Bryan jalan di gang sempit terobosan cepat menuju apartemen sang kekasih tersayang. Tetapi, di ujung gang dia melihat hal menjijikkan yaitu pemerkosaan yang di lakukan oleh 5 orang yang pernah di peringatinya, supaya tak berulah lagi.
Seringai psychopath terukir indah di bibir tipisnya. Sudah berapa hari, Bryan tidak membunuh. Dia mendekat dan dengan enteng mengeluarkan pistol canggih yang diselipkan di sepatu bot - nya.
Dor
Dor
Dor
"Argghhh Argghhh..... " raung mereka kesakitan karena merasakan bahu kanan mereka tertembak timah panas.
Sang korban pemerkosaan menggigil ketakutan melihat aksi penembakan itu. Bryan mendekat ke arah mereka. Dia dengan kejam juga menembak dada kiri sang korban pemerkosaan.
Bryan menengok ke arah lima tersangka pemerkosaan, "Sudah kukatakan, jangan berbuat ulah? kenapa melanggar? Apa kata-kataku kemarin tidak ada artinya untuk kalian? Bedebah keparat!" tukas Bryan terdengar biasa tapi sangat menakutkan.
Mereka memungut celana dengan gemetar memakai celana. 5 orang menggigil menahan sakit dan takut.
Bryan, terlihat santai melihat ketakutan mereka. Bahkan dia tampak menikmati ekspresi bak tikus got hendak di mangsa.
"Kami akan pergi." cicit mereka menahan sakit di bahu.
"Tidak semudah itu Ferguso ....!" ujar Bryan kalem, "ayo main dulu sama, aku!" tawar Bryan kalem, dia menunjukkan senyum tampannya.
"Main apa?" tanya salah satu dari mereka.
"Emh, main ini .... "
Crash
Syur
"Argghhh...! Argghhh...! Argghhh....!!!" raung preman itu kesakitan pasalnya mata kanan tertusuk pisau. Ia menggeram kesakitan karena mata dan bahunya terluka parah.
Bryan terkekeh bak iblis tak berperasaan. Ia menjilat ujung pisau tajam penuh gairah.
Empat preman bergidik ngeri melihat teman mereka meraung kesakitan karena mata kanan sang teman tertusuk pisau.
Preman yang menjadi Bos mereka dengan gesit melempar pisau ke arah Bryan. Sungguh dia sangat benci dengan Bryan yang tega menyakiti mereka.
Bryan dengan cepat menghindar tetapi tetap saja pisau itu menggores lengannya cukup dalam. Bryan berdecap sebal melihat luka dihasilkan oleh Bos preman itu.
Bryan mengambil pisau tajam yang di lempar ke arahnya. Dia menyeringai iblis sambil menjilat pisau tajam itu, "Kalian tahu, aku ini psychopath loh!" pungkas Bryan kalem. Dia menyayat lengannya sendiri dan darah segar mengucur deras dari lengan kekarnya. Ia dengan santai meneguk darahnya sendiri.
Ke empat preman bergidik ngeri. Rasanya perut mereka terasa di aduk-aduk oleh sesuatu yang memualkan. Mata mereka tambah melotot horor saat Bryan melakukan aksi gila dengan menyembelih teman mereka yang tertusuk pisau tepat di mata.
"Argghhh...! Argghhh....!!!" raung orang itu merasakan lehernya di iris-iris dengan slow motion . Darah segar mengucur deras memercik di wajah rupawan Bryan.
Bryan sangat senang menyembelih sang korban. Setelah beberapa detik akhirnya nyawa orang itu berakhir. Bryan menatap mereka dengan senyum lebar bak psychopath menakutkan. Bayangkan, wajah penuh darah menatapmu dengan datar dan dia tersenyum lebar bak hantu.
"Hoekkk... hoekkk ... hoekkk.... " mereka berempat memuntahkan isi perut mereka yang sangat mual.
"Ahahaha...! Ahahaha...! Ahahaha...! Kematian kalian telah tiba." Bryan mengambil pistol canggih itu lalu tanpa belas kasih menembak mereka.
Dhorr
Dhorr
Dhorr
Dhorr
Bryan membantai 2 orang sekaligus. Dia menembak 2 orang tepat di jidat dan jantung. Karena tidak mau bermain terlalu lama, akhirnya Bryan menghabisi mereka dengan keji.
Bryan memutuskan kepala yang melukainya dengan keji. Lalu tanpa perasaan dia menghancurkan kepala preman yang tersisa dengan menonjok wajah dan membenturkan kepala itu di dinding.
Bryan mengumpulkan mayat mereka dengan rapi. Ia menumpuk mereka agar terlihat mudah menghancurkan mereka. Dia tersenyum tipis karena tidak lupa membawa bom peledak kecil.
Bryan memungut pisau tajamnya lalu meletakkan di tas. Bom dia taruh di tegah para mayat. Dia berjalan menjauh sekitar jarak 15 meter, Bryan menekan tombol peledak.
Dhoom
Dhoom
Dhoom
Blar
Bryan segera bersembunyi di balik tembok yang jauh dari tempat kejadian. Ia tersenyum melihat mereka para Polisi berteriak histeris karena melihat 6 mayat terbakar dan terbunuh dengan keji.
Bryan tersenyum tipis saat tubuh kekarnya di basahi oleh guyuran air hujan deras. Dia meringis merasakan ngilu di lengan bagian kiri.
Hujan deras itu terus mengguyur tubuhnya, bercak darah sudah menghilang. Dengan segera Bryan berlalu meninggalkan tempat perkara pembantaian yang dia lakukan.
Bryan bersyukur, karena para polisi sibuk mengurus jenazah pembantaian yang dia lakukan, dengan begitu mudah untuk menyelinap pergi. Bryan berjalan menuju apartemen sang kekasih dan tidak memedulikan luka menganga di lengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Terus cewek korban pemeekosaan apa kabar??
2023-05-16
0
Lisa Sasmiati
tak mungkin seorang pysco akan berubah secepat itu 😰😱
2022-04-22
0
abror family
ya ampun ka ngeri banget 😫😫😫😫
2022-02-18
0