"Kenapa bisa begini?"
Kepalaku terasa pusing jikalau baru bangun langsung ditanyai, walau diriku sudah jauh lebih baik---ah, bisa dibilang pulih seutuhnya, tapi tidak tahu sudah berapa hari tinggal di ruang rawat.
Dan profesor terkejut ketika aku menyerahkan dokumen waktu itu, menyelesaikan misi mengumpulkan bukti keberadaan para Knight di Kota Garth.
Daripada terfokus survei yang aku kerjakan, beliau justru lebih terfokus kepadaku. Babak belur katanya, padahal sudah kukatakan sampai mulut terasa lelah ... aku baik-baik saja.
"Diserang oleh Knight? Atau yang lebih parah, ada Elite di sana?" Beliau tak henti bertanya.
"Bapak tidak membaca dokumen saya?"
"Red, Bapak lebih mengkhawatirkanmu."
"Kalau begitu untuk apa saya kerjakan misi itu? Tidak ada Knight di sana, terlebih Elite. Kasus banyak anak yang hilang karena ada organisasi kriminal. Apa itu ... perdagangan anak."
Aku mendengar embusan napas beliau. "Jadi, kamu sudah bereskan mereka?"
"Tidak ikut campur."
"Red, setidaknya kamu bisa laporkan kepada pihak berwajib." Mendengar itu tanganku menggenggam erat selimut dipangkuan.
Bukankah kalian sendiri yang mengatakan tidak boleh banyak ikut campur dengan manusia? Aku sedikit menggigit bibir bawah.
Kini Profesor Kaidan tidak lagi banyak bertanya untuk waktu yang cukup lama, tetapi beliau masih berdiri di samping kasur. Aku memutuskan untuk menoleh, orang tua itu berwajah melas tetapi tersenyum ketika aku memandangnya.
Senyum masam.
"Nanti Bapak urus sisanya."
"Detail saya tulis di sana."
"Iya nanti Bapak baca. Terima kasih, Red."
Aku mengeluarkan suara gumam sebagai jawaban.
Lalu bisa kudengar decit bangku yang ditarik, Profesor Kaidan pun mulai duduk di dekatku. "Jadi, kenapa kamu pulang dengan bersimbah darah? Seperti habis kecelakaan."
"Benar, kecelakaan."
"Apa yang terjadi?"
Sepertinya apa pun yang kukatakan tidak membuat profesor puas. Beliau tak henti memandangiku, seperti haus akan jawaban.
Akhirnya aku memutuskan untuk berterus terang.
"Ada anak kecil. Ia berjalan dekat jalan raya. Itu sudah malam dan berkabut karena salju, jalan juga sedikit licin hingga wajar saja ada mobil yang tergelincir. Refleks, saya mencoba menyelamatkan anak itu dan justru saya yang tertabrak."
Sepertinya jawabanku membuat Profesor Kaidan puas karena tak lagi berkata-kata, hanya tersenyum lebar hingga mata cokelatnya terpejam.
Seberapa menit kemudian beliau berkata, "Red, tindakanmu bagus. Bapak senang mengetahui kamu membantu orang lain tapi tolong perhatikan dirimu juga."
"Bapak, saya baik-baik saja." Ah, aku kembali mengatakannya.
"Iya. Bapak tahu kamu immortal, tapi hanya kamu yang bisa menjaga dirimu sendiri."
"Lebih baik saya terluka daripada orang lain yang mati."
"Red, lebih baik tidak ada yang terluka sama sekali," tegur Profesor Kaidan yang membuatku heran sampai memandanginya dengan memiringkan kepala.
Namun, lagi-lagi beliau berekspresi melas; sendu, dengan senyum yang dipaksakan.
Aku pun memilih untuk diam; hanya menunduk. Apa aku kembali berbuat salah?
Seketika suara detak jam dinding menggema ke seluruh ruang putih lantaran tidak ada dari kami yang berbicara, tapi Profesor Kaidan masih di sini; duduk di dekatku.
Beliau sepertinya mengkhawatirkanku karena jemarinya bertautan, seperti berpikir keras.
Aku berakhir merasa tak enak, padahal sudah meyakinkan bahwa aku baik-baik saja.
Setiap murid memiliki guru pembimbing. Meskipun organisasi rahasia, kami juga harus menuntut ilmu dasar karena akan bekerja atau berbaur bersama manusia normal dengan mengemban tugas khusus untuk melindungi.
Namun, aku perhatikan akademi Vaughan tidak seperti akademi pada umumnya.
Pelajaran dilakukan secara online, begitu juga dengan ujian karena kami terikat dengan misi. Hanya ujian umum dilakukan bersama anggota club, demi membangun kerja sama katanya.
Senior pernah mengatakan jumlah kami sedikit, maka harus bisa dekat dengan satu sama lain dan memiliki jalinan yang kuat. Itu mengapa setiap sesuatu terjadi, guru pembimbing langsung turun tangan.
Seperti Profesor Kaidan sekarang.
Setiap nyawa penting; setiap individu berharga, tapi bagaimanapun juga aku tak akan mati. Harusnya tidak perlu khawatir berlebihan tentangku.
Bahkan di antara manusia yang berbeda seperti mereka, aku paling berbeda. Asing dari yang paling asing.
Lantas aku mengembuskan napas panjang dan turun dari kasur---oh? Sepatuku di mana ....
"Sudah mau pergi?" tanya Profesor Kaidan yang aku jawab dengan suara gumam lainnya, "kenapa terburu-buru? Kamu tidak ada misi lainkan?"
Ah, akhirnya ketemu. Bergegas aku memakai sepatu hitam ini dan hendak melangkah ke luar. "Pulang ke club."
"Sebelum pergi, Bapak ada misi lain untukmu. Grade SSS."
Sontak derap langkahku tersentak.
Grade S adalah kesulitan paling tinggi, ditandai dengan spesial, bahkan ini ... biasanya keperluan mendadak yang berbahaya dan mengancam nyawa. Hanya orang berpengalaman yang boleh menjalankannya. Dulu ada senior dinyatakan hilang saat menjalankan misi Grade SS, terlebih ....
Aku langsung memandang Profesor Kaidan---eh, beliau tersenyum?
"Tertarik? Sini, duduk dekat Bapak."
Kalau aku tolak, orang lain bisa dalam bahaya. Aku pun duduk pada pinggir kasur dekat beliau.
"Sebenarnya misi Grade C kemarin Bapak berikan kepadamu bisa Bapak kerjakan sendiri, tapi karena ada kepentingan lain jadi Bapak berikan kepadamu. Murid yang menjalankan misi Grade S meminta bantuan dan mereka diserang oleh sekumpulan Pawn dan Knight."
"Mereka selamat?"
"Iya, cuma sekumpulan Pawn dan Knight, bukan masalah besar. Tapi ... ya, mereka sangat banyak. Ratusan."
Menimbang-nimbang apa yang profesor katakan, aku menutup mulut dengan tangan kanan. Apa Grade SSS-nya?
"Red, kita tidak tahu kapan King bangkit dari tidurnya. Pendahulu kita berhasil menyegel dia tapi makhluk kepercayaan King sudah menampakkan taring mereka. Jadi isu, peringatan, info, atau apa saja mengenai mereka tak bisa kita abaikan. Kita tidak tahu kapan mereka membangkitkan kembali si Genesis, menjadikan seluruh manusia sebagai budak. Bapak tidak bisa mengabaikan murid kita, ataupun survei yang kamu kerjakan itu."
Sebenarnya sudah sering mendengar ini dari EVE, hampir setiap hari. Namun, benar apa yang beliau katakan, tidak boleh mengabaikan informasi sekecil apa pun.
Lantas aku mengangguk mengerti.
"Nah, jadiii ... waktu Bapak membantu misi Grade S itu, Bapak kewalahan terutama tim medis kita karena banyaknya musuh, ditambah satu Elite muncul menyergap. Tiba-tiba, ada nona cantik datang membantu. Dia sama sepertimu. Akhirnya Bapak bawa ke sini. Misi Grade SSS kamu untuk menjaga dan menemani---"
"Bapak ingin membuat saya semakin susah?" sergahku sembari menyipitkan mata dan berdiri dari duduk.
"Red, kok kamu berkata begitu? Orangnya ada di sini."
Segera aku menoleh ke mana Profesor Kaidan melihat.
Ternyata gadis itu telah berdiri di dekat pintu, dengan tangan kanan mencengkeram kerah bajunya sendiri.
......................
...Seorang gadis tiba dan langsung menyaksikan pertarungan tepat di bawah kakinya...
...(Kisah Fate sebelum masuk Vaughan)...
...https://trakteer.id/applelikecaramel/showcase/permulaan-fate-pov-gvFN3...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
John Singgih
mendadak dapat misi kelas berat setelah mengalami kecelakaan
2022-05-20
0
☞︎︎︎🥨🥨🥨☜︎︎︎
bru nyadar yg d dpan tu gmbar cwk ny red y
2021-10-29
1
Ritsu 73
bskssj
2021-10-29
1