JASON POV.
Sudah hampir dua minggu aku tidak bertemu dengan Lia. Setelah gadis itu keluar dari rumah sakit akibat keracunan. Aku hanya sempat berkunjung sekali saja, karena selanjutnya aku disibukan dengan berbagai urusan pekerjaan yang membosankan dan menyita waktuku.
Entah sudah berapa kali aku mengendarai mobil ini dan lalu lalang di depan mansion Andrew. Aku mencari-cari alasan yang tepat jika hendak memasuki rumah itu agar Andrew tidak dapat menolakku.
Karena memang benar kesan awal antara aku dan Andrew memang tidak bagus. Aku sudah bisa mengalah akan Diana, karena memang kusadari hati wanita itu tertuju hanya untuk Andrew.
Sedangkan Lia? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan tentang gadis itu. Tetapi tidak bertemu dengannya selama dua minggu cukup membuatku tersiksa. Apa yang dilakukan dia, apakah dia sedang bermesraan dengan Briant? ****! Memikirkan hal itu membuatku mengumpat dan jengkel.
Sekali lagi aku memutar dan melewati mansion Andrew. Tunggu dulu, ada apa disana? Kenapa pengawal Andrew menyeret seorang pria dan melemparkannya begiu saja di jalanan dan gadis disampingnya. Hei... bukankankah itu Lia?
"kucing liar, kau habis membunuh orang?"
Sapaan pembukaku ketika aku berhenti di depannya.
"Jason." pekiknya dengan girang.
Ah mata bulat nya sangat lucu ketika terbelalak dan wajah cantiknya tersenyum lebar. Dia sungguh menggemaskan. Ah ada apa dengan diriku, bukannya aku lebih menyukai Diana.
Sesaat aku mengira dia bahagia karena bertemu denganku tapi detik selanjutnya aku sadar dia gembira karena membutuhkan bantuanku. HUH!
*
*
"Siapa dia kucing liar? Kau mencelakainya?"
Kalau bukan karena Lia adalah adik Diana yang meminta untuk mengangkut pria tak dikenal dengan tubuh babak belur, Jason tentunya malas mengotori jok mobil mewah miliknya dengan keringat dan darah pria yang tak dikenalnya itu.
"Sudah...kemudikan mobil mu dengan cepat jangan banyak bicara. Lihat jalan sana." ucap Lia dengan ketus.
"Memangnya aku supirmu, hey!" sahut Jason dengan ketus sambil mengerem mendadak membuat suara berdecit yang keras dan membuat tubuh Lia terdorong kedepan sebelum akhirnya punggung Lia membentur jok dengan keras.
Sementara pria dibelakang yang lemah hanya diam saja ketika tubuhnya terguncang. Untung saja Lia sudah memasangkan seatbelt pada tubuh pria yang babak belur itu.
"Aduh! Kau ingin membunuhku?" gerutu Lia kesal.
"Mungkin saja." Jason membiarkan kendaraannya dalam posisi diam.
"Ada apa, mobil mewahmu mogok?" tanya Lia polos tanpa perasaan.
"Dasar kucing cerewet kau menghinaku." dengus Jason kesal. Dia masih jengkel dengan kenyataan bahwa Lia hanya senang melihat dirinya karena membutuhkan pertolongan.
Sebenarnya Jason tidak keberatan menolong Lia tetapi melihat bagaimana Gadis itu bersusah payah menolong pria di belakang membuat Jason kesal.
"Ayo cepatlah, ada orang sekarat di mobilmu." desak Lia gemas.
"Bukan aku yang membuatnya begitu, kenapa aku yang harus repot?" sahut Jason cuek sambil merebahkan kepalanya di sandaran kursi dan melipat tangangan di belakang kepala.
Lia melihatnya dengan kesal. Kalau saja dia tidak butuh bantuan pria ini, akan dia maki habis-habisan lalat buah ini, bila perlu akan mengerok kulit pria ini agar semuanya merah.
Tapi dia melapangkan hatinya. Dia tersenyum manis (akting) dan berkata, "pria ini teman kakakku, kau tidak ingin tahu apa yang membuat dia babak belur begini?" pancing Lia dengan suara lembut.
"Apa yang membuat dia seperti itu?" Jason memandang Lia dari kaca spion.
Umpan dimakan!
Sorak hati Lia.
"Ayo jalankan mobilmu antar dia kerumah sakit. Nanti aku ceritakan." dengan suara lembut Lia berbicara (akting).
Jason termakan dengan rayuan Lia, mulai menjalankan mobilnya dan meluncur ke rumah sakit.
Kena kau! Dasar pria mesum, pakai nama kakak langsung jalan.
Gerutu Lia dalam hati.
Mobil yang dikendarai Jason tiba di ugd sebuah rumah sakit mewah terdekat.
Hanya dengan berhenti di lobby dan membuka pintu, perawat sudah datang dengan cekatan bersama dengan kursi roda dan membimbing pria babak belur itu ke dalam ruang ugd. Mereka tampak sangat ahli dan profesional.
Pemeriksaan berlanjut dan seperti seorang asisten, Jason yang mengurus berkas-berkas pendaftaran pria tersebut, juga membayar uang muka. Setelah selesai Jason menghampiri Lia yang menunggu hasil pemeriksaan Jason diruang tunggu.
"Aku sudah selesai mengerus pendaftaran pria tersebut." ucap Jason dengan bangga sambil menghempaskan tubuhnya duduk disisi Lia.
"Ooo." ucap Lia singkat tanpa menoleh dan masih memperhatikan perawat yang mengobati proa bernama Dylan. tampak banyak sekali memar disekujur tubuhnya hingga mereka memutuskan untuk merontgen.
Heh?! Kucing liar ini cuma bilang ooo? Dia bahkan tidak mengucapkan terimakasih.
"Kau tidak berterimakasih padaku?" sindir Jason.
Lia diam beberapa saat kemudian menoleh dan memandang wajah Jason dengan heran.
"Kenapa aku yang harus berterimakasih? Pria itu yang harusnya berterimakasih." Lia menunjuk pada ruangan dimana luka-luka Dylan sedang dibersihkan.
"Tapi bukannya kau yang memintaku untuk membawa kalian kemari."
"Kau juga mengantar karena pamrih." sahut Lia tidak mau kalah. Dia benar-benar tidak ingin berterimakasih pada Jason karena masih kesal dengan sikap Jason yang mengerem mendadak.
"Pamrih maksudmu?"
"Kan kamu ingin tahu kenapa pria ini dipukuli. Jadi, kamu melakukannya karena menginginkan informasi itu kan?" ucap Lia dengan sindirian.
Jason terdiam dan menggerutu dalam hatinya.
Sial hanya urusan terimakasih saja bisa panjang dan membuatku kesal.
"Dasar kau kucing liar." dengusnya kesal.
"Lalat buah!" balas Lia tak mau kalah
"Kucing liar!" balas Jason
"Pria mesum!"
Jengkel dengan olokan Lia yang terakhir, Jason dengan gemas segera duduk merapat ke Lia dan melingkarkan tangannya di leher gadis itu
"Hei, apa-apaan ini. Pria Mesum!" suara Lia setengah meninggi sambil berusaha melepaskan tangan Jason dari lehernya. Bukannya lepas Jason malah mengaitkan tangan satunya juga sehingga mengunci bagain bahu keatas Lia.
"Kau bilang aku pria mesum, jadi aku tidak akan tanggung-tanggung lagi." bisik Jason mengancam di telinga Lia.
"Ihhh... apaan sih. Lepaskan gak?" tanya Lia dengan nada mengancam.
"Tidak sebelum kau menarik kata-katamu!" ucap Jason santai.
"Lepasin tidak?" Lia bertanya lagi dengan nada mengancam kali ini.
"Minta maaf dulu." ucap Jason dengan santai
"Yakin tidak mau ngelepasin?" Lia bertanya dengan nada sedikit tinggi
"Memohonlah." ucap Jason dengan terkekeh penuh percaya diri.
"Kau yang akan memohon padaku." ucap Lia dengan seringai licik di wajah yang sayangnya tidak terlihat oleh Jason.
Dengan sekali gerakan dari Lia saja mampu membuat Jason memekik keras. Teriakan Jason membuat para perawat menoleh, awalnya mereka tertegun sebelum akhirnya menahan senyum sambil bergosip
"Kucing liar, lepaskan!" bentak Jason sambil meringis.
Lia ternyata menggigit pergelangan tangan Jason cukup keras tanpa mau melepaskan. Dengan kekuatan Jason dia bisa saja menghentakan gadis itu sehingga dia terlempar. Tapi tetap saja Jason memilih untuk mengancamnya.
"Aku cium kau jika tidak melepaskannya!" ujar Jason sambil mendekatkan bibirnya kearah wajah Lia.
Ancaman berhasil, seketika Lia melepaskan gigitannya sambi menyeringai. Tampak sedikit darah Jason tertinggal di bibirnya.
"Dasar kau kucing Liar. Belajar tata krama pada kakakmu!" ucap Jason dengan kesal karena jejak gigi Lia yang menancap dalam di tangannya.
Dengan kesal Jason meminta seorang perawat untuk mengobatinya.
"Dia yang bayar!" ucap Jason ketus.
"Utang dulu!" sahut Lia cuek.
Jason menyeringai. Dia melihat Lia yang hanya mengenakan kaos crop kebesaran dan celana pendek serta slipper rumah.
Rencana jahat sudah hinggap di otaknya.
"Kekasih anda tuan, kalian tampak serasi dan menggemaskan." ujar seorang perawat wanita setengah baya.
"Mana mau aku dengan kucing liar seperti dia." ucap Jason dengan sinis.
"Kau pikir aku berselera denganmu, pria mesum." Lia melengos dan mendekati ruang dimana pria itu dirawat.
*
*
Jason POV
Hari ku menjadi menyenangkan dengan kehadiran dia. Meskipun tanganku menjadi korban gigitannya tak urung aku mencium bekas gigitannya di tanganku sebelum perawat tersebut menorehkan obat.
Hemm.. gadis itu sanggup membuatku semakin tertantang dan sekali lagi aku berencana akan mengerjai dia habis-habisan.
Dia masuk kedalam kamar pria babak belur itu dan berbicara dengan serius. Dengan sengaja aku menguping perkataan mereka.
Dylan, pria bodoh yang sok menjadi pahlawan itu ternyata juga sudah lama mencintai Diana.
Andrew ternyata punya saingan lain, hahaha hahaha.
Sayangnya pria itu terlalu bodoh. Tanpa uang dan kekuasaan bagaimana bisa dia menyelamatkan Diana dari tangan Rachel.
Bodoh!
Kalau Diana mau lepas dari Andrew, aku tentunya yang lebih bisa menolong dia daripada pria bodoh seperti itu. Mengakui anak itu milikku tentunya lebih terjamin daripada menjadi milik pria bodoh itu.
Aku mendengar bagaimana Lia merasa kecewa dengan pria yang dia anggap teman baik kakaknya. Kata-kata gadis itu ketus tetapi memang benar adanya. Beruntung masih ada Lia yang berbaik hati menolongmu pria bodoh, jika tidak kau bisa benar-benar sekarat.
*
Lia keluar dari ruangan Dylan dengan wajah yang masam. Gadis itu melihat jika tangan Jason sudah di plaster dengan rapi.
"Ayo Jason antarkan aku pulang." ajak Lia dan berjalan mendahului Jason menuju mobil pria itu. Jason memencet remote mobil untuk membuka mobil yang terkunci.
Lia masuk, duduk didepan disamping Jason. Gadis itu tetap diam saja hanyut dalam pikirannya. Dan tidak memperhatikan Jason yang sedang mengendarai mobil.
Mobil Jason melaju menembus jalanan. Pria itu bahkan tahu diri dengan tidak banyak bertanya terlebih lagi mengganggu Lia. Dia membiarkan gadis itu hanyut dengan pikirannya.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Tentang bagaimana Dylan babak belur bisa di baca di novel HIDUPKU BERSAMA CEO episode 100.
Trimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Neninuryani
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
2022-10-08
1
Yunita Aulia Mauliani
btw namanya sama kaya aku LIA😂
2021-06-14
0
Zaitun
duh dilaan kasian
2021-05-28
0