Pagi ini Lia bangun dengan tubuh yang segar, pasalnya Andrew mengijinkan dirinya untuk ikut ke kantor. Meskipun hanya ijin sementara sebagai pegawai harian yang melakukan tugas ringan, Lia tidak perduli. Yang lebih penting adalah dia bisa bertemu dengan Briant.
Lia membuka lemari baju nya mencari pakaian yang pantas. Tetapi tidak ada satu pun yang cocok bagi nya. Semua hanyalah pakaian casual dan tidak ada satupun yang cocok untuk pergi ke kantor.
Seandainya Andrew tidak mengabari nya mendadak semalam, Lia masih punya waktu untuk membeli pakaian.
Akhirnya dia mengambil dress selutut berwarna putih pemberisn Diana dan ia kenakan.
Ingatan Lia melayang ke kamar yang dia tempati di mansion Jason. Terdapat berbagai macam pakaian dan model disana.
Dan seingat Lia terdapat beberapa model blazer disana.
Seandainya memiliki kantong ajaib Doraemon, pasti sudah dikeluarkannya pintu kemana saja dan masuk ke kamar itu mengambil baju yang dia perlukan. Hihi..hihi.. Jason pasti kebingungan melihat pakaian yang tiba-tiba hilang.
Eh! Kenapa harus teringat dengan lalat buah egois itu. Menyebalkan.
Lia mematut dirinya di depan kaca meja rias dan menutuskan untuk membiarkan rambutnya tergerai. Penampilannya saat itu sesungguhnya tidak cocok untuk ke kantor.
Akhirnya ia keluar juga dari kamar dan menuju ke ruang makan. Disana sudah berkumpul Andrew, Diana dan Conrad.
"Kakak, cakep gak?" tanya Lia sambil berputar-putar dihadapan Diana.
Diana melihatnya dan mengangguk.
"Aunty mau jalan-jalan?" tanya Conrad polos.
"Aunty mau kerja."
"Kerja?"
"Iya bantu-bantu di kantor daddy." ujar Lia bersemangat.
"Ow Conrad kira mau jalan-jalan. Bajunya bagus sih." celetukan Conrad membuat Lia menekuk bibir nya.
"Iya, aunty gak punya baju kerja." Rajuk Lia dengan suara memelas.
"Nanti, Briant akan membawamu berbelanja." Kata Andrew yang mengerti arah pembicaraan Lia.
"Wahhhh..... brother Andrew memang the best. Sudah tampan, kaya, baik hati lagiii.. cocok jadi calon kakak ipar ku." ujar Lia dengan bersemangat.
"Kok calon?" tanya Andrew heran sambil mengunyah roti panggang.
"Kan belum ada cincin berukiran nama brother di jari kakak." ujar Lia perlahan namun tajam.
Seketika Andrew terdiam. Dan Diana menendang kaki Lia dari bawah meja.
"Aow!" Lia meringis.
"Conrad juga tidak punya cincin yang ada tulisan mommy. Berarti Conrad bukan adik iparnya aunty ya?" tanya Conrad dengan polosnya.
Hahaha hahaha...
Perkataan Conrad membuat mereka tertawa.
"Pakai cincin atau tidak. Conrad adalah keponakan aunty tersayang." Lia mengecup pipi Conrad dan mengajak bocah itu untuk tost.
"Ayo berangkat." ajak Andrew yang sudah menyelesaikan sarapannya.
"Yeaaa brother sebentar," buru-buru Lia menghabiskan susu di gelas dan berjalan menghampiri Andrew.
"Kakak... aku berangkat yaaaa. Jangan rindukan aku, hahhaha."
"Jangan buat kekacauan!" Pesan Diana pada Lia yang hanya dibalas dengan sikap hormat.
*
*
Lia senang sekali karena kali ini dia ditempatkan Andrew bekerja di dekat Briant. Beruntung sekali sekretaris Briant yang bernama Raja adalah pemuda yang baik. Raja merupakan campuran keturunan India dan penduduk Miami.
Raja membantu Lia untuk memilah-milah laporan yang akan di pelajari oleh Andrew sebelum akhirnya ditandatangani oleh Andrew. Assistent sekretaris bukan hanya Lia di tempat itu, tetapi juga ada beberapa wanita cantik lainnya yang tampak sangat elegan.
Daro sudut tempatnya duduk yang berdampingan dengan Raja, Lia bisa melihat Briant dengan jelas.
Ruangan Briant bersebelahan dengan ruangan Andrew.
Di depan ke dua ruangan orang terpenting di perusahaan ini adalah tempat para sekretaris bekerja. Sekeretaris Andrew ada didekat ruangan Andrew demikian juga Briant.
Disudut tengah ruangan adalah ruang tamu. Sofa-sofa nyaman untuk para tamu yang datang dan tentunya tamu tersebut kebanyakan adalah executive dan CEO perusahaan lain yang hendak bekerja sama.
Bagian lain dari lantai no dua teratas ini adalah ruangan meeting mungil yang cukup berisi tiga puluh orang dan terdapat juga ruang pantry yang luas dan nyaman, dimana terdapat berbagai varian snack, minuman dingin dan panas, bahkan ada biscuits khusus untuk Andrew.
Lantai teratas adalah area luas dimana terdapat landasan helikopter dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menghirup udara segar, menghilangkan kepenatan dengan rutinitas pekerjaan.
"Raja, apakah Briant tidak pernah meminta minuman jika sedang di dalam ruangan?" tanya Lia dengan penasaran.
Dia baru saja selesai memisahkan berkas- berkas yang dibawa dari berbagai devisi. Dan Lia merasa bosan, karena tugas yang di berikan kepadanya terlalu mudah dan dengan cepat dia sudah bisa menyelesaikan.
"Boss Briant biasanya akan memanggil jika membutuhkan sesuatu." sahut Raja yang masih berkutat pada komputer di hadapannya.
Lia diam dan mulai mengetok-ngetok kan jari telunjuknya di meja. Matanya menoleh kesana kemari melihat raut wajah serius dari para karyawan. Dan Lia jadi penasaran bagaimana raut wajah Andrew jika bekerja, apakah seserius Briant.
"Raja, apakah tidak ada lagi yang harus aku lakukan?" tanya Lia.
Raja berpikir sejenak. Dia melihat berkas di hadapannya yang harus dia berikan pada Briant untuk dipelajari sebelum akhirnya di serahkan pada Andrew untuk keputusan final.
"Sebenarnya ini tugasku. Tapi, jika kau bosan kau bisa membawanya ke ruangan tuan Briant," Raja menunjukan berkas-berkas ditangannya.
"Aku saja." Lia segera berdiri dan membawa berkas tersebut ke ruangan Briant.
Dia merasa senang sekali karena akhirnya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Briant.
Tok. Tok. Tok.
Lia mengetuk pintu dan segera masuk begitu mendengar suara Briant mempersilahkannya.
"Hai brother Briant."
"Ada apa Lia?"
"Aku membawakanmu berkas yang harus kau pelajari." Lia berjalan menghampiri Briant dan meletakan berkas tersebut di sudut meja.
"Terimakasih," ujar Briant tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Lia masih berdiri di hadapan Briant.
"Apakah kau mau sesuatu? Mungkin minuman dan cemilan." tanya Lia lagi.
Briant menghentikan aktifitas nya di depan komputer kemudian menatap Lia.
"Pekerjaanmu sudah selesai?"
Lia mengangguk.
"Baiklah, bawakan aku segelas kopi dan jika kau bosan, kau bisa duduk disini menemaniku."
"Siap brother." Lia membalikan badan sambil memekik dalam hati. Yes!
"Raja, bagaimana cara membuat coffee untuk Briant?" tanya Lia dengan anthusias.
Raja mengalihkan pandangannya ke arah Lia dan tersenyum.
"Ayo aku ajarkan."
Lia mengikuti Briant menuju ke ruang pantry.
"Kalau tuan Briant lebih gampang. Kita hanya tinggal memencet tombol coffee latte ini dan beres sudah. Kalau tuan Andrew, harus mengunakan set teko ini dengan gula, cream dan half½ secara terpisah (sejenis cream cair)."
Kemudian Raja beralih ke arah tumpukan cookie.
"Nah, kalau tuan Andrew menyukai oatmeal cookies dan cinamon. Sedangkan tuan Briant biasanya cinamon cookies saja. Tapi dia jarang memakan cookiesnya." Raja menjelaskan dengan terperinci.
"Kalau tuan Andrew, sekretarisnya Patricia sudah menyiapkan setiap pagi."
"Ini coffee untuk tuan Briant sudah siap."
"Satu lagi buatku." Lia memencet tombol coffee latte pada mesin kopi kemudian meletakan di nampan yang sama.
"Raja aku bawa dulu ya, trimakasih."
Raja hanya mengelengkan kepala melihat keceriaan di wajah Lia. Ketika gadis itu datang di kantor bersama Andrew, awalnya dia mengira bahwa Lia adalah salah satu dari gadis yang dulu nya suka sekali mengekor pada Andrew. Setidaknya jika penilaian dia salah, gadis itu akan bekerja disisi Andrew.
Tapi kenyataannya justru membuat dirinya terkejut. Lia ditempatkan disisinya dan bekerja dibawah pengawasan Briant. Dan ternyata gadis itu sangat supel. Ramah, ceria dan sangat cekatan.
Di hari pertama bekerja pula, dia tidak malu menunjukan ketertarikannya pada Briant. Raja memang tidak bertanya pada Lia, apa hubungannya dengan Andrew. Karena sepintas ketika dia perhatikan, ia melihat kemiripan Lia dengan kekasih Andrew, miss Diana. Oleh karena itu Raja menyimpulkan jika Lia adalah kerabat Diana.
*
*
"Kau tidak makan siang?" tanya Briant pada Lia setelah menyeruput coffee yang dibawakan oleh Lia.
Jam sudah menunjukan pukul 11.30. Setengah jam lagi staff sekretaris akan bergiliran untuk makan siang. Dan bagi Lia yang baru pertama kali menginjakan kaki di kantor ini masih belum mengerti dimana dan bagaimana sistem mereka saat makan siang.
"Brother kapan makan siang? Apa bersamaan dengan brother Andrew?" tanya nya balik.
"Kami ada pertemuan makan siang dengan seorang klient pukul 12.30. Kau mungkin bisa mengikuti Raja atau Patricia untuk makan siang. Kartu identitas dirimu itu merupakan tanda pembayaran juga. Andrew sudah mengisi nya sebanyak $500," ujar Andrew menjelaskan.
"Ah, yang ini bukan?" Lia menunjukan kartu identitas dirinya.
"Benar."
"Jadi aku bisa beli apa saja kan dengan kartu ini."
"Apa saja yang ada di area kantor ini."
"Bagaimana dengan berbelanja pakaian nanti, brother Andrew mengatakan bahwa kau yang akan menemaniku," tanya Lia dengan mata berbinar.
"Iya. Kita akan berangkat pukul lima sore nanti."
"Trimakasih brother." Lia tersenyum dengan lebar.
Akhirnya Lia memiliki kesempatan untuk berduaan dengan Briant. Keinginan dirinya adalah mengenal lebih dekat dengan Briant. Selama ini pertemuan mereka selalu di recoki dengan persoalan Diana.
Dan kesempatan langka hari ini, Lia berharap tidak akan ada yang mengganggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
💓yin & yang💓
lia diperankan oleh PMY
2022-09-25
0
Pitria Muhammad
diana sa andrew kumpul kebo sampai hamil sekarang
2021-07-15
0
♈⛎♎ chann💫💫
jason...jason
2021-06-04
0