48 Months Agreement With CEO
...💗🌟💗🌟💗🌟💗🌟💗...
"Kau ingin menikah?"
"Tentu saja semua wanita ingin menikah, tulalitttt. Semua wanita ingin bahagia dengan pria yang dia cintai dan mencintai dirinya, tulalitttt." Rancau Lia sambil menunjuk-nunjuk dada Jason dengan telunjuknya.
"Kalau begitu, ayo kita menikah." Ujar Jason datar.
"Hoii... hahhahah... semua pria melamar itu harus romantis, berlutut dibawah kaki sang wanita sambil membawa cincin tunangan. Bukan kaya kamu begini, tu-la-lit." Lia berbicara dengan merancau.
"Bukannya ini mendadak. Aku tidak mempersiapkan semuanya." Sahut Jason datar sambil menegak brandi di tangannya.
"Lagian siapa yang mau menikah denganmu."
"Kenapa tidak. Apa kau takut?" Tantang Jason.
"Takut? Denganmu? Hahahhaha." Lia tertawa mengejek.
"Kalau begitu, ayo kita menikah. Cukup empat puluh delapan bulan saja. Setelah itu kau yang memutuskan, apakah tetap dalam pelukanku atau berlari bebas seperti kucing liar." Ucap Jason dengan bersungguh-sungguh sambil menatap tajam pada Lia yang kacau.
"Siapa takut! Asal lau memberiku empat puluh delapan juta dolar ketika kita bercerai." Ujar Lia dengan tertawa kecil.
"Deal." Sahut Jason cepat.
Jason memanggil pengawalnya dan meminta sebuah kertas dengan materai.
"Apa itu?" Tanya Lia.
"Surat perjanjian. Agar kau tidak melanggar kesepakatan kita."
"Awas kau yang melanggar ya. Ingat Empat puluh delapan juta dolar." Ujar Lia mengejek.
Empat puluh delapan juta dolar kalau di kurskan mungkin lebih dari 672.000.000.000 milyar. Dan pikiran Lia yang setengah mabuk merasa bahagia membayangkan uang besar yang akan dia peroleh. Uang sebegitu besarnya dia bisa mendirikan sebuah hotel, boutiq, restaurant dengan nama LIA. Pasti keren.
"Tentu saja."
"Sini aku saja yang menulis perjanjiannya. Aku tidak bisa percaya kepadamu."
Lia menarik kertas dari tangan Jason dan mulai menulis. Uang sebesar itu dia tidak akan membiarkan Jason menipunya
...💗💗💗...
Namaku Jason Madison. Aku adalah anak sah pertama yang di miliki pasangan Daren Madison dan Laura Collins. Ayah ku adalah anak tunggal dari pengusaha pengolahan minyak dunia, dimana negara-negara kecil terutama Asia, akan mengirimkan minyak mentah yang baru saja mereka bor untuk di olah menjadi bensin.
Bisnis yang dijalani secara turun temurun ini, menjadikan keluarga Madison sebagai keluarga terpandang, yang bahkan ditakuti oleh billioneir dan politikus dunia.
Semenjak bisnis ini di kuasai oleh Daren Madison ayahku, dia juga merambah pada bisnis tambang baru bara dan nikel. Yang tentunya membuatku sering mengikutinya melakukan perjalanan keliling Asia.
Sedangkan ibu ku memiliki warisan jajaran hotel-hotel ternama. Dia melakukan bisnisnya sebagai penanam saham di semua hotel ternama dengan jaringan mendunia.
Aku memiliki seorang adik perempuan yang berusia tiga tahun lebih mudah dariku, bernama Laurent Madison. Beruntuntung sekali nasib Laurent tidak sama sepertiku, dia bisa mengenyam pendidikan di sekolah normal dan memiliki banyak teman.
Sedangkan diriku, aku hanya merasakan nikmatnya bersekolah hingga elementary school, karena begitu memasuki grade 7, aku mengikuti ayah keliling dunia bersama seorang tuthor.
Aku bukan satu-satunya anak laki-laki dari Daren Madison. Pria itu mempunyai anak laki-laki lain dari istri simpanannya. Wanita cantik berdarah latin mantan sekretarisnya itu, berhasil memikat hati ayahku dan selalu mengikutinya dalam bisnis keliling dunia.
Semenjak mengandung Daniel anak hasil hubungan gelapnya dengan ayahku, wanita itu Camila Lopez, tinggal dengan nyamannya di New York.
Saat ini usiaku adalah dua puluh tujuh tahun enam bulan. Dan, mereka akan memperkenalkan diriku sebagai seorang pewaris sah dari seluruh kerajaan bisnis keluarga Madison, tepat di ulang tahunku yang ke tiga puluh.
Saat itu lah, tradisi kembali muncul sebagai syarat menjadi pewaris. Tradisi yang mengikuti keluarga Madison turun temurun. Aku harus menikah dan memiliki keturunan sebelum berusia tiga puluh tahun, seorang pasangan yang akan mengukuhkan tahtaku.
Puluhan wanita sudah di perkenalkan padaku. Tentu saja semua wanita kalangan atas, kalangan pengusaha maupun anak politikus berlomba-lomba menarik perhatianku. Ratusan foto dikirim melalui email, membuatku muak dengan kencan buta dan pernikahan bisnis ini.
"Nikahi wanita yang tepat untuk mendukung kekuatan mu menjadi raja dunia."
Itu adalah pesan dari leluhur, yang secara turun temurun telah dibisikan pada telinga kami. Pernikahan bisnis kalangan bilionier bukanlah hal yang aneh, karena begitulah adanya. Pernikahan yang diadakan untuk mengawinkan dua perusahaan besar untuk mengukuhkan kerajaan bisnis mereka.
Tapi sayang sekali, jiwa pemberontakku muncul, aku tidak menginginkan pernikahan bisnis ini. Sudah puluhan hasil pernikahan bisnis yang aku lihat, termasuk keluargaku. Mereka tidak bahagia, Ibu ku harus menderita dan kesepian karena cinta ayah hanya untuk Camila, wanita simpananya. Aku hanya menginginkan satu wanita baik yang mendukungku, tanpa unsur kepentingan.
Waktuku tidak banyak lagi, karena jika aku terlambat, maka anak haram itu lah yang akan mendapatkan kesempatan. Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak rela anak haram itu yang mengendalikan perusahaan Madison.
Mandat ini membawa ingatanku pada Diana, gadis yang pernah membuatku penasaran tiga tahun yang lalu. Tapi sayang sekali, perlu waktu tiga tahun bagiku untuk dapat menemukan dirinya. Dan, aku terlambat. Gadis itu telah dimiliki pria lain.
Haruskah aku merebutnya dan menjadikan wanita itu milikku?
Hanya wanita itu yang awalnya aku pikir paling pantas mendampingiku.
Wanita cantik dan polos yang aku inginkan untuk selalu menemaniku, mendampingiku dan memberiku kelegaan batin disaat pikiranku gundah.
Tapi, pertemuanku dengan Lia Oktavia membuatku berubah pikiran. Gadis cantik dengan karakter yang lebih kuat dan tidak mudah terintimidasi. Pantaskah dia menjadi pendampingiku untuk menguasai dunia? Maukah dia mendampingiku dan memberiku anak, penerus kerjaan bisnis Madison. Taruhan yang sangat sukar diantara perjuanganku untuk menjadi pewaris dan menaklukan hatinya.
...🌟🌟🌟🌟🌟...
Empat Bulan Sebelum Perjanjian penikahan.
Jason dengan terkekeh berjalan keluar dari ruang kamar inap VVIP, setelah mengunjungi Diana dan membuat sedikit kekacauan pada Andrew. Dia berjalan di lorong dengan santai diikuti oleh seorang pengawal berkulit hitam yang gagah.
Para perawat rumah sakit serentak menghentikan aktifitas mereka selama beberapa saat memandang Jason dengan wajah terpesona. Tuan muda yang tampan, penuh khariswa dengan senyum terukir di wajahnya bagaikan magnet yang mengundang setiap pasang mata melekat tertuju hanya kepadanya.
Sambil berjalan menuju lift, pikiran Jason melayang kepada wajah Andrew yang dongkol dan ingin mencekik diri nya. Bagaimana tidak, dia dengan santainya mengakui anak wanita yang baru dia temui sebagai miliknya.
Jason tidak perduli. Tiga tahun dia dibuat penasaran dengan keberadaan wanita yang menabraknya di club malam. Tentu saja dia penasaran, karena wajah cantik yang polos itu dengan jelas menolak dirinya dan tidak terpikat dengan ketampanan nya saat itu.
Setelah tiga tahun pada kesempatan yang tidak dia sangka akhirnya dewi fortuna mempertemukan dirinya dengan Diana, meskipun ternyata wanita itu sudah memilih pria lain. Pria yang sama yang telah merebut Diana dari genggaman Jason di club malam VVIP Grand Cayman.
Pintu Lift terbuka. TING! Jason masih dengan angkuhnya berdiri di depan pintu lift sementara pikirannya tetap menerawang pada Diana, meskipun pandangannya tertuju lurus ke arah lift.
Jason tidak menyadari keberadaan seorang wanita muda Asia di dalam lift yang memandangnya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, pria ini berdiri di tengah lift dengan sombongnya, dia tidak berniat masuk maupun keluar dari lift.
Jason diam bagaikan patung. Pria itu pikirannya sedang melayang, menyesali kejadian saat di club tiga tahun lalu, seharusnya dia tidak membiarkan Diana pergi bersama Andrew. Jika tidak, wanita itu pasti menjadi miliknya saat ini.
Sementara gadis di dalam lift itu sudah bergeser dan memberi kesempatan pada Jason untuk masuk terlebih dahulu ke dalam lift, tetapi Jason yang masih melamun hanya diam terpaku. Badannya yang tinggi besar benar-benar mengusai jalan keluar dan masuk.
Gadis itu masih menatapnya dengan jengkel dan sudah hendak menyemprotkan kalimat amarah pada Jason, saat itu lah tiba-tiba pintu lift menutup kembali. Dan karena kedua nya sama-sama tertegun dengan emosi mereka masing-masing, tidak ada satupun yang berusaha mengulurkan tangan untuk menahan pintu lift agar tidak tertutup.
Dengan jengkel gadis itu menekan tombol buka agar lift tersebut tidak membawanya kembali ke lantai bawah.
Ketika pintu lift itu terbuka, pria tersebut masih saja berdiri bagaikan patung di depannya.
"Hey kamu, kalau tidak mau masuk kedalam lift, minggir sana aku mau keluar!" bentak Lia dengan kasar.
Bagaimana tidak, dia baru saja merasakan jarak jauh, lebih dari tiga puluh jam perjalanan dari Indonesia ke Miami. Belum lagi orang yang ditugaskan menjemput dirinya mengalami kecelakaan sehingga membuat dirinya bagaikan gelandangan di dalam air port.
Setelah sekian lamanya, dia memutuskan untuk menggunakan taxi yang membuatnya harus merogoh kocek sebesar Enam puluh dolar. Sekarang harus dipertemukan dengan pria menjengkelkan yang membuatnya terkurung di dalam lift.
Jason yang sebelumnya melamun, tersentak mendengar seorang gadis membentaknya. Dengan mata tajam dia melaser gadis tersebut dari atas sampai kebawah. Agak cantik meskipun tampak kumal.
"Hey tuan, minggir aku mau keluar!" bentaknya lagi dengan jengkel.
Gadis itu tampak kelelahan dengan koper besar di tangan kanannya dan tas kecil di bahu kirinya. Tas kecil itu bermerk Luis Vouiton. Ah, pasti kw tebak Jason sambil memindai sosok gadis dihadapannya.
Coba dipikir orang waras mana yang akan membawa koper besar ke dalam rumah sakit. Tempat ini bukan hotel, meskipun ada hotel disediakan di lantai atas untuk keluarga pasien yang hendak menginap.
Tapi jikalau dia memang hendak menginap kenapa juga harus masuk ke lorong VVIP ini.
Ah, gadis ini pasti pelayan orang kaya yang tersesat. Dasar bodoh! Apa dia tidak bisa bersikap hormat. Tidak kah dia bisa melihat kalau orang dihadapannya ini adalah seorang tuan besar. Dari penampilan saja semua orang pasti bisa menilai siapa dirinya. Pikir Jason dalam hati setelah menandai gadis dihadapannya.
Sementara gadis itu masih saja melotot ke arah Jason yang tidak juga memberinya jalan. Badannya sudah remuk, kulit wajahnya terasa berminyak. Yang dia inginkan adalah segera mandi dan berbaring, tapi bule satu ini malah bengong dihadapanya.
Srekkkk... kembali pintu lift tertutup. Gadis itu dengan jengkelnya berusaha menekan tombol terbuka, tapi sia-sia saja karena seseorang di lantai atas sudah menekan tombol terlebih dahulu hingga lift itu pun akhirnya tertutup sempurna dan mengangkatnya ke lantai atas.
AAAARRRRGGGGHHHHHHH!!!!!!
Jason mendengar teriakan marah dari gadis tersebut ketika lift itu mengangkatnya pergi.
Sontak saat itu juga Jason tertawa terbahak-bahak. Setelah kepuasan membuat Andrew marah dengan sikap jahilnya, dia menemukan hal lucu lainnya.
Bisa dibayangkan bagaimana gadis itu marah-marah di dalam lift dan bisa dipastikan semua rangkaian kata indah, dengan nada marah telah ditujukan untuk dirinya.
"Kau dengar itu Frans? Hahahhaha dia pasti mengumpatku saat ini. Aku ingin mendengar keberaniannya mengumpatku kalau dia berhadapan langsung nanti." ujar Jason yang merasa tertantang dengan temuan baru nya.
Pengawal berkulit gelap yang tampan dan gagah itu hanya membalas perkataan Jason dengan senyum kecil. Dia sedikit heran karena tuannya bisa tertawa lepas seperti itu hanya karena seorang wanita yang berpenampilan lusuh dan tampak sangat lelah sedang membentak dirinya.
Tidak ada seorang pun yang berani bersikap kasar pada tuan muda Jason. Semenjak kecil Jason dilahirkan dari keluarga terpandang. Sendok emas sudah menemani hidupnya. Meskipun begitu keluarga yang menempati sepuluh besar orang terkaya dan berpengaruh di dunia itu sudah mendidik anak-anak mereka sedari dini dengan mental pembisnis juga pembunuh.
Pintu lift akhirnya kembali terbuka dan gadis itu kali ini tidak perduli lagi dengan pria dihadapannya. Masih pria yang sama dengan sikap yang sama menatap dirinya dengan tajam. Pria menjengkelkan! Tidak tahu diri! Tidak punya sopan santun! Pria egois! Dia harus diberi pelajaran.
Kali ini tidak ada lagi sikap sopan santun dan pandangan yang lelah. Sinar mata gadis itu sudah menunjukan kilatan permusuhan meskipun dia tidak menyadari jika pria dihadapannya adalah Raja Hutan dengan bodyguardnya seekor Beruang hitam besar.
Dengan mantap gadis itu berjalan keluar dari lift, tanpa memperdulikan Jason yang masih berdiri bagaikan patung tepat di depan pintu lift. Dia menabrak pria dihadapnnya dengan kasar dan membiarkan roda koper yang di tarik melindas diatas kaki yang dibalut sepatu bermerk mahal tersebut.
Tindakan gadis itu mampu membuat badan Jason menjadi sedikit oleng, belum lagi koper besar yang berat dan di paksa dengan kasar melewati dirinya. Menginjak kakinya dan melindas sepatu branded miliknya dengan roda koper yang kotor.
Jason tidak menyangka wanita kecil dan tampak lemah itu memiliki kekuatan yang mampu mendorong tubuh tegapnya kesamping. Disaat Jason sedikit terhuyung kesamping dan meringis kesakitan, Frans hendak maju menggertak gadis tersebut tetapi tanda dari tangan Jason menghentikannya.
"Hei! Lihat-lihat kalau jalan!" bentak Jason sambil menarik tangan kecil gadis itu yang sekita terhuyung kearahnya.
"Apaan sih kamu!" bentak gadis itu balik. Sambil menepis tangan Jason dia bergumam, "pria kasar."
"Apa katamu, aku pria kasar? Lihat apa yang kau lakukan pada sepatuku." Jason mengangkat kakinya kearah gadis itu dan memperlihatkan noda kotor akibat lindasan rodak koper milik nya.
Gadis itu tersenyum tertahan. Dia sebenarnya hendak tertawa terbahak-bahak jika tidak mengingat kalau saat ini dia tidak berada dirumah sakit.
"Ah, segitu saja sudah mengeluh badan saja yang besar." olok gadis itu dengan sinis.
"Apa katamu. Tidakkah kau lihat roda koper jelekmu telah merusak sepatuku." balas Jason dengan sengit.
"Siapa suruh kamu berdiri seperti patung di depan pintu lift. Ini jalan umum tau." Jawabnya balik dengan berani.
"Ini memang jalan umum, tapi kau seorang wanita apakah tidak tahu etikat berjalan tanpa menyakiti orang lain. Setidaknya ucapkan kata permisi."
"Dan kau juga kenapa harus mematung di depan lift, heh!" balasnya berani seraya pergi meninggalkan Jason dengan cuek.
"Kau tahu tuan besar yang sok, telingamu itu harus dibersihkan, aku kan tadi sudah bilang untuk minggir, kenapa juga masih mematung di depan lift." sanggah gadis itu yang kemudian berlalu meninggalkan Jason begitu saja.
Jason tertantang. Dia berjalan cepat mengejar gadis itu dan menarik tangannya kembali dengan keras sehingga gadis itu terhuyung dan membentur dirinya sementara kopernya terlepas dan menggelinding ke arah lain.
"Hey! Pria kasar! Sakit tau!" bentak gadis itu dengan marah. Setelah lelah seharian belum lagi jetleg yang saat ini dia alami, pria dihadapannya benar-benar kasar dan menyulut emosi nya.
Tidak ada lagi tampang manis dan cantik yang selalu ceria dan penuh sopan santun di wajahnya. Saat ini expressi gadis itu bagaikan singa betina kelaparan yang siap menerkam dan menghabisi mangsanya.
"Kau harus minta maaf kepadaku terlebih dahulu." ujar Jason tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tangan gadis itu.
"Kenapa aku harus minta maaf, bukannya kau yang harusnya meminta maaf."
"Kau sudah menyakitiku."
"Kau juga sudah menyakitiku. Lihat tanganku merah, ahhhh... sakittttt. Kau mencengkeramku dengan keras. Awas aku akan mengadukanmu atas pelecehan dan kekerasan. Rumah sakit ini pasti memiliki cctv sebagai bukti tindak kekerasanmu padaku." ucap gadis itu panjang lebar tanpa rasa takut.
Mungkin dia benar-benar tidak menyadari siapa pria dihadapan nya. Dengan mudahnya dia dapat memerintahkan orang untuk menghapus rekaman cctv atau tindakan ekstreem, dia bisa membayar pengacara dan membuat gadis ini mendekam di penjara selama sepuluh tahun hanya karena melindas sepatu mahalnya dengan roda koper.
Jason masih hendak bermain-main dengan gadis ini ketika seorang pria dengan pakaian seragam pengawal Andrew menghampiri mereka.
"Nona Lia, anda tidak apa-apa. Maaf rekan kami gagal menjemput anda." ujar pengawal tersebut dengan sopan.
"Pria ini menggangguku. Lihat apa yang dilakukan dia." Lia merasa senang dengan kehadiran seseorang yang tak kalau tegapnya dengan Jason menghampirinya.
Hampir saja dia menyerah dan mengeluarkan kalimat maaf, karena jujur saja dia sedikir meringis melihat tatapan tajam Frans. Pria itu lebih tampak mengerikan dari pada Jason, hitam, tinggi besar dan berwajah datar. elum lagi dengan sikap arogant dan kasar Jason, yang membuatnya lelah.
"Tuan Jason, maafkan nona kami. Dia pasti saat ini merasa lelah karena baru saja menempuh perjalanan panjang dari Indonesia." ujar pengawal Andrew dengan sopan.
Jason mendengar penjelasan pengawal itu mulai menyadari, jika wanita yang dia ajak beradu mulut ini pasti adalah saudari dari Diana. Akhirnya, Jason melepaskan tangan Lia dan menerima permintaan maaf pengawal tersebut.
"Beruntung dia mewakili dirimu meminta maaf padaku. Jika tidak aku akan membuatmu meminta maaf dan berlutut membersihkan sepatu ini." ujar Jason dengan sinis sambil menunjuk pada sepatunya yang kilaunya sebagian menghilang berganti dengan tindasan roda.
"Heh, makanya lain kali jadi orang jangan bengong dan senyum-senyum sendiri di jalan. Disangka orang baru keluar dari rumah sakit jiwa baru terasa nyinyir kau," ucap Lia dengan bahasa Indonesia medoknya yang tidak dapat dimegerti oleh Jason.
Gadis itu dengan cuek berlalu meninggalkan Jason dan membiarkan pengawal Andrew berpamitan dengan Jason juga membawa kopernya.
Jason menyeringai, "kucing liar lihat apa yang akan kau perbuat besuk ketika tahu aku mengenal saudaramu. Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja."
Jason terkekeh di dalam lift. Dia masih tidak bisa berhenti menertawakan wajah Lia yang marah dan membentak dirinya.
"Kau lihat Frans, bagaimana aku akan mengerjai kucing liar itu." ucap Jason serius sementara Frans hanya bersikap datar mendengar perkataan tuannya.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Jangan lupa kasih rate bintang lima🌟🌟🌟🌟🌟dan like ya atau kalau kalian tidak suka ceritanya bisa ditinggalkan saja, tanpa memberikan penilaian/ rate.
Setidaknya itu salah satu usaha kalian menghargai kerja keras seorang author.
Author enggak baper kok...
Hanya memohon dukungan dan semangat untuk menghadirkan karya yang bisa dinikmati semua nya.
Terimakasihhhh...
🌟🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Irra Ajahh
uluh2 aku udh bca bbrpa kali
2023-09-22
0
Angelina Karin
jd nya si jason yg g pamtas buat diana
mknya g jodoh Hehehehe
2023-03-14
0
💓yin & yang💓
aku kemari setelah membaca kisah daniel duluan😄
2022-09-24
0