memutar tubuh lalu menendang perut serta leher preman itu.
Gubrak
"Jangan muncul lagi di daerah ini. Jika tetap muncul, maka akan ku buat kalian menyesal seumur hidup kalian!"
"Ma - maafkan kami, Mr." mereka dengan tertatih berjalan menjauh dengan luka sana sini.
"Hai Angel, kamu sudah aman, ayo pulang," ucap Bryan lembut.
Angelica berdiri lalu berhambur memeluk tubuh kekar Bryan erat. Dia menangis tersedu karena ketakutan.
"Tidak apa-apa, jangan takut."
"Jangan tinggalkan aku."
"Tidak akan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
like like
2022-04-22
0
abror family
masih nyimak 😅😅😅
2022-02-18
0
Eka Triyanti
kayak nya abis ini tuh preman disatronin, diputusin ga ya kepala nya, ih ngeri 😂
2021-04-08
1