Sepanjang perjalanan menuju apartemen sang kekasih, Bryan terus di guyur hujan deras. Dia cukup senang, karena apa? Karena darah yang memercik ke tumbuhnya tersasarkan.
Sampai di lobi, Bryan masuk dengan kondisi mengenaskan. Para penghuni apartemen di lantai bawah menatap Bryan aneh.
"Mr Woodrow!" seru penjaga resepsionis itu heboh, "Anda kenapa? Kenapa tubuh Anda basah kuyup?" tanya wanita cantik itu heboh.
Bryan tersenyum tipis ke arah mereka, "Aku tadi tidak sempat meneduh, jadi berakhir tragis begini," jawab Bryan sekinanya.
"Mr Woodrow, kami akan siapkan kamar untuk Anda!" seru resepsionis itu lagi.
"Tidak perlu," tolak Bryan kalem sambil menunjukkan senyum tampannya. Dia berlalu meninggalkan lantai dasar menuju lift.
Mata mereka terbelalak melihat darah di lantai, tempat Bryan berdiri tadi. Mereka baru sadar sang tamu terluka dan bodohnya mereka tidak menyadari itu.
Mereka bergidik ngeri, yang dia tahu apartemen ini mendapat investor terbesar dari Woodrow Corporations. Dan dengan bodoh mereka membiarkan komisaris Woodrow berlalu begitu saja. Bisa gulung tikar mereka kalau sang komisaris marah.
Bryan menekan bel di depan kamar sang gadis tersayang. Tidak menunggu lama akhirnya pintu terbuka menampilkan sosok cantik jelita dengan penampilan sexy.
Angelica memesan makanan dari luar. Dia kira driver Food piza yang datang ternyata bukan. Dia belum melihat siapa tamunya namun, sedetik kemudian mata ash grey membulat sempurna melihat tangan kiri sang tamu menetes darah segar. Sontak Angelica mendongak memandang siapa tamunya.
"Ba-Bapak...," cicit Angelica tidak percaya. Spontan Angelica membawa Bryan masuk tanpa pikir panjang kalau Dosen-Nya basah kuyup.
Bryan hanya diam saat lengan kanannya di tarik sang kekasih. Angelic menyuruh sang Dosen tercinta duduk di sofa. dia berlari ke arah kamar tamu mengambil handuk dan pakaian Kakaknya yang tertinggal.
Setelah beberapa saat, Angelica kembali ke ruang tamu, "Pak, ganti bajumu dulu. Ini handuknya, Bapak bisa ganti pakaian di kamar tamu."
“Maaf merepotkan," ucap Bryan terdengar menyesal.
"Tidak apa, Pak. Cepat ganti baju. Saya akan buatkan sup untuk, Bapak."
"Baik." Bryan beranjak meninggalkan Angelica sendiri. Dia ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi tentunya.
Beberapa saat bel apartemen kembali berdenting menandakan ada tamu. Dia bersyukur melihat sang driver food piza datang.
***
Angelica meringis ngilu melihat lengan kiri Bryan yang terluka parah. Lengan atas tersayat cukup dalam, lalu lengan bawah tersayat panjang dan dalam. Dia tidak habis pikir kenapa sang Dosen mendapatkan luka menganga begini.
"Bapak, ini kenapa? Kok bisa mendapatkan luka dalam begini ha? Bapak harusnya hati-hati. Ayo ke rumah sakit untuk menjahit luka dalammu ini," dumel Angelica sambil mengobati lengan kekar sang kekasih. Dia memerban lengan kekar sang Dosen tercinta. Ia baru sadar lengan kekasih nya ini sangat wow.
"Kamu cerewet sekali dan aku tidak mau ke rumah sakit. Aku depresi mengingat hidup sebatang kara dan aku akan melakukan kekerasan ini," alibi Bryan tampak meyakinkan.
Angelica terbelalak mendengar ucapan kekasihnya, "memang di mana keluarga, Bapak? Kenapa bisa depresi?" tanya Angelica beruntun.
Bryan terlihat menegang mendengar pertanyaan sang kekasih. Wajahnya menyendu, "mereka sudah meninggal. Aku hidup sebatang kara dari usia 11 tahun. Aku berjuang sendiri selama ini. Maaf malah bercerita aneh," jawab Bryan terdengar bergetar. Dia menutup wajahnya dengan tangan kanan.
Angelica mendelik tidak percaya mendengar Dosen tampan yang selalu menebar senyum karismatik ternyata sebatang kara. Dia tahu, mungkin Dosen-Nya menyimpan duka di balik senyum menawan.
Angelica merasa bersalah karena merasa tidak berguna menjadi kekasih. Ternyata dia tidak tahu apa-apa tentang kekasihnya ini. Dengan lembut, Angelica merengkuh tubuh kekar sang kekasih.
"Jangan sedih, aku selalu ada untukmu. Biarkan aku menjadi cahaya di saat kamu redup. Jangan lukai diri sendiri saat depresi, karena ujung-ujungnya kamu yang merasakan sakit. Doa kan mereka di alam sana, semoga mereka tenang di surga. Aku sangat mencintaimu, Bryan sangat cinta. Biarkan lukamu menjadi lukaku, mari bersama menyatu akan cinta," bisik Angelica menenangkan sang kekasih.
Bryan tersenyum tulus untuk yang ke sekian kalinya. Senyum tulus hanya gadisnya yang mampu menerbitkan senyum itu. Dia memeluk Angelica erat dan menyembunyikan wajahnya di tengkuk sang gadis.
"Aku menginginkan mu, Angel. Aku ingin menyentuhmu sampai titik terdalam. Maukah kamu menjadi Istriku? Aku ingin kamu terikat oleh ku, supaya aku tidak kesepian lagi," tukas Bryan lembut.
Wajah Angelica merona parah mendengar lamaran tanpa cincin sang kekasih. Dan lagi dia tidak polos mengartikan ucapan sang kekasih yang ingin bercinta dengannya terus keinginan menikah supaya menjadi cahaya sang Dosen.
"Tidak usah di pikirkan perkataanku. Aku sadar diri siapmhhh...," ucapan Bryan terpotong begitu saja saat Angelica mencium bibir tipisnya tak beraturan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
hmmm
2022-04-22
0
abror family
cerita masa lalu keluarga nya gimana si😭😭😭😭
2022-02-18
0
Heny Ekawati
semoga klu dg angel si bryan gk jahat
2021-03-25
1