...Happy reading...
******
Entah yang ke sekian kalinya ulan menghembuskan nafasnya kesal saat di rasa mobil yang sang bos kendarai begitu berjalan sangat lambat padahal tidak terjadi kemacetan yang begitu padat karena ini masih pagi hari. Entahlah rasanya Ulan ingin keluar dari mobil Alan begitu saja, menurutnya Alan sengaja melambatkan laju mobilnya, Ulan tidak tahu apa yang di pikirkan sang bos nya tersebut tetapi baru kali ini Ulan belum sampai ke kantor biasanya gadis itu sudah berada di kantor mengobrol dengan teman sekantornya sebelum jam kantor di mulai.
"Pak ini sudah hampir jam 8 dan kita belum sampai di kantor," ucap Ulan yang melihat jam tangannya.
"Emangnya kenapa kalau sudah hampir jam 8?" tanya Alan dengan santai tanpa melihat kearah Ulan sama sekali.
"Kita hampir terlambat Pak!" ucap Ulan dengan kesal.
"Siapa yang akan marah kalau saya terlambat? Saya CEO di perusahaan Ayah saya yang sebentar lagi akan jadi perusahaan saya," ucap Alan datar yang membuat Ulan semakin kesal.
"Kalau begitu saya turun saja Pak. Saya naik Taxi saja ke kantor dari pada saya terlambat," ucap Ulan yang ingin membuka pintu begitu saja.
"Berani keluar dari mobil saya, gaji kamu saya potong 50%. Tidak ada bantahan nona ulan!" ucap Alan dengan dingin yang membuat Ulan lagi dan lagi menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia ingin sekali berteriak kepada Alan jika dirinya tak ingin terlambat menurut Ulan disiplin diri adalah kunci setiap kesuksesannya.
Alan menyeringai saat melihat wajah kesal Ulan yang berada di sampingnya, memang ia sengaja memperlambat laju mobilnya untuk mengetahui reaksi Ulan karena kata sang ayah, Ulan adalah gadis pekerja keras dan selalu datang ke kantor 1 jam sebelum kantor di buka entah apa yang di lakukan gadis itu tetapi menurut sang ayah, Ulan memeriksa laporan dengan teliti sebelum di serahkan kepada Ayahnya.
Di saat menginap di rumah Ulan semalam Alan baru menyadari jika gadis itu hanya tinggal sendiri, ia juga tak tahu di mana orang tua Ulan karena tak mungkin ia bertanya lebih jauh soal pribadi sekretarisnya tersebut. Alan juga melihat setiap sudut rumah Ulan yang minimalis tetapi sangat nyaman itu tidak ada sama sekali foto keluarga yang terpajang di sana, tidak seperti dengan rumah orang tuanya yang penuh dengan foto keluarganya.
Alan adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan semuanya berjenis kelamin laki-laki yang membuat sang bunda terkadang kesal dengan sikap ketiga anak laki-lakinya. Sang bunda yang ingin sekali memiliki anak perempuan kerap kali menjodohkan Alan dengan anak sahabat bundanya tersebut, tentu perjodohan tersebut Alan tolak mentah-mentah yang semakin membuat sang Bunda kesal karena di umur 32 tahun Alan belum sama sekali membawa seorang wanita ke rumahnya untuk di perkenalkan kepada orang tuanya.
Akhirnya mobil yang di kendarai oleh Alan sampai di kantor Mahendra Grup. Perusahaan yang di bangun oleh kakek buyut Alan menjadi perusahaan yang besar dan sudah memiliki cabang menyebar di seluruh Indonesia bahkan Alan sudah berpikir untuk membangun perusahaan sendiri yang berada di luar negeri, tentu itu sudah Alan pikirkan dengan matang karena memang Alan kuliah di jurusan bisnis memudahkan Alan untuk menjalankan perusahaannya. Perusahaan yang menggeluti bidang perhotelan tersebut mungkin akan semakin bertambah besar ketika Alan sebagai pemimpin.
Tanpa satu kata pun yang keluar dari mulut Ulan, gadis itu langsung membuka pintu penumpang dengan cepat dan berjalan memasuki kantor tanpa memperdulikan lirikan temannya yang melihat ia berangkat dengan bos padahal baru 2 hari kenal. Alan berdecak kesal saat Ulan meninggalkannya begitu saja, baru kali ini ia melihat sikap yang sangat cuek dari seorang gadis biasanya banyak yang ingin bermanja padanya tetapi Alan merasa sangat jijik dengan sikap perempuan seperti itu. Mungkin Alan bisa menerima sikap tersebut jika seseorang tersebut benar-benar sangat ia sayangi seperti bundanya.
"Dasar gadis itu," ucap Alan yang merasa kesal dengan Ulan yang meninggalkannya begitu saja. Dengan langkah tegasnya Alan memasuki kantor dan segera ke ruangannya tanpa mempedulikan karyawan yang menyapanya termasuk Stefan sepupunya sendiri.
******
Ulan bernafas lega saat ia tidak bertemu dengan Alan kembali, baginya bertemu dengan Alan adalah sebuah kesialan dalam hidupnya, wajah yang sangat dingin membuat Ulan merasa tidak nyaman sekali.
"Segera buatkan saya kopi!" ucap Alan dengan dingin membuat Ulan yang sedang melamun berjangkit kaget. Ulan mengelus dadanya saat Alan menatapnya dengan begitu dingin. Bukan! Tatapan itu bukan tertuju padanya tetapi pada ponselnya yang menyala menampilkan sebuah foto, dengan gugup Ulan mematikan ponselnya.
"S-saya permisi Pak," ucap Ulan dengan gugup.
"Saya tunggu di ruangan saya. Dan ingat jangan sampai kopi saya kemanisan!" ucap Alan dengan dingin membuat Ulan mengangguk dengan cepat karena ia ingin sekali menormalkan kerja jantungnya, ia merutuki kecerobohannya saat galeri ponselnya terbuka dan terlihat oleh Alan.
Ulan memegangi dadanya saat ia sudah sampai di pantry dan bersandar di tembok. Nafasnya masih belum beraturan matanya terpejam begitu saja.
"Kamu pasti bisa melupakannya Ulan,"gumam Ulan dalam hati dan menyiapkan dirinya agar rileks dan membuatkan kopi untuk sang bos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
vj cube
apa jangan2 ayahnya alan maenjodohkanya sama ulan supaya perusahan jatuh k tangan alan sebagai syartnya🤔🤔🤔 makanya alan seprti ingin mengenal ulan lebih jauh.
2020-11-24
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
sang mantan yaa
2020-11-21
0
_rus
Sudah aku like Thor 👍🏽👍🏽
tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽
Salam hangat dari "Sebuah Kisah Cintaku" 😁🙏🏽
2020-11-20
0