Ini merupakan kisah sequel dari novel
HIDUPKU BERSAMA CEO
Ada beberapa part dari cerita ini yang berada di dalam kisah HIDUPKU BERSAMA CEO.
Disarankan untuk membaca kisah
ANDREW & DIANA di novel
HIDUPKU BERSAMA CEO terlebih dahulu agar tidak bingung dengan beberapa part di novel ini.
OH ya, jangan lupa dukung karya receh ini ya. Bantu share di IG, FB atau WA kalian.
Dan pastinya jangan lupa Rate bintang lima, like, coment dan VOTE.
Terimakasih & Selamat membaca.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Sambil mengenakan handuk yang melilit ditubuhnya, Lia mengamati isi closet tersebut. Penataan yang rapi. Pakaian disusun berdasarkan jenis dengan warna-warna yang ceria. Blus, kaos, kemeja, gaun casual, long dress, dari bahan yang ringan elegan hingga bahan yang bertaburan swarozki. Bluss tertutup, model sabrina, satu tali, dan masih banyak variasi lainnya .
Pakaian dalam pun semua tampak baru dan berbahan lembut. Lia melirik pada pakaian dalamnya yang dia beli discount di matahari deptartment store sangat jauh berbeda dengan pakaian dalam yang ada disini.
Selama tiba di negara ini, Lia memang belum sempat keluar shopping karena permasalahan yang Diana hadapi. Selama ini dia hanya memakai baju yang dia bawa dari kampung halaman.
Meskipun Diana membiarkan Lia memlilih pakaian dengan bebas di closet milik nya, tentu saja berbeda jika memiliki sendiri. Melihat closet yang besarnya menyerupai milik Diana ini, membuat dia merasa memiliki semuanya. Apalagi size disini pas sekali dengan dirinya.
"Aku heran, kenapa pertama kali datang ketempat ini, lalat buah tidak memberiku satu pun baju disini? Menyiksaku semalaman menggunakan bathrobe. Dasar tidak berperasaan." Lia menggumam sendiri seraya mengambik satu buah blus tertutup dan memasangkannya dengan celana pendek.
Dia tidak berencana untuk langsung tidur malam ini. Dia ingin menjelajahi rumah ini, kali-kali saja beruntung bisa menemukan tephone rumah untuk menghubungi Diana.
Rasa penasarannya muncul lagi.
"Bagaimana mungkin pakaian sebanyak ini tidak ada pemiliknya?" Lia berjalan mengelilingi setiap sudut kamar dan membuka setiap laci, kalau aja dia dapat menemukan foto atau apapun yang menunjukan kepemilikan kamar ini.
Tapi nihil. Tidak ada tanda-tanda apapun.
"Apakah semua ini pakaian untuk pacar-pacarnya, lalat buah mesum?"
Lia menarik-narik blouse yang dipakai dan menimbang-nimbang, apakah harus dilepaskan dan menggunakan pakaian lama atau tetap membiarkan blouse tersebut menempel dengan cantik di tubuhnya.
"Ahhh perduli amat, biar punya pacar atau siapapun, kan si lalat buah sudah menyuruhku mandi disini. Berarti boleh dong aku memakainya." gumam Lia sendiri sembari mematut dirinya di depan cermin.
Ketukan di pintu menghentikan aktivitasnya. Segera Lia menggerai rambut hitam cantiknya dan membuka pintu.
"Hai bibi Ruth apa kabar?" sambut Lia hangat ketika melihat pelayan wanita yang dia kenal di depan.
"Tuan Jason mengundang anda di ruangan home theater." kata pelayan tersebut setelah membalas salam dari Diana.
"Baiklah, bisa kau antar aku?" ujar Lia dengan ceria.
Pelayan wanita itu membawa Lia menuju ruangan lain di lantai atas. Sesampainya ditempat yang dituju, pelayan itu mengundurkan diri.
Lia membuka pintu dan didalam dia melihat ruangan mewah kombinasi hitam dan merah. Warna yang digunakan sangat tegas. Berbeda dengan home theater di rumah Andrew yang berwarna soft dan lebih sering dipakai untuk memutar film kartun oleh Conrad.
Jason didalam sedang duduk dengan memegang segelas brandy sambil mengamati beberapa kepingan Dvd. Entah dia mengetahui atau tidak kehadiran Lia tapi Jason tetap diam di posisinya.
"Kau mengajakku menonton?" tanya Lia sambil duduk disisi Jason.
"Kau mau menonton?" tanya Jason balik.
"Coba lihat apa yang belum kau tonton." Lia bergerak mengambil beberapa dvd yang dipegang Jason dan mengamatinya.
"Ini semua belum kau lihat?" tanya Lia dengan heran.
Jason menggelengkan kepala.
Kening Lia berkerut, ingin sekali rasanya meledek pria dihadapannya itu, tapi dia urungkan karena melihat wajah serius Jason.
"Aku tidak mempunyai waktu untuk menonton semuanya itu." Jason berkata seolah-olah dia mengerti jalan pikiran Lia.
"Lalu buat apa kau membeli semua ini?" tanya Lia heran.
"Assistenku yang membeli dan mengirimnya ke rumah ini untuk menambah koleksi, agar ruangan ini berfungsi."
"Ah sayang sekali semua barang original ini hanya sebagai pajangan. Kau mau menonton sekarang?"
"Jika kau menginginkan." sahut Jason datar.
"Genre apa yang kau sukai biasanya?" tanya Lia sambil melihat semua koleksi HD disana.
"Hot."
"Heh?" Lia menoleh karena tidak paham dengan jenis film yang dimaksud oleh Jason.
"Tuh di rak sebelah kiri atas," jari telunjuk Jason menunjuk pada rak kaca sebelah kiri, dimana tersusun beberapa jenis film.
Lia menghampiri rak tersebut, membuka dan melihat sampul depannya.
"Dasar Lalat buah mesum! Nonton sendiri saja kalau mau lihat ini!" seru Lia dengan ketus setelah melihat sampul film yang banyak memamerkan aurat tubuh.
"Kan kau tanya apa yang aku suka." Jason terkekeh melihat rona merah di wajah Lia yang jengkel.
"Dasar Mesum! Aku pergi saja." Lia menghentakan kakinya dengan kesal dan bersiap keluar ruangan home theater, tetapi tangan kekar Jason menariknya, hingga gadis itu hampir jatuh dalam pelukan Jason.
"Sakit tau! Kasar." Lia meringis.
"Maaf. Gadis gagah seperti mu tidak akan celaka dengan tarikan yang seperti ini." goda Jason.
"Gagah. Gagah. Memangnya aku cowok apa."
"Ayolah jangan marah. Kau pilih saja fim yang menurutmu bagus. Temani aku menonton disini." suara Jason melembut yang mana membuat pertahanan Lia melemah.
Gadis itu kemudian melepaskan tangan Jason dan beranjak memilih film yang dia sukai.
"Ini. Film ini box office dan banyak penggemarnya." ujar Lia seraya memberikan dvd Iron man.
Jason mengambil dvd tersebut dan memasangnya.
"Ah tidak ada popcorn."
"Kau mau popcorn?" tanya Jason tanpa menoleh
"Kau memilikinya?" tanya Lia.
"Aku bisa memerintahkan pelayan untuk membuat atau membelinya."
"Tidak usah. Sudah malam. Bagaimana dengan kripik kentang?"
Jason menggelengkan kepala. Lia mengerutkan bibirnya kecewa.
"Kau mau nonton atau makan?" tanya Jason heran.
"Nonton sambil makan." sahut Lia cuek.
"Makan saja apa yang ada disitu." Lia menoleh arah yang ditunjukan oleh Jason dan disudut ruangan tampak meja yang bersisi ķ beberapa jenis canape juga buah.
"Ah, ini juga boleh." ucap Lia dengan ceria sambil memindahkan makanan tersebut di meja depan sofa yang dia duduki.
Jason menggelengkan kepalanya seraya berkata, "bagaimana perut sekecil itu bisa menampung semua makanan?"
"Sudah sini duduk, jangan berisik." Lia memukul sofa disisinya.
Jason menurut. Film dimulai, Lia tampak serius mengunyah dan menonton.
Sangat lucu bagi Jason melihat raut wajah gadis itu yang berubah-rubah.
JASON POV
Aku senang sekali akhirnya bisa membawa dia kembali ke kediamanku.
Menculik katanya? Hahahaha membuatku jadi tersenyum geli. Mungkin benar aku menculiknya karena aku suka berbicara dengan dirinya.
Beradu mulut dengan gadis itu seakan memberiku semangat, asupan gizi.
Peristiwa di mobil itu sesungguhnya jika di pikir ulang, benar-benar lucu. Gadis itu benar-benar tidak ada anggun dan malu-malu sedikit pun. Biasanya wanita lain akan bersemburat merah di wajahnya dan menatapku malu-malu jika aku mendekat ke tubuh mereka.
Tapi kucing liar ini benar-benar gadis liar. Aku hanya ingin membuka seat belt dan mengajaknya turun baik-baik. Tetapi dia malah menyalah artikan dan membuat tubuhku sakit.
Gigitan ditanganku, sebenarnya tidak parah, aku hanya meminta perawat itu untuk memperbannya agar gadis itu sedikit merasa bersalah, tapi dia justru hanya melirik tanpa perduli.
Ihhh.. ingin rasanya aku gigit balik dirinya.
Melihat dia makan dengan lahap aku senang sekali. Meja makan ini biasanya selalu kosong dan hanya aku gunakan sendirian.
Kucing liar kau benar-benar beruntung, kau adalah gadis pertama yang menjejakan kaki di mansion ini dan meja makan ini terasa ramai dengan adanya dirimu.
Bisa aku bayangkan betapa gembiranya dirimu dengan closet penuh pakaian. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan mengenai pakaian tersebut. Bahkan dirimu tidak ribut mencari tahu.
Tahukan kau, pakaian itu aku beli dari berbagai negara hanya untuk dirimu. Mengingat kau pernah tidur dimansion ini dan hanya mengenakan bathrobe tanpa meminta pakaian kepadaku, membuatku merasa bersalah.
Kau benar-benar gadis keras kepala dan penuh harga diri. Dan dirimu tampak cantik malam ini meskipun tidak ada make up yang memoles wajahmu. Kalian kakak beradik benar-benar berbeda dengan wanita yang aku kenal.
Hahahaha aku ingin tertawa dengan keras mengingat bagaimana wajahmu merah padam melihat sampul dvd Po*no tersebut. Penolakan mu membuatku makin penasaran. Jika kau bersedia menontonnya tadi, maka itu artinya kesempatan bagi ku untuk menerkammu.
Hemmhh... gadis keras kepala ini benar-benar bisa menggeser Diana dari hatiku.
Perasaanku pada Diana sudah layu sebelum berkembang.
*
*
Setelah selesai menonton Iron man. Lia mengambil sebuah Dvd lain.
"Nonton lagi ya, mumpung disini banyak sekali yang bagus-bagus." kata Lia sambil memilih koleksi lainnya.
"Apakah kau tidak pernah menonton di tempat Diana?"
Lia menggeleng, "home theather lebih sering dikuasai oleh Conrad."
Jason tertawa, "jadi apa yang kau tonton dengan Conrad?"
"Sejenis Big hero."
Jason terbahak mendengarnya.
"Ini kayanya bagus. Film ini tidak masuk di Indonesia. Aku jadi penasaran."
"Coba lihat."
Jason mengambil dvd dari tangan Lia.
Fifty Shades of Grey
pantas saja tidak masuk di Indonesia.
gumam Jason dalam hati dan dia penasaran bagaimana tampang gadis ini jika menonton film tersebut.
Jason kemudian memasukan keping dvd tersebut lalu mengambil remote dan memecet tombol play.
Dia melirik Lia yang tampak antusias menyaksikan drama romantis tersebut. Adegan ciuman di bibir tampaknya Lia biasa saja. Ah ya, serial drama Korea juga banyak menyuguhkan ciuman bibir.
Tanpa sadar kepala Lia sudah bersender di bahu Jason. Dada Jason melompat gembira.
kesempatan... kesempatan...
Tepat ketika adegan semi yang lebih berani ditayangkan, Jason melirik ke arah Lia yang masih diam saja dengan kepala yang bersandar di bahunya.
Jason menggerakan tangan nya dan menyentuh bahu Lia. Tidak ada protes. Jason mulai sedikit meremas bahu itu. Tidak juga ada protes. Dia memberanikan diri untuk mencium rambut gadis itu tapi masih juga tidak ada reaksi disana.
Bukannya melonjak girang, Jason justru curiga.
Dan benar saja ketika dia menundukan wajah untuk melihat lebih jelas ke wajah Lia, gadis itu sudah memejamkan matanya, tertidur dengan mulut sedikit terbuka dan ya Tuhan.. ada tetesan liur disana.
Jason hanya bisa menggelengkan kepala nya dan tertawa kecil ketika adegan panas mulai ditayangkan sementara Lia sudah tertidur pulas. Gagal sudah rencana Jason untuk menggoda Lia.
Dengan perlahan Jason merengkuh tubuh Lia dan menggendong tubuh gadis itu untuk dia pindahkan ke kamar. Wajah Lia menempel di dada Jason. Seandainya dia terbangun, pasti dia akan tertawa keras mendengarkan debaran jantung Jason yang sangat keras.
Jasson meletakan Lia di kasur dan menutup tubuh gadis itu dengan selimut. Sebelum meninggalkan kamar ada pikiran iseng terlintas di benak nya.
Kembali Jason menghampiri Lia yang tertidur pulas dan hanya menggelengkan kepala melihat tshirt nya yang basah karena tetesan pulau yang dibuat oleh Lia.
Jason memandang Lia dan memastikan gadis itu benar-benar pulas sebelum akhirnya dia mendaratkan kecupan hangat di bibir Lia.
bibir gadis ini benar-benar nikmat.
Saat itulah Jason menyadari perubahan perasaan dalam dirinya.
Jason buru-buru keluar dari kamar sebelum dia tidak dapat mengontrol perasaannya.
Di depan pintu kamar, Jason termangu sesaat sambil mengusap bibirnya. Masih terasa hangat dan lembutnya bibir Lia dia rasakan. Jason terkekeh, dia menang. Dia berhasil mencuri ciuman Lia.
Dan ini akan menjadi rahasia yang akan selalu membuat Jason semakin tertarik oleh magnet diri Lia.
Jason? Sudah mulai jatuh cinta kah engkau?
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
zhoedjie liem
yes pencuri bibir
2024-09-05
0
🌾lvye🌾
😂😂😂😂 ketiduran
tp gpp Jason kamu berhasil menjadi pencuri 😁😁😁
2023-01-05
0
fie
eh... udah nyuri start ya
2021-12-13
0