Terjaga di tengah malam, adalah hal yang sangat tidak kusukai. Hal itu membuat Aku sulit untuk melanjutkan tidurku lagi.
Malam ini, Aku terbangun karena ingin buang air kecil.
Aku buru- buru bangun dan menuju kamar mandi. Setelah ritual buang air kecil selesai, Aku kembali ketempat tidur, dan benar saja, mataku sangat segar, tak ada rasa mengantuk sama sekali.
Kulirik jam yang tergantung, masih pukul 02.30 wib.
"Hemmm...apa yang bisa ku lakukan di jam segini?"
pikirku.
Aku bangkit dan duduk bersandar pada bantal yang kutumpuk.
Lama Aku terdiam, Aku mencari ikat rambutku dan menggulung rambutku keatas, lalu turun dari tempat tidur, Aku berjalan pelan lalu menarik kursi mundur, dan duduk dengan tangan yang kuletakkan dimeja belajar.
Mataku mulai berpetualang mencoba mencari-cari apa yang bisa Aku lakukan.
Aku buka lemari bagian bawah, tempat dimana Aku menyimpan barang-barang yang menurutku penuh kenangan.
Sedikit membungkukkan badan untuk melihatnya, merasa agak kesulitan, Aku pun akhirnya berjongkok di lantai.
Mulai mengeluarkan satu persatu barang yang nampak berantakan berniat menyusunnya.
Sesuatu meluncur dari dalam lalu jatuh tepat didepan Aku berjongkok.
Tanganku memungutnya.
Sebuah kotak kecil bekas arloji, yang kulapisi dengan kertas kado berwarna hijau muda.
Aku membuka tutupnya,dan tersenyum memandangnya, sebuah surat cinta..😍😍🤭
Aku membuka lipatan yang hampir sobek.
Disana tertulis..
*D**ear Dina*...
*A**ku mengetahui kamu hanya lewat cerita mereka*..
*La**lu hati ini ingin sekali mengenalmu*..
*Da**n kini,,setelah mengenalmu.. Aku tak henti memikirkanmu*..
*Sa**mpai akhirnya Aku menyadari..bahwa Aku telah jatuh hati*..
*Ar**i*,
Masih tetap tersenyum Aku mengenang kala itu.
**2 tahun yang lalu
Ketika ada latihan bersama paskibra dari sekolahku dengan sekolah lain, yang rutin diadakan seminggu 2 kali.
Dari latihan tersebut, Aku mengenal teman-teman baru.
Diantara mereka, Aku dekat sekali dengan 3 orang dari sekolah itu, mereka adalah Bambang, Wisnu dan Linda. Mereka sangat baik,meski saat itu mereka telah duduk di kelas 3, sementara Aku baru kelas 1.
Tanpa Aku tahu, mereka ternyata sering membawaku ke dalam cerita-cerita keseharian mereka dengan teman- temannya salah satunya adalah Ari, yang kebetulan mereka tinggal di daerah yang sama, rumah mereka pun berdekatan.
Dan dari sinilah cerita Aku dan Ari terjadi.
Ari kerap mendengar namaku disebut-sebut oleh mereka.
Dengan rasa penasaran Ari menyampaikan keinginannya untuk mengenal ku.
Dari perkenalan itu, kami jadi dekat, sampai suatu hari, surat itu diberikan Ari padaku melalui Linda.
Ada hati yang bergetar saat pertama kali menerima surat itu dan membacanya.
Akan tetapi, Aku tidak lantas menerima cintanya, dikarenakan aturan yang di buat papa, bahwa Aku baru boleh pacaran ketika telah berusia 16 tahun keatas, sementara pada saat itu usiaku baru 15 tahun.
Aku menyampaikan itu semua kepada Linda.
dan ternyata Ari bersedia menunggu.
Di tahun berikutnya, kami memutuskan untuk berpacaran tepat di hari ulang tahunku.
Pada saat itu Ari memberiku sebuah gelang dengan inisial namaku dan namanya terukir disana**
Aku melipat kembali surat itu, lalu melihat ada apa lagi dikotak kecil itu. Secarik struk pembelian buku yang telah tak terlihat lagi tulisannya, struk itu Aku simpan karena itu pertama kali Aku pergi bersama Ari untuk membeli sebuah buku, lalu selembar kartu ucapan, ya kartu ini diberikan ketika hari ulang tahunku, ketika Aku mengambil kartu, sesuatu terjatuh, Aku menundukkan kepala untuk mencari apa yang baru saja terjatuh.
"Gelang..."
Ucapku perlahan.
Kuamati gelang yang telah terputus di bagian pengaitnya.
"Ahh... Mengenang semua kenangan manis itu sungguh hal yang luar biasa"
Aku mengumpulkan semua barang kenangan tersebut dan kembali memasukkannya ke dalam kotak mungil itu.
Aku berdiri dan meletakkannya dimeja.
Ada rindu yang merayap perlahan dihatiku.
Entahlah...tak pernah ada rasa seperti ini sebelumnya.
Tapi hari ini, semua mengalir begitu saja.
"Fiuuuhhhh...."
Aku menghela nafas.
Aku melangkah kearah cermin dan memperhatikan bayanganku sendiri.
Aku masih terlalu muda untuk rasa yang terlalu berat ini.
Aku mendekatkan mukaku pada cermin, lalu mengusapnya dengan kedua belah telapak tanganku, masih panjang perjalanan ini.
Aku mencoba memotivasi diriku sendiri.
Tanpa terasa, hari menjelang pagi, kulirik jam, yang menunjukkan pukul 05.30. Masih ada waktu untuk sholat subuh, buru-buru Aku menuju kamar mandi, berwudhu, dan menunaikan 2 rakaat.
"Din, ujian udah selesaikan? ini ponselnya Papa kembalikan.."
Sambil menyodorkan sebuah ponsel model tidak terupdate🤭🤭
Maklum, Papa hanya mampu membelikan ponsel seperti itu, jauh dari kata canggih, tidak ada kamera, dan tidak ada fitur apa-apa.
Betul- betul hanya sebatas telepon dan pesan singkat.
Meski begitu, Aku tetap bersyukur masih bisa terhubung dengan orang pada saat kita perlu.
Mataku berbinar menatap benda itu, rasanya telah lama sekali Aku tak berjumpa.
Segera kusambar secepat kilat.
Dengan tak lupa berucap terimakasih pada Papa.
Selesai sarapan, Aku membuka ponselku, mengecek pesan masuk serta panggilan.
"Tidak ada pesan yang masuk"
Ucapku.
Lalu Aku mulai mengetikkan pesan pada Ari.
*S**elamat pagi.. Ariku..
antar Aku kesekolah* ******gak******?
Terlalu kaku, ya, begitulah Aku, tak pernah bisa manis jika mengirimkan pesan.
Menurutku, namanya pesan singkat, ya harus singkat, jika ingin berpanjang-panjang ria, ya... lebih baik menelpon.
cukup realistiskan pendapatku??
🤭🤭
Tak butuh waktu yang lama menunggu balasan.
Drrrrrtttt...drrrttt..ponselku bergetar.
Pagi Dinaku..
siap, Aku luncuran.
15 menit menunggu..
Tinn..tinnnn..
Aku setengah berlari, menghampiri Mama didapur,,"
Dina berangkat ya Ma.." Ucapku
mama yang tengah mencuci piring,, hanya menoleh dan mengangguk.
Aku berlari kedepan.
Gubraaakkk!!
Aku menabrak Papa yang berjalan hendak ke belakang.."
Dinaaa !!!"
Seru Papa terlihat begitu kaget, sementara Aku cengar-cengir menyatukan kedua telapak tangan pertanda meminta maaf, dengan masih memasang tampang cengengesan.
Papa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dina pamit Pa"
Ujarku sembari menggaruk kepala yang sebetulnya tidak gatal.
Sesampai didepan pintu, Aku menghentikan lariku. Mencoba bersikap lebih tenang.
Jaga gengsi di depan Ari, ya begitulah kira-kira.
Aku berjalan perlahan kearahnya, menatapnya dengan tersenyum.
Ari menaikan kaca helm yang tengah ia gunakan, lalu membalas senyumku.
Ari menyodorkan helm, kemudian menatapku lagi, kali ini tatapan itu lebih dalam dan tersimpan banyak arti yang tak semuanya bisa Aku fahami.
Aku betul-betul kikuk menerima tatapan itu beberapa kali Aku mencoba membuang tatapanku, sebelum akhirnya menyerah dan menunduk malu.
"Cieee...merona.."
Ledekan Ari barusan membuyarkan kesan romantis pada pagi ini.
Aku menutup mukaku.
"Apaan sich..Ri.."
Gerutuku kesal. Aku menaiki motornya dengan berpura-pura jengkel.
"Wkwkkwk"
Ari terkekeh kemudian motor melaju.
Sesampainya disekolah, Aku tak mendapati Fitri.
"Kemana dia??"
Pikirku.
Cukup lama Aku menantinya di depan pintu kelas, ketika hendak berbalik, Aku mengurungkan niatku, kudapati Fitri berjalan cepat memasuki pagar sekolah.
Aku melambai...
Fitri mempercepat langkahnya sesekali kulihat dia berlari.
Entahlah, akhir-akhir ini Aku ingin menghabis kan banyak waktu bersama Fitri. Kurang lebih 1 bulan lagi kelulusan akan tiba, itu artinya waktuku bersama Fitri hanya tinggal sedikit lagi.
Jika nanti Dia sudah aktif kuliah, mungkin kami akan sangat jarang ketemu..walaupun ketemu..
mungkin cuma beberapa kali dalam setahun..
Aku pasti akan merindukannya..
begitu pun Dia.
bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
mrs.cinta
kayak ada manis2 nya
2022-09-04
0
Rasnantara
sweet bnget
2021-12-23
1
Emma The@
Nyicil,nanti balik lagi ya kak...Salam kenal dari Cinta CEO untuk Gadis Butik,dan Gadis Penepat Janji
2021-12-04
1