Lia mengerjapkan matanya terbangun di pagi hari dengan tubuh yang segar. Dia mengumpulkan memori sambil memandang ke sekeliling kamar tempatnya terbangun.
Sesaat kemudian dia sadar, jika saat ini dirinya berada di rumah Jason.
Sambil berdiri dari tempat tidur, Lia mengernyitkan keningnya, seingatnya dia berada di ruang home theather, asyik menonton dengan Jason, tetapi mengapa dirinya terbangun di kamar ini. Seharusnya dia masih tertidur di hime thearer.
Enggan berpikir lebih jauh Lia menyimpulkan Jason yang memindahkan dirinya.
Lia membuka gorden dan membiarkan bias sinar matahari pagi masuk, setelah sujud berdoa. Lia melangkah menuju ke arah balcony dan dari sana dia bisa melihat pemandangan canal yang menembus ke lautan, sangat indah. Bias sinar matahari muncul malu-malu dari ujung lautan.
Setelah puas menikmati udara pagi, Lia memutuskan untuk berendam di bath up. Menggosok tubuhnya dengan sabun yang sangat harum dan lembut. Saat itu Lia menyadari bahwa banyak sekali varian sabun mandi di kamar mandi yang berasal dari berbagai merk ternama.
Sesungguhnya Lia masih penasaran dengan pemilik kamar tersebut dan dia memutuskan untuk mencari informasi dari pelayan di bawah. Namun dia juga ragu, kenapa harus perduli siapa pemilik kamar dan semua barang yang ada disini, jika pemiliknya marah silahkan saja berurusan dengan Jason, pikir Lia.
Selesai membersihkan dirinya, Lia keluar dan melewati ruang keluarga lantai atas sebelum turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Mansion ini tampak sepi dan hanya tampak beberapa pelayan yang menyapanya dengan hormat.
Tidak ada tanda-tanda Jason ataupun penghuni rumah lainnya selain pelayan juga beberapa pengawal yang tampak berjaga di luar. Tidak ada foto yang bergantungan kecuali beberapa lukisan yang tampak asli.
"Selamat pagi, nona. Sarapan untuk anda sudah siap." ujar bibi Ruth yang merupakan koki di tempat ini.
"Terimakasih bibi, apakah Jason sudah bangun?" tanya Lia sambil meminum orange juice murni yang telah di sediakan.
Lia melihat di meja itu hanya terdapat satu set makan pagi, dan itu tentu saja untuk dirinya. Oleh karena itu Lia heran, dimana Jason saat ini, bukankah dia berjanji akan mengantarkan dirinya pulang. Tetapi sampai jam sembilan, tidak tampak tanda-tanda kehadirannya, jangan bilang dia masih tertidur.
"Tuan muda Jason tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat nona. Dia berpesan agar anda menunggu nya kembali." jawab bibi Ruth.
"Pergi kemana dia?"
"Tuan muda hanya berkata ada urusan penting yang harus dia kerjakan dan akan segera kembali di siang hari," ujar bibi Ruth menyampaikan pesan dari Jason.
"Hemmhh. Eh, bibi Ruth, bisa aku pinjam ponsel mu sebentar, please."
"Maaf nona saya tidak membawa ponsel."
"Ah yang benar saja. Bagaimana pelayan dan pengawal lainnya."
"Selama bekerja tidak ada yang membawa ponsel."
"Lalu bagaimana jika tuanmu hendak meninggalkan pesan?" tanya Lia jengkel dengan nada suara lebih tinggi.
"Itu.. eh.. " pelayan itu tampak kebingungan menjawan pertanyaan Lia.
Lia menusuk omlet di piring dan mengunyahnya dengan kesal. Dia yakin, Jason pasti sengaja melarang semua pelayan untuk memberikannya handphone, sehingga Lia tidak bisa menghubungi Diana dan meminta seseorang menjemput.
Meskipun Lia tahu, bahwa Jason pasti sudah memberi kabar pada Diana jika dia berada bersama Jason, tetap saja terasa menjengkelkan. Bagaikan anak gadis yang dipingit oleh orang tua nya. Dan Jason bukan siapa-siapa selain pria yang mengagumi Diana, begitu menurut Lia.
"Sudah lah aku tidak menyalahkanmu atas sikap tuan mu yang keterlaluan." ucap Lia melemah setelah melihat expresi khawatir di wajah bibi Ruth.
"Bibi, katakan padaku, kamar yang aku tempati itu milik siapa?" tanya Lia lagi yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
Padahal sedari tadi dia berusaha mengekang diri dari pertanyaan itu, tapi akhirnya terselip keluar juga dari bibir nya. Biar saja jika mereka menganggap dirinya sok ingin tahu.
Bibi Ruth memandang Lia namun tetap diam.
"Ah... lagi-lagi dia melarangmu mengatakan padaku, kan?" ujar Lia jengkel dan mengangkat bahu nya.
"Sudah lah apa perduli ku juga. Baju yang aku pakai tidak akan aku kembalikan lagi. Jika pemilik aslinya marah, katakan padanya itu salah Jason." ujar Lia dengan santai.
"Tidak akan ada yang marah, itu memang milik anda nona." gumam bibi Lia dengan perlahan sehingha hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
Semua pelayan tahu, hanya Lia wanita yang pernah dibawa tuan muda datang ke mansion ini. Dan satu-satu nya orang asing yang pernah menginap. Bahkan keluarga Jason pun tidak ada yang pernah menginap di mansion ini.
Kamar yang Lia tempati, meskipun Jason tidak mengatakan, tapi para pelayan tahu, kamar itu di peruntukan untuk Lia dengan segala isinya. Karena hanya Lia lah yang pertama kali masuk dan menggunakan segala fasilitas di kamar tersebut.
"Apa katamu bibi?"
"Ah tidak ada nona, ini tenggorokan saya, ehemm... hmmm ehemm... agak sakit." bibi Ruth memberi alasan sambil pergi meninggalkan Lia sendiri.
"Ihhh menyebalkan." Lia memakan suapan terakhir dari omlet tersebut kemudian menghabiskan orange juice.
Setelah menyelesaikan makan pagi nya, Lia berjalan menuju ke arah belakang rumah dan melewati kolam renang turun ke arah tepian canal.
Mansion Jason tak kalah luas dan indah dengan milik Andrew. Perbedaannya mungkin hanya pada design interior.
Kediaman Andrew memang lebih hangat karena dirancang untuk sebuah keluarga dan warna-warna pastel yang lembut. Sedangkan kediaman Jason, lebih minimalis dan dikombinasi warna hitam, putih dan coklat gelap.
Lia berjalan semakin jauh mendekati ke arah speed boat dan seketika dia memiliki ide. Lia berlari kembali menuju kedalam rumah. Dia mengingat dimana Jason meletakan kunci speed boat. Dan ketika menemukannya, dia berteriak pada pelayan yang melewatinya, "katakan pada tuanmu jika aku meminjam sesuatu dan akan segera mengembalikannya."
Pelayan itu bingung dengan maksud perkataan Lia, dia hanya menatap kepergian Lia yang berlari menuju ke halaman belakang, sebelum akhirnya dia tersadar ketika mendengar deru dari speed boat.
Segera pelayan itu berlari mencari pengawal yang ternyata sebagian sudah mengejar dan terdiam di tepi canal menyaksikan bagaimana Lia dengan tertawa lebar membawa speed boat tersebut pergi.
"Tuan pengawal, nona... ah dia sudah pergi." ujar pelayan itu yang baru saja tiba di tepian canal.
Pengawal itu diam dengan wajah tanpa expressi. Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.
"Tuan muda, maaf. Nona sudah pergi."
Jason yang berada diseberang sana, menggeram marah.
"Apa saja kerjaan kalian, mengawasi seorang wanita tidak bisa."
"Maaf tuan, nona tampaknya tahu dimana letak kunci speed boat dan dia sempat mengancam kami akan menceburkan diri di laut, jika kami mendekatinya." sahut pengawal tersebut.
"Bodoh! Pastikan tidak terjadi apa-apa pada dirinya."
Klik. Jason mematikan sambungan telphone dan tertawa terbahak di dalam ruangan rapat intern, menyebabkan beberapa orang kepercayaannya menatap Jason dengan heran.
Tuan Muda Jason tertawa? Pemandangan langka yang baru saja mereka lihat selama dua kali. Di rumah sakit tempo hari dan saat ini. Tanpa sadar mereka mengagumi wajah Jason yang tampak lebih tampan dan rilex.
"Apa kau baik- baik saja tuan muda?" tanya seorang pemuda bernama Erick yang merupakan orang kepercayaannya.
Semua tampak heran menyaksikan wajah Jason yang tampak ceria. Mereka hanya bisa menduga-duga apakah hal ini ada hubungannya dengan wanita yang bisa membuat tuannya menghabiskan waktu diam di rumah sakit dan membuat mereka harus rapat di rumah sakit.
Jason diam memandang Erick datar. Sesaat pikirannya tertuju pada kecerdikan Lia yang bisa mengecoh pengawalnya. Gadis itu pasti sedang tertawa penuh kemenangan. Kemudian sedetik kemudian wajah Jason berubah menjadi datar kembali.
"Lanjutkan laporan kalian!"
Para executive bawahannya seketika menunduk dan memandang pada berkas yang berada di tangan mereka dan tampak seorang executive memberikan laporan tentang banyaknya minyak mentah yang mereka peroleh dan siap di kelola.
Erick, tangan kanan Jason yang tak kalah dingin menyelesaikan segala urusan bisnis memperhatikan wajah Jason. Perubahan pada Jason membuatnya penasaran dengan siapa sesungguhnya wanita yang berada di rumah sakit tempo hari.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
💓yin & yang💓
erick inikah yg ntar jd suami laurent adiknya jason?
2022-09-25
0
Anny cell
aku suka ceritamu thor..seru....beda dari yg lain💕💕💕💕💕💕
2021-06-11
0
Zaitun
lanjut
2021-05-28
0