Part 17

...Happy reading...

******

Alan terpaksa membawa Ulan ke rumah orang tuanya agar sang bunda bisa membantu dirinya merawat Ulan yang sedang butuh ketenangan dan dukungan dari orang terdekat. Alan masih bingung dengan penyebab Ulan seperti ini, ia yakin pasti ada sangkut pautnya dengan keluarga Ulan.

"Sejak kapan Ulan seperti ini?" tanya Siska dengan khawatir pada Alan yang terlihat tampak biasa saja walau dalam hati ia sebenarnya sangat khawatir.

"Tiba-tiba saja Ulan seperti itu setelah menerima telepon, Bun," jawab Alan dengan menatap Ulan yang masih tertidur setelah di periksa oleh dokter keluarga Alan.

"Ya Allah, Nak. Kamu kenapa bisa seperti ini, Bunda tidak marah dengan kepergian Althaf karena Bunda tahu itu bukan kesalahanmu," ucap Siska dengan sendu.

"Biarkan Ulan istirahat! Sebaiknya kita keluar," ucap Andra yang di angguki Siska.

"Alan, kamu harus menjaga Ulan! Kamu itu bosnya Ulan sudah seharusnya kamu bisa memberikan perlindungan," ucap Siska dengan tajam kepada anaknya yang terlihat sama sekali tidak khawatir dengan keadaan Ulan.

"Hmmm Ulan memang sekretaris ku saat di kantor tetapi saat di rumah kami hanyalah orang asing," balas Alan dengan datar membuat Siska gemas dengan anaknya dan ingin memukul Alan dengan keras karena selalu membuat dirinya naik darah akan sikap ketidak pedulian Alan terhadap Ulan.

"Gengsi terus yang di besarin," gumam Siska kesal karena ia tahu Alan menyukainya Ulan.

"Ya sudah, Bun. Ayo kita keluar! Dan kamu jangan macam-macam dengan Ulan," ucap Andra dengan tajam kepada anaknya tersebut. Ia mewanti anaknya agar tidak berbuat sesuatu pada Ulan yang sedang istirahat.

Tanpa di sadari oleh mereka Akbar datang dan menatap tajam gadis yang sedang terbaring di kasur dengan mata terpejam. "Ooo jadi Bunda, Ayah dan Mas Alan di sini hanya untuk menemani gadis pembawa sial ini? Siapa yang membawa gadis pembawa sial ini ke rumah?" ucap Akbar dengan tajam.

"Akbar, dia itu Ulan. Astaghfirullah, Nak. Kamu jangan seperti ini!" ucap Siska dengan nada yang sedikit tinggi.

"Bunda membela gadis pembawa sial ini dari pada Akbar? Bunda gak ingat kalau dia yang menyebabkan Mas Althaf meninggal? Andai saja dia tidak manja dan egois mungkin Mas Althaf masih bersama dengan kita sekarang," ucap Akbar dengan dada yang naik turun karena ia sangar membenci Ulan. Bahkan melihat wajah Ulan saja ia sangat muak.

"Akbar itu sudah takdir dari Allah. Kamu tidak bisa menyalahkan Ulan begitu saja," ucap Andra dengan tegas.

"Bawa gadis ini pergi dari rumah ini! Akbar sangat muak melihat wajah gadis pembawa sial ini," ucap Akbar dengan tak menghiraukan ucapan sang ayah.

"Cukup!" ucap Alan sangat dingin membuat Akbar terdiam karena ia merasa tatapan Alan sangat tajam kepadanya.

"Mas Alan membela..."

"Mas tidak membelanya dan tidak membela siapapun di sini. Lebih baik kamu keluar karena saat ini Ulan adalah urusan Mas karena dia sekretaris Mas di kantor," ucap Alan dengan datar memotong ucapan Akbar dengan cepat.

"Jadi Mas yang membawa gadis pembawa sial ini kerumah kita?" tanya Akbar tak menyangka.

"Sudah! Bunda pusing mendengar kalian berdebat seperti ini. Dan kamu, Akbar. Tidak ada namanya gadis pembawa sial di dunia ini! Semua yang sudah terjadi itu ketentuan dari Sang Maha Pencipta dan kamu harus menerimanya. Althaf sudah tenang di sana, Nak. Jangan kamu ungkit masa lalu itu lagi," ucap Siska dengan nada memohon kepada kedua anaknya yang tampak bersitegang sekarang.

"Akbar, masuk kamar!" ucap Andra dengan tegas membuat Akbar mau tak mau harus melangkah pergi dari kamar tamu yang sedang di tempati Ulan yang menurutnya gadis pembawa sial karena telah menjadi penyebab Althaf meninggal dunia.

"Setelah gadis itu bangun, langsung suruh dia pulang!" ucap Akbar sebelum melangkah keluar dan masuk ke kamarnya. Baru kali ini ia di buat kesal oleh kedua orang tuanya dan kakaknya sendiri, andai saja Adrian ada di rumah pasti pria itu akan sama seperti dirinya karena mereka sangat membenci Ulan.

Andra mengusap wajahnya kasar setelah kepergian Akbar. Susah sekali meyakinkan Akbar dan Adrian jika apa yang sudah menimpa Althaf adalah sebuah takdir yang harus mereka terima tetapi tetap saja bagi Akbar dan Adrian, Ulan adalah penyebab utamanya.

"Kita ke kamar, Bun. biarkan Alan yang menjaga Ulan," ucap Andra dengan lelah.

"Hmmm iya, Yah. Ayo ke kamar!" ucap Siska mengelus lengan Andra karena ia tahu suaminya itu pasti sedang berfikir tentang bagaimana membuat kedua anaknya tidak membenci Ulan kembali. Jika Alan, mereka tak perlu khawatir, karena mereka tahu di balik sikap Alan yang dingin dan cuek pasti pria itu memiliki kepedulian yang cukup tinggi dengan Ulan.

****

Ulan menatap langit-langit kamar dengan tak berkedip, ia baru saja membuka matanya setelah berpura-pura masih pingsan ketika Akbar masuk ke kamar yang sedang ia tempati. Sejujurnya ia sudah bangun saat kedatangan Akbar. Namun, ia terlalu takut untuk membuka mata dan menerima kemarahan maupun kebencian Akbar kepadanya. Hatinya di hujam dengan rasa sakit yang luar biasa ketika orang-orang terdekatnya dulu membencinya karena sebuah kesalahan yang tak ia sengaja sedikit pun. Membuat seseorang yang sangat ia cintai pergi itu sama sekali tidak terfikir oleh Ulan. Ia juga tidak tahu jika kejadiaannya akan seperti itu, sungguh Ulan juga sangat terpukul dengan kepergian Althaf yang menurutnya sangat mendadak, ketika mereka sedang berbahagia semuanya lenyap begitu saja.

Lelehan bening meluncur begitu saja dari sudut mata Ulan, ia melirik Alan sekilas yang tertidur di sampingnya. Menatap wajah Alan mengingatkan kembali dengan sosok Althaf. Ulan harus kuat karena di dunia ini ia hanya sendiri tak ada yang bisa menopang dan menguatkan dirinya seperti Althaf dulu, biarlah orang-orang membencinya, Ulan tak mengapa asal mereka bahagia. Merasa masih bisa dekat dengan keluarga Althaf ia juga sangat bahagia walau ada rasa takut yang menghantui perasaannya.

"Aku pernah mencintai dan di cintai begitu dalam oleh seseorang yang sangat sempurna di mataku. Hingga aku di hempaskan oleh kenyataan jika dia, orang yang sangat aku cintai harus pergi karena memenuhi keinginanku. Sangat dalam luka yang aku dapatkan hingga aku terpuruk dan tak ada sedikit pun yang tahu tentang itu, mereka juga tidak tahu betapa sulit sekali mata ini terpejam. Hingga aku menemukan sebuah kenyamanan dari seseorang yang bisa membuatku tertidur jika dia sudah memelukku. Namun, pertanyaanku. Apakah aku pantas kembali mencintainya sedang aku di mata keluarganya adalah gadis pembawa sial?" gumam Ulan dalam hati dengan masih meneteskan air matanya tanpa ada isakan yang keluar dari bibirnya.

Terpopuler

Comments

Debu Permata

Debu Permata

nyesek juga jadi ulan..

2021-07-24

0

Yuli Alf

Yuli Alf

nyesek 😭😭

2021-02-02

1

Nur aja

Nur aja

bagaikan makan buah si balakama 😭😭😭

2021-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 part 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Part 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Extra part 1
68 Extra part 2
69 Extra part 3
70 Extra Part 4
71 Extra part 5
72 Extra part 6 (end)
73 S2~Believe Me! (Deskripsi & visual tokoh)
74 Maaf!
75 S2~Believe Me! (Kehancuran Elang)
76 S2~Believie Me! (Gadis Kampung)
77 S2~Believe Me! (Kedatangan Mentari)
78 S2~Believe Me! (Bentakan Elang)
79 S2~Believe Me! (Terbongkarnya Rahasia Elang)
80 S2~Believe Me! (Kekecewaan Ayah dan Bunda)
81 S2~Believe Me! (Rasa Iba)
82 S2~Believe Me! (Kemarahan Dimas)
83 S2~Believe Me! (Menikah?)
84 S2~Believe Me! (Calon Istri Seorang Gay)
85 S2~Believe Me! (Telepon Dimas)
86 S2~Believe Me!~12 (Cie Perhatian)
87 S2~Believe Me! ~13 (Kuncir rambut)
88 S2~Believe Me! ~14 (Masa gak Tegang sih?)
89 S2~Believe Me! ~15 (Kehidupan Dimas)
90 S2~Believe Me!~16 (Gara-Gara Si Joko!)
91 S2~Believe Me! ~17 (Arieska yang tak di anggap)
92 S2~Believe Me! ~18 (Akhirnya nikah)
93 S2~Believe Me! ~19 (Malam pertama Si Joko)
94 S2~Believe Me! ~20 (Pelukan pertama)
95 S2~Believe Me! ~21 (Dimas & Arieska)
96 S2~Believe Me! ~22 (Nonton film dewasa Yuk!)
97 S2~Believe Me!~23 (Nobar)
98 S2~Believe Me! ~24 (Diam-diam Rindu)
99 S2~Believe Me!~25 (ke kantor Mas Elang)
100 S2~Believe Me! ~26 (Elang cemburu?)
101 bukan update!
102 S2~Believe Me~27 (Si Joko Mulai Nakal)
103 S2~Believe Me! ~28 (Gara-gara pembalut!)
104 S2~Believe Me! ~29 (Si Joko bisa masuk)
105 S2~Believe Me! ~30 (Makam Kakek Mentari)
106 S2~Believe Me! ~31 (Perkataan yang mengejutkan)
107 S2~Believe Me! ~32 (Mentari Kemana?)
108 S2~Believe Me~33 (Panik)
109 S2~Believe Me! ~34 (Mentari di Culik)
110 S2~Believe Me!~35 (Dimas pelakunya)
111 S2~Believe Me! ~36 (Aku mencintaimu!)
112 S2~Believe me!~37 (Titik terendah seorang Elang)
113 S2~Believe Me! ~38 (Pendonor Darah)
114 S2~Believe Me! ~39 (Operasi Mentari)
115 S2~Believe Me!~40 (Aku mohon bangun!)
116 S2~Believe Me! ~41 (Perubahan Elang)
117 S2~Believe Me!~42 (Anak Kita)
118 S2~Believe Me!~43 (Asmara cinta)
119 S2~Believe Me!~44 (Bertemu Ayah)
120 S2~Believe Me!~45 (Kangen Si Joko)
121 S2~Believe Me!~46 (Menjenguk Arieska)
122 S2~Believe Me!~47 (Bersamamu)
123 S2~Believe Me!~48 (Mas, Mentari Takut!)
124 S2~Believe Me!~49 (Si Joko Kangen Mau Masuk)
125 S2~Believe Me!~50 (Mentari sakit, Elang panik!)
126 S2~Believe Me!~51 (Mau Memaafkan Ayah)
127 S2~Believe Me!~52 (Kecewa)
128 S2~Believe Me~53 (Rasa Haru)
129 S2~Believe Me~54 (Hadiah dari Si Joko)
130 S2~Believe Me! ~55 (Akhir Yang Bahagia~End)
131 S2~Believe Me~ (Extra Part)
132 S3~Married With Single Parent~ (Ayo ramaikan!)
133 Promisi Cerita baru
134 Tuan Arogan (New Story)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
part 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Part 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Extra part 1
68
Extra part 2
69
Extra part 3
70
Extra Part 4
71
Extra part 5
72
Extra part 6 (end)
73
S2~Believe Me! (Deskripsi & visual tokoh)
74
Maaf!
75
S2~Believe Me! (Kehancuran Elang)
76
S2~Believie Me! (Gadis Kampung)
77
S2~Believe Me! (Kedatangan Mentari)
78
S2~Believe Me! (Bentakan Elang)
79
S2~Believe Me! (Terbongkarnya Rahasia Elang)
80
S2~Believe Me! (Kekecewaan Ayah dan Bunda)
81
S2~Believe Me! (Rasa Iba)
82
S2~Believe Me! (Kemarahan Dimas)
83
S2~Believe Me! (Menikah?)
84
S2~Believe Me! (Calon Istri Seorang Gay)
85
S2~Believe Me! (Telepon Dimas)
86
S2~Believe Me!~12 (Cie Perhatian)
87
S2~Believe Me! ~13 (Kuncir rambut)
88
S2~Believe Me! ~14 (Masa gak Tegang sih?)
89
S2~Believe Me! ~15 (Kehidupan Dimas)
90
S2~Believe Me!~16 (Gara-Gara Si Joko!)
91
S2~Believe Me! ~17 (Arieska yang tak di anggap)
92
S2~Believe Me! ~18 (Akhirnya nikah)
93
S2~Believe Me! ~19 (Malam pertama Si Joko)
94
S2~Believe Me! ~20 (Pelukan pertama)
95
S2~Believe Me! ~21 (Dimas & Arieska)
96
S2~Believe Me! ~22 (Nonton film dewasa Yuk!)
97
S2~Believe Me!~23 (Nobar)
98
S2~Believe Me! ~24 (Diam-diam Rindu)
99
S2~Believe Me!~25 (ke kantor Mas Elang)
100
S2~Believe Me! ~26 (Elang cemburu?)
101
bukan update!
102
S2~Believe Me~27 (Si Joko Mulai Nakal)
103
S2~Believe Me! ~28 (Gara-gara pembalut!)
104
S2~Believe Me! ~29 (Si Joko bisa masuk)
105
S2~Believe Me! ~30 (Makam Kakek Mentari)
106
S2~Believe Me! ~31 (Perkataan yang mengejutkan)
107
S2~Believe Me! ~32 (Mentari Kemana?)
108
S2~Believe Me~33 (Panik)
109
S2~Believe Me! ~34 (Mentari di Culik)
110
S2~Believe Me!~35 (Dimas pelakunya)
111
S2~Believe Me! ~36 (Aku mencintaimu!)
112
S2~Believe me!~37 (Titik terendah seorang Elang)
113
S2~Believe Me! ~38 (Pendonor Darah)
114
S2~Believe Me! ~39 (Operasi Mentari)
115
S2~Believe Me!~40 (Aku mohon bangun!)
116
S2~Believe Me! ~41 (Perubahan Elang)
117
S2~Believe Me!~42 (Anak Kita)
118
S2~Believe Me!~43 (Asmara cinta)
119
S2~Believe Me!~44 (Bertemu Ayah)
120
S2~Believe Me!~45 (Kangen Si Joko)
121
S2~Believe Me!~46 (Menjenguk Arieska)
122
S2~Believe Me!~47 (Bersamamu)
123
S2~Believe Me!~48 (Mas, Mentari Takut!)
124
S2~Believe Me!~49 (Si Joko Kangen Mau Masuk)
125
S2~Believe Me!~50 (Mentari sakit, Elang panik!)
126
S2~Believe Me!~51 (Mau Memaafkan Ayah)
127
S2~Believe Me!~52 (Kecewa)
128
S2~Believe Me~53 (Rasa Haru)
129
S2~Believe Me~54 (Hadiah dari Si Joko)
130
S2~Believe Me! ~55 (Akhir Yang Bahagia~End)
131
S2~Believe Me~ (Extra Part)
132
S3~Married With Single Parent~ (Ayo ramaikan!)
133
Promisi Cerita baru
134
Tuan Arogan (New Story)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!