...Happy reading...
******
Ulan menekan dadanya yang berdetak kencang karena merasa takut dengan kemaran Alan yang sangat mengerikan, ia menggelengkan kepalanya saat mengingat kejadian itu. Amarah Alan sama persis dengan kemarahan... Ahhh Ulan tidak ingin mengingat itu kembali, itu sama saja membuka luka lamanya yang sudah ia obati dengan tertatih, sendiri, tanpa ada yang menyemangati bahkan kedua orang tuanya juga menyalahkan dirinya atas kejadian itu. Hanya tiga orang yang mengerti keadaannya waktu itu kedua orang tua yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandungnya sendiri yang tidak menyalahkan dirinya. Tetapi 5 tahun terakhir Ulan hanya bertemu dengan lelaki yang sudah ia anggap sebagai papanya, ia masih malu bertemu dengan wanita yang sangat baik hati itu, istri dari lelaki yang sering bertemu dengannya. Padahal pria parubaya itu meminta dan memohon padanya untuk menemui istrinya yang sangat merindukan Ulan, karena Ulan lah yang sudah mereka angap sebagai anak perempuan satu-satunya. Saat ini ulan belum siap bertemu dengan wanita tersebut karena masa lalunya yang sangat menyakitkan.
Tak terasa air mata Ulan menetes begitu saja saat lintasan kejadian 5 tahun lalu terlintas begitu saja di otaknya rasanya ulan ingin menangis dan meraung sekencang mungkin tetapi ia sadar dirinya sedang berada di kantor.
"Kamu kenapa?" ucap sebuah suara yang membuat Ulan berjangkit kaget dan langsung menghapus air matanya dengan cepat saat ia tahu siapa yang bertanya padanya.
"E-enggak apa-apa Pak Stefan," ucap Ulan dengan formal dan tersenyum tipis kepada Stefan.
"Hapus air mata kamu!" ucap Stefan dengan memberikan sapu tangannya kepada Ulan.
Stefan adalah sahabat Ulan di kantor mereka akan menjadi sahabat saat jam istirahat bahkan keduanya sering menghabiskan waktu berdua. Walaupun Stefan sepupu dari Alan tetapi Stefan sangat dekat dengan Ulan bahkan seluk beluk Ulan ia sudah tahu, bagaimana Ulan dan bagaimana kehidupan Ulan di masa lalu Stefan sangat tahu sekali.
"Saya sudah katakan ingat masa lalu boleh tetapi jangan sampai menangis karena masa lalu," ucap Stefan dengan lembut.
"Saya tidak mengingatnya Pak. Mata saya hanya kelilipan debu," ucap Ulan mengelak.
"Saya paham sekali dengan kamu Ulan! Jangan berbohong kepada saya karena saya tahu semuanya hanya lewat pancaran mata kamu," ucap Stefan dengan tegas.
Ulan menghela nafasnya mencoba tersenyum di hadapan Stefan. "Kamu juga tahu kalau saya adalah gadis yang tegar," ucap Ulan yang membuat Stefan langsung tersenyum.
"Dan ya saya sangat tahu akan hal itu. Sudah sana kerja saya tidak mau pak Alan memerahi kamu," ucap Stefan yang di angguki oleh Ulan. Tanpa di sadari oleh Ulan dan Stefan, Alan melihat semuanya dan tangannya mengepal amarah menguasai hatinya.
"Cepat sekali kamu melupakannya Ulan!" desis Alan dengan dingin.
********
Ulan sedang sibuk dengan pekerjaannya ia juga sudah melupakan amarah Alan yang sangat mengerikan. Ulan tidak mau amarah Alan menjadi penyebab ia tidak konsentrasi dalam bekerja hingga sudah waktu jam istirahat telah tiba Ulan masih sibuk dengan komputernya setelah ia membatalkan meeting bersama dengan CEO Willian Grup atas perintah dari Alan.
"Ekhem." deheman seseorang membuat Ulan menghentikan kerja jemarinya yang berada di keyboard komputer dan matanya melihat ke arah sumber suara. Ulan menelan ludahnya susah payah saat Alan berada di depannya dengan tatapan datar dan dinginnya.
"Matikan! Dan ayo ikut saya!" ucap Alan dengan dingin.
"Tapi ini belum selesai Pak," ucap Ulan.
"Ini sudah jam istirahat dan kamu tidak ingat jikasiang ini kamu akan ikut saya?" tanya Alan dengan sinis membuat Ulan kembali menghela nafasnya kasar.
"Iya saya ingat. Saya juga belum tua Pak dan saja tidak pikun," ucap Ulan sinis.
"Bagus! Ayo cepat," ucap Alan sengan datar. Ulan mendengus mendengar perintah dari Alan sungguh Alan sangat berbeda dengan ayahnya, sungguh Ulan merasa sifat Andra berbanding terbalik dengan Alan yang memilki sifat sangat dingin sekali.
Ulan mengikuti Alan dari belakang, langkahnya kalah dengan langkah Alan yang sangat lebar mungkin jika Alan satu kali melangkah Ulan harus melakukannya dua kali. "Pak jangan cepat-cepat dong jalannya. Bapak jalan atau lari sih?" ucap Ulan dengan kesal.
"Kamu saja yang jalannya lambat sekali," ucap Alan dengan dingin. Ulan mendengus dengan bibir mencibir mengikuti kata-kata Alan, ia sangat kesal dengan Akan yang hanya bisa berkata datar dan dingin apalagi jika sedang marah Alan seperti iblis yang sangat seram
Alan dan Ulan sudah berada di dalam mobil Alan. Mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang keduanya hanya terdiam tanpa suara, Ulan sibuk dengan ponselnya karena Alan mengiriminya pesan bertanya akan pergi kemana bersama dengan Alan. Sedangkan Alan ia masih kesal dengan kedekatan Ulan dan Stefan entah mengapa ia sangat marah sekali mengetahui keduanya sangat dekat.
Hingga mobil Alan berhenti di halaman rumah yang sangat megah, rumah yang membuat Ulan tak berkedip karena keindahan asitektur rumah dan taman yang begitu sangat indah. Taman yang juga sangat ia sukai di tumbuhi dengan bunga-bunga kesukaannya juga.
"Turun!" ucap Alan dengan datar di saat melihat Ulan masih menatap taman bundanya dengan takjub.
"Ulan turun!" ucap Alan sedikit keras membuat Ulan mendelik sebal ke arah Alan.
"Iya ini saya turun Pak. Enggak sabaran banget sih," ucap Ulan mendengus.
"Ini rumah siapa Pak?" tanya Ulan dengan penasaran dan terus mengikuti langkah Alan sampai ke pintu utama rumah tersebut.
"Tidak usah banyak tanya!"
"Dasar galak!" gumam Ulan kesal.
Pintu terbuka dengan wanita paruh baya yang menyambut kedatangan Alan dan Ulan. Bunda Siska juga merasa heran karena Alan cepat sekali pulang.
"Kamu kok cepat sekali pulang?" tanya Siska kepada anaknya.
"Hmmm hanya ingin saya, Bun."
Ulan yang belum berbicara sedari tadi hanya membisu menatap wanita paruh baya di depannya. Sedangkan Siska yang baru menyadari jika Alan tidak pulang sendiri langsung melihat ke arah samping di mana Ulan berada, matanya membelalak kaget ketika melihat Ulan yang berada di hadapannya.
Deg.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
S Aisyah S
suka nih sm novel yg penuh teka teki .. 🤔
2023-01-18
0
Mbak Thia
ulan mantan kembaran Alan ya thor
2021-02-01
0
Miss Typo
kok deg"an ya
2021-01-31
0