Ini merupakan kisah sequel dari novel
HIDUPKU BERSAMA CEO
Ada beberapa part dari cerita ini yang berada di dalam kisah HIDUPKU BERSAMA CEO.
Disarabkan untuk membaca kisah
ANDREW & DIANA di novel
HIDUPKU BERSAMA CEO terlebih dahulu agar tidak bingung dengan beberapa part di novel ini.
OH ya, jangan luoa dukung karya receh ini ya. Bantu share di IG, FB atau WA kalian.
Dan pastinya jangan lupa Rate bintang lima, like, coment dan VOTE.
Terimakasih & Selamat membaca.
LOVE YOU ALL 💗
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Keesokan harinya, terjadi peperangan di kamar pasien VVIP tempat Diana dirawat. Pertandingan antara Kucing Liar dan Pria mesum. Para perawat yang mendengar keributan bahkan tidak berani masuk karena pengawal dari kedua kubu yang berjaga pun tampak santai saja.
"Hei! Siapa kamu! Dasar pria mesum!" Lia melempari sosok pria yang tiba-tiba saja sudah berada didekatnya, membelai rambut dan menyentuh tangannya. Tak cukup itu saja. Dia segera turun dari kasur dan memukuli pria itu dengan bantal bertubi-tubi.
Sementara pria tersebut tampak kewalahan menghadapi serangan Lia yang bertubi-tubi. Dia hanya dapat melindungi dirinya dengan kedua tangan menjaga agar pukulan maut itu tidak mengenai kepalanya dan mengahncurkan sisiran rapi di rambut dengan minyak mahalnya.
Mendengar keributan yang semakin keras di dalam ruangan, pintu dibuka dan pengawal masuk, kemudian memegangi sosok pria tersebut.
"Kenapa sampai pria mesum menjengkelkan ini bisa masuk, hah?!" bentak Lia kepada dua orang pengawal berkaos hitam tersebut.
"Hei gadis lift kenapa kamu bisa tidur di sini" tanya pria yang baru saja dipukuli Lia. Dia menghentakan tangan kedua pengawal yang mencekalnya dan memperbaiki tatanan rambut juga jas yang dia kenakan.
"Kamu siapa berani-berani masuk dan bersikap kurang ajar." Bentak Lia dengan keras.
"Kenapa kalian biarkan orang seperti ini masuk?" tanya Lia jengkel kepada pengawal.
"Maaf nona, tuan ini biasanya diijinkan nyonya Diana untuk menjenguk." ucap salah seorang pengawal yang masih berjaga dibelakang Jason.
"Hei gadis kecil, kamu siapa, kenapa bisa berada di kamar ini?" tatapan Jason menyelidik tanpa menghilangkan pesona tampannya. Sebenarnya Jason masih mengingat jelas jika saat itu pengawal Andrew yang menghampiri Lia saat mereka bersitegang di lift.
Baru saja Lia hendak mengatakan sesuatu, Diana sudah keluar dari kamar mandi karena mendengar keributan di luar sana.
"Ada apa ini? Hei Jason." sapa Diana.
"Kakak mengenal pria mesum ini?" tanya Lia dengan heran.
"Dia temanku Lia. Apakah kalian sudah berkenalan."
"Cih, mana mau aku berkenalan dengan pria mesum, angkuh, sombong dan egoise seperti dia." tolak Lia yang kemudian melangkah menuju nakas dan menegak teh hangat disana.
"Kau pikir aku sudi?" jawab jason tak kalah sengitnya.
"Dia adikmu?" tanya Jason pada Diana dengan suara lembut.
"Iya adik kandungku."
"Sangat jauh berbeda." Jason menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Masa sih, banyak yang bilang kami mirip." Diana tersenyum lembut membuat Jason terpana.
"Mirip? Hahhahah dari sedotan? Lihat wajah leceknya." Jason mengejek sambil tertawa.
Sementara Lia yang baru saja menghabiskan teh hangatnya mencibirkan muka di hadapan Jason
"Dasar pria mesum, kenapa kau harus menyentuh diriku."
"Siapa sudi menyentuh dirimu." ucap Jason terdengar sinis.
"Hei belum tua sudah pikun. Kenapa kau membelai rambut dan tanganku!"
"Ah itu. Karena aku kira kamu adalah Diana. Seharusnya aku sadar kalau Diana tidak mungkin tidur seperti itu." ejek Jason lagi.
"Kau!" Lia gemas dengan ucapan Jason yang menghinanya.
"Lalu, kenapa kau mau menyentuh kakakku, dia sudah ada yang punya." Lia berkacak pinggang dihadapan Jason.
"Karena aku suka." jawab Jason dengan santai. Dia kemudian membantu Diana yang hendak duduk diatas ranjang pasien.
"Bagaimana keadaanmu? Kapan kau akan keluar dari tempat ini?" suara Jason berubah lembut.
"Besuk."
"Aku akan menjemputmu."
"Tidak perlu. Andrew akan ada disini." tolak Diana dengan halus.
"Aku tidak perduli, aku akan tetap ada disini menemanimu." Jason tetap bersikukuh.
"Sudahlah jason, jangan memancing keributan dengan Andrew. Aku ingin kita semua berteman baik." ucap Diana dengan lembut tapi tegas.
"Berteman dengan pria itu? Heh! Pria yang plin plan." Jason masih saja jengkel karena Diana masih saja membela Andrew.
"Pria mesum kemari." Lia menarik dengan keras jas yang dipakai oleh Jason dari belakang, membuat Jason berjalan mundur mengikuti Lia.
"Apa yang kau lakukan?" Jason terkejut dengan perbuatan Lia, sementara Diana hanya menatap dengan geli. Diana tahu adiknya adalah gadis yang sangat usil, ceria, tegas namun berhati lembut.
"Kalau bertamu duduk disini. Jangan ganggu wanita hamil yang sudah punya pasangan." ujar Lia dengan ketus dan mendorong Jason ke sofa.
"Kalau begitu apakah aku ingin aku menggodamu, heh?!" ucap Jason dengan ketus.
"Kok kayanya ada yang ngomong ya, aduh kakak aku merindinggg." Lia menoleh kekanan dan kekiri seakan-akan mencari sesuatu dan mengusap kedua tangannya.
"Sudah berhentilah bercanda." Diana tertawa melihat tingkah mereka.
Jason masih duduk dengan jengkel. Ini pertama kalinya ada seorang wanita yang berani bersikap semaunya dihadapan dirinya. Kedua kakak beradik ini begitu unik bagi Jason dengan sifat yang bertolak belakang.
Jason masih mengingat dengan jelas bagaimana lucunya sikap marag lia ketika mereka bertemu di lift kemarin. Bahkan seharian dia tertawa dan tersenyum sendiri. Sedangkan gadis itu, heh tampaknya dia bahkan lupa dengan pertemuan mereka yang baru saja berlangsung dua puluh jam yang lalu.
"Demi kakakmu aku akan mengalah." ucap Jason dengan tenang.
"Huh! Bilang saja kalah." Lia mendengus kesal.
Semalam dia tidur dengan memeluk Diana. Diana menceritakan semua yang dia alami, tentang Andrew, Conrad dan Rachel.
Sambil meminta maaf kepada sang adik, mereka saling berpelukan dan menangis. Saat itu Lia tidur setengah tengkurap sambil memeluk Diana.
Dan saat pagi hari, Diana bangun dengan perlahan menuju kamar mandi dengan mendorong tiang infusnya perlahan tanpa ingin mengganggu Lia yang sedang pulas.
Tentu saja kehadiran Jason yang tiba-tiba saja menyentuh Lia membuat dia berang, apalagi sebelumnya dia bermimpi sedang bertengkar dengan Rachel dan dalam mimpinya dia menampar Rachel.
Dengan mata yang bengkak sisa tangisan semalam, juga emosi dalam mimpinya dia salurkan semua kepada Jason yang tiba-tiba muncul di saat yang tidak tepat. Jikalau saja mereka bertemu dalam situasi yang berbeda, Jason akan melihat pribadi yang menyenangkan. Ataukah hal itu seharusnya terjadi agar ingatannya terpatri akan Lia.
"Aku mau mandi dulu. Semoga tidak ada tamu lagi saat aku selesai mandi." ucap Lia lantang pada dirinya sendiri dengan nada ditujukan pada Jason.
Setalah Lia masuk kedalam kamar mandi Diana meminta maaf kepada Jason atas sikap adiknya.
"Maaf, adikku memang terkadang suka bicara apa adanya tanpa difilter."
"Sangat berbanding terbalik dengan dirimu. Kau begitu lembut dan tenang, menyejukan hati setiap orang." sahut Jason menanggapi permintaan maaf Diana.
"Kau belum mengenal adikku, dia juga mempunyai sisi lembut dan sangat perhatian." Diana memuji adik semata wayangnya.
"Dia pintar dan sangat cekatan. Kau tahu dia kumlod di bidang hukum. Aku sangat bangga padanya." ucap Diana lagi dengan mata berbinar dan penuh kebanggaan.
"Kau begitu bangga dan menyayanginya. Seadainya perasaan itu dicurahkan sedikit saja kepadaku." gumam Jason.
"Apa yang kau katakan?" tanya Diana yang tidak dapat mendengar jelas suara Jason.
"Ah tidak, aku memesan makanan tapi entah mengapa belum juga datang." Jason mengalihkan pembicaraan.
Ketukan terdengar dipintu. Seorang pengawal masuk dengan membawa dua kotak makanan yang besar.
"Nyonya ada kiriman makanan dari tuan Jason." Pengawal itu ragu sejenak karena dia menyadari Jason sedari tadi ada ditempat ini.
"Ah, itu yang aku bicarakan tadi." Jason berdiri mengambil kotak makanan itu dan meletakan nya di meja makan.
Pengawal membungkukkan badannya pada Diana dan pergi keluar.
Jason tampak mengatur makanan di meja. Tidaj menyangka tangan seorang executive muda dengan kekuasaan mendunia tampak begitu cekatan.
Lia yang baru saja keluar dari kamar mandi mencium aroma makanan yang lezat, segera menghampiri dengan mata berbinar. Tentu saja dia sangat kelaparan pagi ini setelah berargumen keras dengan Jason.
"Wah, tidak disangka menu makanan rumah sakit bisa seperti hotel bintang lima." Lia menghampiri makanan yang sudah ditata rapi oleh Jason dan duduk di meja makan.
"Hei! Itu bukan untukmu!" bentak Jason sambil mengambil sendok dari tangan Lia.
"Diana duduklah disini, kau pasti belum kenyang dengan sarapan rumah sakit." Jason menarik kursi untuk Diana.
"Jangan begitu Jason, dia adik kesayanganku loh." ujar Diana tidak suka melihat bagaimana Jason bersikap terhadap Lia.
Jason diam. Diana duduk dan memberikan sendok pada Lia yang masih menatap Jason dengan kesal.
"Kamu makanlah, aku pergi dulu ya." ucap Jason dengan lembut.
"Kau tidak makan disini juga?" tanya Diana heran.
"Rencananya begitu, tapi tiba-tiba aku merasa atmosfirnya terlalu buruk untukku. Lihat bulu kuduk ku berdiri." Jason memperlihatkan tengkuknya.
"Haumm!" Lia mengaum layaknya seekor singa betina dengan menunjukan cakar- cakarnya seakan hendak mencabik-cabik buruan.
"Hush! Ada kucing liar. Dah Diana. Dah kucing liar." Jason pergi meninggalkan mereka dengan tertawa.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Hallo sobat pembaca...
Jangan lupa like ya, biar author selalu semangat updated.
Sedih loh kalau like nya sedikit sedangkan viewers bya banyak.
Baca nya kan gratis dibayar dengan Like aja ya, hehehe kan gak mahal.
Ayooo yang lupa like ( klik jempol ) scroll lagi dari episode pertama ya.
Terimakasih.
Salam sayang 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Lulu Nasya
🐱 liarrrr aummmm
2021-07-13
1
Novi Agustin II
seruuu thorrrr jalan ceritanya hehehe 🤣🤣sampe senyum2 sendiri bacanya heheh
2021-07-01
0
♈⛎♎ chann💫💫
seru
2021-06-03
0