Ini merupakan kisah sequel dari novel
HIDUPKU BERSAMA CEO
Ada beberapa part dari cerita ini yang berada di dalam kisah HIDUPKU BERSAMA CEO.
Disarankan untuk membaca kisah
ANDREW & DIANA di novel
HIDUPKU BERSAMA CEO terlebih dahulu agar tidak bingung dengan beberapa part di novel ini.
OH ya, jangan luoa dukung karya receh ini ya. Bantu share di IG, FB atau WA kalian.
Dan pastinya jangan lupa Rate bintang lima, like, coment dan VOTE.
Terimakasih & Selamat membaca.
LOVE YOU ALL 💗
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Bias sinar mentari muncul malu-malu diufuk timur. Sementara sinar bulan sabit masih dengan enggan bergulir meninggalkan permukaan bumi. Bumi terlihat indah di saat pertukaran kekuasaan antara malam dan pagi. Embun pagi yang menetes didedaunan memberi kesegaran dan sensasi tersendiri.
Lia bangun dari tidurnya pagi-pagi sekali. Setelah sujud berdoa pagi dia melirik kearah jendela dan menemukan pemandangan pagi yang indah. Tentu saja, hal itu menggelitik hatinya untuk turun ke bawah dan melihat pemandangan indah canal lautan.
"Jason... Jasonnnn ayo bangun. Jangan tidur saja. Nanti aku ganti julukanmu jadi pangeran tidur loh ya."
Lia mengguncang baju Jason perlahan.
"Dasar kebo, angel tenan ditangeni." (dasar kerbau, susah sekali dibanguni) dengan jengkel Lia memukul lengan Jason lebih keras.
"Tangi kebo, tangiiii wes isuk." teriaknya didekat telinga Jason (Bangun kerbau, bangun sudah pagi).
"Apaan sih berisik banget." Jason mengerjapkan matanya dengan malas.
"Ditimbali kebo langsung tangi. Ditimbali pangeran ora gelem tangi." Lia terkekeh ( dipanggil kerbau langsung bangun, dipanggil pangeran masih molor saja),
"Bicara apa kamu?" tanya Jason sambil menaikan selimut sampai keleher.
"Ayooo bangun. Sudah pagi. Aku ingin turun melihat suasana pagi di bawah. Pasti indah." ajak Lia dengan bersemangat.
"Turun sendiri saja. Aku masih mengantuk." ucap Jason dengan malas.
Lia menarik paksa selimut Jason, "ayoooo."
"Tidak mau!" balas Jason dengan tegas.
"Dasar Kebo. Ya sudah aku turun sendiri." dengan kesal Lia akhirnya turun dari lantai atas menuju ke belakang rumah dimana dock speedboot bersandar. Sebenarnya dia bisa turun sendiri tanpa harus mengajak Jason, tapi mengingat kejadian semalam ada pelayan wanita yang mengetuk pintu kamar membuatnya sedikit merinding, apalagi cahaya matahari belum benar-benar muncul.
Lia bersorak girang ketika sampai di halaman belakang dan duduk dibangku menikmati pemandangan pagi yang indah diantara lautan canal yang tenang. Udara lautan terasa segar sekali. Sinar mentari mulai bermunculan memberikan efek boas keemasan di langit.
"Seandainya kakak ada disini pasti menyenangkan. Bahkan aku belum sempat menjelajahi rumah brother Andrew tetapi sudah mengobrak-abrik rumah lalat buah."
gumam Lia sendiri.
Dia mengeratkan ikatan pada bathrobe ketika dirasakan hawa dingin menyeruak masuk. Baru disadarinya kalau dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun dibalik bathrobe. "Aku harus mengeringkan baju ku, jika tidak, bagaimana bisa pulang nanti."
Lia masuk kembali ke dalam rumah dan naik kelantai atas kedalam kamar, dia mengambil pakaiannya yang masih basah.
"Dasar kebo belum bangun juga." Gerutu Lia sambil melewati Jason yang masih meringkuk di kasur.
Lia turun dan mulai mencari mesin pengering baju. Disaat sibuk hendak mengeringkan baju seseorang datang dan menyapanya.
"Selamat pagi nona, biar saya yang melakukannya."
Lia menoleh dan terkejut melihat seorang pelayan wanita tersenyum padanya. Pelayan yang sama yang muncul didepan pintu kamarnya semalam, setengah tua dan berkulit sangat pucat.
"Jangan terkejut nona. Sarapan akan segera saya siapkan apabila anda merasa lapar." kata wanita tersebut sambil tersenyum ramah.
Lia menjulurkan telunjuk tangannya dan menyentuh pundak wanita yang sedikit lebih pendek dari dirinya. Tul. Terasa daging. Tul.tul.tul.
"Ada apa nona?" tanya pelayan wanita itu heran.
"Ah tidak...tidak ada apa-apa." jawab Lia cepat sambil menyeringai lebar. Ternyata sosok wanita ini nyata, jadi semalam Jason mengerjainya dengan mengatakan kalau tidak ada pelayan dirumahnya.
"Tolong bantu aku mencuci keringkan baju ini ya. Terimakasih banyak." ucap lia dengan ramah.
"Oh iya, kenalkan aku Lia, siapa namamu?"
"Panggil saya Ruth, nona." jawab pelayan itu dengan hormat. Matanya memandang setengah menyelidik pada gadis muda dihadapannya. Gadis yang sangat sopan berbeda dengan gadis-gadis di lingkungan ini.
"Okey bibi Ruth terimakasih."
"Awas kau Jason." geram Lia sambil berlari menuju ke kamar dan mulai membuat keributan. Dia berteriak pura-pura ketakutan sehingga membuat Jason langsung berdiri dari tidurnya.
"Jasonnnnn..... tolong... itu... itu..." Lia bertingkah ketakutan.
"Ada apa... ada apa?" Jason bangun dari tidurnya dengan terkejut akibat suara teriakan Lia yang ketakutan.
Lia mencengkeram tangan Jason keras-keras.
"Kau tahu wanita semalam yang aku katakan? Dia muncul lagi. Aku takutttt."
"Ah kirain ada apa." Jason kembali naik keatas tempat tidur.
"Bangun.. tolong, pakaianku masih dibawa. Aku takutttt." bujuk Lia dengan bersungguh-sungguh.
"Aduh... tidak ada apa-apa dibawah."
"Adaaa aku melihat wanita itu lagi menyeringai dan wajahnya itu putih pucat." ucap Lia menceritakan apa yang dia lihat di lantai bawah.
"Kau berisik sekali kucing liar." meskipun menggerutu Jason akhirnya mau ikut turun dari kasurnya mengikuti tarikan tangan Lia.
Sesampainya dibawah Ruth tersenyum kepada mereka dan menggangguk hormat.
"Itu lihattt!" Lia menunjuk pada Ruth.
"Tidak ada siapa-siapa." Jason bersikukuh bahwa tidak ada orang lain disana.
"Kau yakin tidak melihatnya?" tanya Lia heran.
"Benar tidak ada siapapun. Apakah kau melihat seseorang?" tanya Jason dengan wajah serius mencoba menakuti Lia.
Lia berjalan menghampiri Ruth dan menggandengnya mendekati Jason. Kemudian Lia mengangkat tangan Ruth dan menamparkannya ke wajah Jason.
Plak!!!
"Beraninya kau menamparku wanita tua!" bentak Jason dengan marah.
"Maaf tuan muda... maaf bukan saya." Ruth tampak takut dan kebingungan.
"Katanya tidak ada siapa-siapa disini." Lia mencibir kemudian menggandeng pelayan wanita yang kebingungan itu menjauh dari Jason yang jengkel karena kembali kalah telak.
Jason lalu mengekor mengikuti Lia sambil tetap merasa jengkel karena gadis itu berhasil membalikan keadaan. Dia mengusap pipi nya yang sebenarnya tidak seberapa sakit.
Lia asyik menikmati makan pagi nya tanpa menghiraukan Jason yang duduk dihadapannya. Jason menyeruput kopi yang sudah disiapkan oleh bibi Ruth. Mereka menikmati makan pagi tanpa banyak bicara.
Tak lama seorang pelayan wanita lainnya datang dengan membawa sebuah tas belanja yang ia sodorkan pada Jason.
"Tuan, ini pesanan anda."
"Berikan pada kucing liar." ucap Jason tanpa menoleh keasal suara.
"Kucing liar?" pelayan wanita itu kebingungan dengan maksud perintah Jason.
"Dia itu kucing liar." ucap Jason dengan ketus. Tampaknya dia masih kesal dengan tingkah Lia yang sudah membuatnya terbangun dari tidur dan menampar wajahnya menggunakan tangan seorang pelayan.
Dengan sedikit ragu dan bingung wanita itu menoleh dan menghampiri Lia.
"Nona ini untuk anda."
"Apa itu."
"Tuan memesan pakaian untuk anda." Kemudian pelayan itu mundur dan meninggalkan mereka.
"Apa ini lalat buah?" tanya Lia dengan heran sambil mengambil tas tersebut yang tergeletak diatas meja dan membukanya.
Lia tersenyum ceria ternyata pria dihadapannya masih punya hati nurani. Tampak satu setel pakaian lengkap dengan underware.
"Hahahaha terimakasih lalat buahhh ternyata kau baik sekali." ucap Lia dengan tersenyum manis seraya mengatupkan kedua tangannya di dada.
"Lalat buah lagi. Mau tidak aku antar pulang?" Jason mengancam Lia karena dia sudah bosan dengan julukan lalat buah. Bayangkan saja pria tampan dan kaya sepertinya mendapat julukan hewan yang bentuk tubuh nya menjijikan, mata lebih besar dari wajah dan kepala, belum lagi suara dengungan dari sayap kecilnya. Jason bergidik membayangkan lalat itu.
"Eh salah, rajawali perkasaaaa terimakasih." Lia tertawa kecil melihat raut wajah Jason yang kesal.
Lia segera naik keatas masuk kekamarnya dan mulai mandi. Setelah selesai mandi dan mengeringkan rambut dia mulai membuka tas belanja tersebut dan mengeluarkan isinya.
*bra ini kebesaran, menghina sekali dia*.
Lia membelalakan matanya ketika mendapati ukuran bra yang diberikan adalah 36b sementara dirinya hanya berukuran 34a. Dengan terpaksa dia mengenakan bra tersebut. Beruntung sekali celana pendek dan bluse ukurannya sesuai.
Setelah satu jam lamanya mandi dan bersiap sambil mengenakan bra yang kebesaran Lia segera turun menanti Jason sambil duduk santai diruang tamu.
"Ayo berangkat!" seru Lia bersemangat ketika melihat Jason turun. Jason menatap Lia sambil tersenyum tipis. Gadis itu tampak cantik dengan pakaian yang dia kenakan. Celana pendek jeans dan blouse sabrina putih.
"Okey let's go." Jason menuruni tangga dan menuju ke belakang rumah.
"Loh kok kesana, bukannya mau antar aku pulang?" tanya Lia heran sambil mengejar Jason.
"Iya lewat sini." ucap Jason tanpa memperdulikan keheranan Lia.
Jason menyusuri kolam renang dan menuju ke speedboat yang sudah diturunkan ke laut. Jason membantu Lia masuk kedalam perahu motor kecil itu.
"Memangnya bisa pulang lewat sini?" tanya Lia heran.
Jason hanya tersenyum dan mulai menghidupkan mesin, membawanya berputar sekali dan kemudian mulai melajukannya. Lia tertawa riang menikmati kendaraan yang baru baginya.
Hari ini begitu seru baginya. Menikmati pemandangan indah disetiap pinggiran canal. Mansion mewah berjejeran di sepanjang canal tertata rapi menawarkan kemewahan duniawi.
Jason membawanya berputar selama satu jam. Satu jam yang ceria tanpa ada lalat buah dan kucing liar, hingga akhirnya perahu motor mewah itu berhenti pada salah satu rumah.
Lia masih tidak mengerti kenapa Jason berhenti di rumah yang ternyata tidak terlalu jauh dari kediaman Jason, hingga dia mendengar suara bocah kecil memanggilnya, "aunty Liaaaaa... mommyyy aunty Lia sudah pulang." teriak Conrad
Lia yang masih didalam perahu motor itu terperangah sesaat.
"Ah... ternyata kau tetangga brother Andrew? Kenapa perlu waktu yang lama untuk sampai ketempat ini, apa perlu aku belikan peta?" celutuk Lia dengan kesal karena dari kemarin Jason membuat diri nya mengira jarak yang ditempuh begitu jauh untuk mengantarkannya pulang.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Jangan lupa kasih rate bintang lima dan like ya atau kalau kalian tidak suka ceritanya bisa ditinggalkan saja, tanpa memberikan penilaian/ rate.
Setidaknya itu salah satu usaha kalian menghargai kerja keras seorang author.
Author enggak baper kok...
Hanya memohon dukungan dan semangat untuk menghadirkan karya yang bisa dinikmati semua nya.
Terimakasihhhh...
💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Anggur Wijayanti
🤣🤣🤣🤣🤣
2021-07-15
0
Lulu Nasya
cantiknya Lia 😍
2021-07-14
1
Rahmawaty❣️
lia nya cantiikkkkk..cocok sma jason yg barat2 gitu
2021-06-04
0