Bryan menatap hamparan rerumputan di belakang kampus UCLA. Matanya menyorot sendu, ada banyak pikiran yang dia labuhkan untuk seseorang.
"Kapan kamu akan memaafkan, ku? Aku ini kakakmu, tapi sekarang kamu begitu membenci. Kamu masih kecil waktu itu dan saat itu kamu tidak tahu apa-apa. Tuhan apa aku salah menginginkan pelukan Adikku?” gumam Bryan sendu. Tanpa terasa air mata menetes dari matanya yang tajam.
Bryan menggigit bibir bawahnya keras. Sungguh dia merindukan Adiknya yang sangat membencinya. Dia membutuhkan pelukan seseorang. Untuk pertama kalinya dia ingin menangis lagi setelah hari itu terjadi.
Angelica baru tiba di tempat janjian. Dia sudah sangat merindukan kekasihnya ini. Ia berlari menubruk punggung lebar, Bryan.
"Bryan, aku sangat merindukanmu," ujar Angelica manja. Terapi, sedetik kemudian mata ash grey membulat sempurna melihat ada air mata mengucur di pipi tirus, kekasihnya.
Bryan dengan segera menghapus air matanya kasar. Dia menunjukkan senyum tampannya lagi. Tangan besarnya mengelus rambut halus Angelica lembut.
"Bryan, ada apa?" tanya Angelica khawatir. Dia duduk di depan, Bryan. Tangan mungilnya mengelus pipi tirus Bryan yang di tumbuh bulu halus.
"Tidak ada apa-apa. Jangan khawatir."
"Bohong! Kamu menangis, Bryan! Ada apa, Hm? Katakan jika ada masalah."
"Aku merindukan Adikku. Ia pergi dan membenciku tanpa tahu sumber masalah yang ada sungguh aku rindu dirinya," cerita Bryan. Mata elang itu meredup mengingat semua hal menyedihkan antara dia dan Adiknya.
Angelica menangkup pipi tirus kekasihnya lembut, "menangislah jika itu membuatmu tenang. Jadikan aku sebagai sandaran saat kamu rapuh. Aku sangat mencintaimu, Bryan. Peluk aku jika kamu membutuhkan pelukan karena dengan senang hati aku akan memberikan pelukan," terang Angelica lembut.
"Aku sangat beruntung mendapatkan, mu. Maaf membuatmu melihat aku menjadi rapuh." setelah mengatakan itu, Bryan memeluk Angelica erat sambil menangis dalam diam. Dia menyembunyikan wajahnya di bahu sempit kekasihnya.
"Jangan tinggalkan aku. Aku takut sendiri," bisik Bryan dengan suara serak beratnya.
"Keluarkan tangisanmu. Jangan di tahan. Ingat, ada aku yang selalu ada untukmu. Adikmu akan kembali untukmu, jangan takut."
"Terima kasih." Bryan menangis pilu mengingat semuanya. Dia sangat sedih akan konflik tak kunjung reda. Ia bersyukur karena Angelica ada di saat dia membutuhkan tempat bersandar. Angelica adalah wanita yang sangat berharga karena dia mau menjadi sandaran saat ia terpuruk dan terluka.
Bryan masih betah menangis dalam dekapan kekasihnya. Ia kesepian tak ada tempat dia berlabuh. Dia sangat mencintai Angelica dan berharap wanita ini mampu menjadi sinar untuknya.
Angelica masih betah mengelus punggung lebar, Bryan. Sesekali dia mencium kepala Bryan lembut. Tangan mungilnya mengelus rambut lebat prianya yang tertata rapi.
***
Di balik tembok ada seseorang yang mendengar percakapan mereka. Tangannya mengepal kuat rahangnya mengeras. Air mata jatuh membasahi pipinya. Rasanya sakit mendengar perkataan Bryan hingga tidak mampu menjabarkan
"Aku juga merindukanmu, Kak! Tapi rasa benci mendominasi semaunya. Maaf, dan terima kasih. Ku pastikan, Angel akan menjadi milikku."
Pemuda tampan itu berlalu meninggalkan tempat persembunyian. Dia merindukan Kakaknya dengan sangat, tetapi kebencian mendominasi semuanya. Biarkan dia melakukan apa yang dia lakukan.
“Jika saja takdir buruk tidak terjadi, mungkin kita bisa bersama keluarga kita. Aku membencimu, Kak karena kamu sumber kehancuran. Duniaku begitu kelam begitupun dengan kamu, tapi inilah kehidupan. Ada harapan tulus ingin kembali menjadi Adikmu, namun sirna mengingat kebengisanmu. Tolong, maafkan aku!” lirih pemuda tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
OMG Apakah itu Rocy?? Jadi Rocky adek nya Bryan??
2023-05-16
0
abror family
jangan²rocky🤔🤔🤔🤔
2022-02-18
0
Mhimi Rahalus Rahakbauw
fix Roky adiknya Bryan
2021-08-03
0