Part 6

...Happy Reading...

******

Pagi yang sangat cerah tetapi wajah Ulan terlihat kusut ia tak ingin berangkat ke kantor sama sekali karena harus bertemu dengan Alan yang selalu membuatnya naik darah karena tingkah Alan yang akan selalu membuat dirinya kesal. Ulan menghela nafasnya sebelum melangkah keluar dari rumahnya, dirinya bangun kesiangan dan tak sempat untuk memasak alhasil Ulan tak ada sarapan pagi ini. Ketika Ulan sedang membuka pintu rumahnya ia di kejutkan dengan kehadiran Alan yang sudah bersandar di samping mobil dengan jas hitam dan tak lupa kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dengan bibir menyeringai menatap Ulan yang masih terlihat syok.

"Jangan diam saja di situ, cepat masuk!" ucap Alan dingin yang membuat Ulan mendengus mendekati Alan yang masih bersandar di depan mobil.

"Kenapa Bapak sudah ada di rumah saya?" tanya Ulan dengan kesal.

"Suka-suka saya! Saya mau ke rumah kamu mau ke kantor terserah saya dong," ucap Alan dengan datar.

"Tapi saya tidak suka Bapak ada di rumah saya," ucap Ulan dengan sinis membuat Alan menyunggingkan senyuman tipis yang tak terlihat oleh Ulan sama sekali.

"Jangan banyak protes, ayo masuk!" ucap Alan yang menyuruh Ulan memasuki mobilnya.

"Saya naik Taxi saja, Pak." Ulan berucap dengan datar yang membuat Alan berdecak kesal sehingga Alan menarik tangan Ulan agar mau memasuki mobilnya walau dengan terpaksa.

"Kamu tidak bisa di perlakukan lembut! Masuk atau saya pecat kamu," ucap Alan dengan dingin membuat Ulan mendengus terpaksa ikut bersama dengan Alan saat pergi ke kantor padahal ia ingin sekali menghindari dari Alan.

"Kalau mau pecat saya silahkan Bos. Saya juga udah muak kerja sama Bos yang gila," gumam Ulan dalam hati. Ia tidak berani berkata langsung seperti itu karena benar jika ia di pecat Ulan tak tahu lagi harus bekerja sebagai apa, lagi pula sekretaris sudah cukup menjanjikan hidupnya yang hanya hidup sendiri.

"Kenapa sih Bapak mau menjemput saya seperti ini? Nanti di kira karyawan kantor saya punya hubungan dengan Bapak," ucap Ulan sinis.

"Kamu jangan kege'eran ya, saya mau menjemput kamu karena kasihan melihat kamu yang tak punya mobil," ucap Alan sarkas yang membuat Ulan langsung mendengus sebal menatap Alan.

"Dasar sombong," ucap Ulan dengan sinis.

"Saya sombong karena punya segalanya," ucap Alan dengan enteng yang membuat Ulan semakin emosi dan mengepalkan tangannya ingin meninju wajah Alan dengan keras.

"Nanti kita sampai siang saja di kantor dan kamu harus ikut saya," ucap Alan setelah mobilnya melaju dengan cepat.

"Mau kemana Pak? Bukannya jam 2 siang nanti Bapak ada meeting dengan pihak Willian Grup?" ucap Ulan yang mencoba menghilangkan kekesalannya.

"Batalkan saja meeting hari ini saya ada keperluan yang lebih penting dari pada meeting," ucap Alan dengan dingin.

"Tapi Pak, Willian Grup sudah sangat menanti rapat ini untuk membahas kerjasama antara perusahaan Bapak dengan perusahaan Willian Grup," ucap Ulan dengan tenang.

"Kamu hubungi pihak William Grup dan katakan meeting di tunda besok atau kerjasama batal!" ucap Alan dengan datar membuat Ulan menghela nafasnya. Berbicara dengan Alan selalu membuat Urat lehernya tegang.

"Baik," ucap Ulan dengan singkat dengan kekesalan yang luar biasa di hatinya.

"Bagus," ucap Alan dengan menyeringai. Tak ada lagi suara yang terdengar hanya deru mesin mobil yang menderu. Ulan lebih memilih fokus dengan ponselnya sedangkan Alan memilih fokus menyetir sesekali ia milirik Ulan yang sama sekali tidak menatapnya, dalam hati Ulan mendengus sebal karena Ulan tak menghiraukannya saat ini. Alan lebih suka jika berdebat dengan Ulan karena menurutnya ketika Ulan kesal itu sangat menghibur di matanya.

******

Keduanya sudah sampai di kantor kali ini mereka berjalan beriringan membuat karyawan yang lainnya iri kepada Ulan karena bisa dekat dengan Alan yang sangat tampan dan sangat berpengaruh di dunia bisnis sama seperti dengan ayahnya. Kebayangkan karyawan tersebut berbisik-bisik ada yang mengatakan jika Alan dan Ulan sangat cocok karena wajah mereka sangat mirip dan ada pula yang tidak suka dengan kedekatan mereka padahal kedekatan mereka seperti anjing dan kucing yang tidak tahu kapan mereka akan akur.

"Kembali bekerja! Kalian saya gaji untuk bekerja bukan menjadi tukang gosip!" ucap Alan dengan yang tahu jika semua karyawan menatapnya dengan Ulan. Wajah karyawan tersebut terlihat panik dan tegang karena ketahuan oleh Alan membuat Ulan menahan tawanya agar tidak pecah karena melihat ekspresi teman sekantornya yang sangat lucu ketika Alan memarahi mereka.

"Kamu juga jangan asik tertawa!" ucap Alan datar yang membuat Ulan langsung memasang muka sebalnya.

"Dasar Bos nyebelin," ucap Ulan dengan lirih.

"Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Alan memicingkan matanya ke arah Ulan.

"Tidak! Bapak salah dengar mungkin," ucap Ulan dengan cepat yang membuat Alan kembali melangkah menuju ruangannya di ikuti dengan Ulan yang berada di belakang Alan.

Alan sampai di ruangannya ia langsung duduk dan langsung memeriksa laporan yang memang sudah ada di mejanya. Kerja Ulan sangat cepat, itu yang Akan suka dari Ulan tetapi ia tidak ingin mengatakannya kepada Ulan bisa-bisa gadis itu semakin besar kepala karena di puji olehnya.

Alan membuka laci kerjanya matanya menangkap sesuatu yang berada di dalam laci tersebut. Sebuah bingkai foto yang munhkin milik ayahnya tertinggal di dalam. Matanya melotot, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal ketika melihat foto tersebut.

Prank..

Kaca bingkai foto tersebut pecah berserakan di lantai setelah Alan membantingnya dengan keras. Mengapa ayahnya masih menyimpan foto yang banyak menyimpan luka di hatinya? Bahkan sudah ia kubur dalam-dalam. Ulan yang baru masuk ingin memberikan berkas yang harus di tanda tangani oleh Alan menjadi syok dengan apa yang Alan lakukan. Ulan mendekat ke arah Alan yang masih menatap dingin serpihan kaca yang berada di sekitar foto tersebut, Ulan menghela nafasnya saat Alan tak sadar dengan kedatangannya.

"Pak?" panggil Ulan dengan ragu karena pasalnya wajah Alan saat ini terlihat sangat menyeramkan sekali. Dengan gerakan perlahan Ulan berjongkok dan ingin mengambil pecahan kaca tersebut.

"JANGAN SENTUH BENDA ITU!" Ulan terkejut dengan amarah Alan yang sangat mengerikan saat ini bahkan dirinya yang tak pernah takut menjadi gemetar kala melihat mata Alan yang memerah karena amarah. Alan yidak ingin Ulan melihat foto tersebut.

"Tapi..."

"KELUAR! DAN TINGGALKAN SAYA SENDIRI!" ucap Alan dengan amarah yang menguasai hatinya. Ulan mematung dengan tubuh gemetar amarah ini sama dengan...

Ulan menggeleng ia tak mengingat sesuatu yang membuatnya terpuruk lebih baik ia keluar dari ruangan Alan dengan segera jika tak ingin mendapat amukan dari Alan.

Terpopuler

Comments

Hanifah Ifah

Hanifah Ifah

althaf kembaran alan kmna ya

2021-01-31

0

Nur aja

Nur aja

ada apa dengan masalalu Alan ..,

2020-12-13

0

Umi Yan

Umi Yan

Like untuk karyanya kak😊

Salam manis dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏

2020-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 part 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Part 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Extra part 1
68 Extra part 2
69 Extra part 3
70 Extra Part 4
71 Extra part 5
72 Extra part 6 (end)
73 S2~Believe Me! (Deskripsi & visual tokoh)
74 Maaf!
75 S2~Believe Me! (Kehancuran Elang)
76 S2~Believie Me! (Gadis Kampung)
77 S2~Believe Me! (Kedatangan Mentari)
78 S2~Believe Me! (Bentakan Elang)
79 S2~Believe Me! (Terbongkarnya Rahasia Elang)
80 S2~Believe Me! (Kekecewaan Ayah dan Bunda)
81 S2~Believe Me! (Rasa Iba)
82 S2~Believe Me! (Kemarahan Dimas)
83 S2~Believe Me! (Menikah?)
84 S2~Believe Me! (Calon Istri Seorang Gay)
85 S2~Believe Me! (Telepon Dimas)
86 S2~Believe Me!~12 (Cie Perhatian)
87 S2~Believe Me! ~13 (Kuncir rambut)
88 S2~Believe Me! ~14 (Masa gak Tegang sih?)
89 S2~Believe Me! ~15 (Kehidupan Dimas)
90 S2~Believe Me!~16 (Gara-Gara Si Joko!)
91 S2~Believe Me! ~17 (Arieska yang tak di anggap)
92 S2~Believe Me! ~18 (Akhirnya nikah)
93 S2~Believe Me! ~19 (Malam pertama Si Joko)
94 S2~Believe Me! ~20 (Pelukan pertama)
95 S2~Believe Me! ~21 (Dimas & Arieska)
96 S2~Believe Me! ~22 (Nonton film dewasa Yuk!)
97 S2~Believe Me!~23 (Nobar)
98 S2~Believe Me! ~24 (Diam-diam Rindu)
99 S2~Believe Me!~25 (ke kantor Mas Elang)
100 S2~Believe Me! ~26 (Elang cemburu?)
101 bukan update!
102 S2~Believe Me~27 (Si Joko Mulai Nakal)
103 S2~Believe Me! ~28 (Gara-gara pembalut!)
104 S2~Believe Me! ~29 (Si Joko bisa masuk)
105 S2~Believe Me! ~30 (Makam Kakek Mentari)
106 S2~Believe Me! ~31 (Perkataan yang mengejutkan)
107 S2~Believe Me! ~32 (Mentari Kemana?)
108 S2~Believe Me~33 (Panik)
109 S2~Believe Me! ~34 (Mentari di Culik)
110 S2~Believe Me!~35 (Dimas pelakunya)
111 S2~Believe Me! ~36 (Aku mencintaimu!)
112 S2~Believe me!~37 (Titik terendah seorang Elang)
113 S2~Believe Me! ~38 (Pendonor Darah)
114 S2~Believe Me! ~39 (Operasi Mentari)
115 S2~Believe Me!~40 (Aku mohon bangun!)
116 S2~Believe Me! ~41 (Perubahan Elang)
117 S2~Believe Me!~42 (Anak Kita)
118 S2~Believe Me!~43 (Asmara cinta)
119 S2~Believe Me!~44 (Bertemu Ayah)
120 S2~Believe Me!~45 (Kangen Si Joko)
121 S2~Believe Me!~46 (Menjenguk Arieska)
122 S2~Believe Me!~47 (Bersamamu)
123 S2~Believe Me!~48 (Mas, Mentari Takut!)
124 S2~Believe Me!~49 (Si Joko Kangen Mau Masuk)
125 S2~Believe Me!~50 (Mentari sakit, Elang panik!)
126 S2~Believe Me!~51 (Mau Memaafkan Ayah)
127 S2~Believe Me!~52 (Kecewa)
128 S2~Believe Me~53 (Rasa Haru)
129 S2~Believe Me~54 (Hadiah dari Si Joko)
130 S2~Believe Me! ~55 (Akhir Yang Bahagia~End)
131 S2~Believe Me~ (Extra Part)
132 S3~Married With Single Parent~ (Ayo ramaikan!)
133 Promisi Cerita baru
134 Tuan Arogan (New Story)
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
part 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Part 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Extra part 1
68
Extra part 2
69
Extra part 3
70
Extra Part 4
71
Extra part 5
72
Extra part 6 (end)
73
S2~Believe Me! (Deskripsi & visual tokoh)
74
Maaf!
75
S2~Believe Me! (Kehancuran Elang)
76
S2~Believie Me! (Gadis Kampung)
77
S2~Believe Me! (Kedatangan Mentari)
78
S2~Believe Me! (Bentakan Elang)
79
S2~Believe Me! (Terbongkarnya Rahasia Elang)
80
S2~Believe Me! (Kekecewaan Ayah dan Bunda)
81
S2~Believe Me! (Rasa Iba)
82
S2~Believe Me! (Kemarahan Dimas)
83
S2~Believe Me! (Menikah?)
84
S2~Believe Me! (Calon Istri Seorang Gay)
85
S2~Believe Me! (Telepon Dimas)
86
S2~Believe Me!~12 (Cie Perhatian)
87
S2~Believe Me! ~13 (Kuncir rambut)
88
S2~Believe Me! ~14 (Masa gak Tegang sih?)
89
S2~Believe Me! ~15 (Kehidupan Dimas)
90
S2~Believe Me!~16 (Gara-Gara Si Joko!)
91
S2~Believe Me! ~17 (Arieska yang tak di anggap)
92
S2~Believe Me! ~18 (Akhirnya nikah)
93
S2~Believe Me! ~19 (Malam pertama Si Joko)
94
S2~Believe Me! ~20 (Pelukan pertama)
95
S2~Believe Me! ~21 (Dimas & Arieska)
96
S2~Believe Me! ~22 (Nonton film dewasa Yuk!)
97
S2~Believe Me!~23 (Nobar)
98
S2~Believe Me! ~24 (Diam-diam Rindu)
99
S2~Believe Me!~25 (ke kantor Mas Elang)
100
S2~Believe Me! ~26 (Elang cemburu?)
101
bukan update!
102
S2~Believe Me~27 (Si Joko Mulai Nakal)
103
S2~Believe Me! ~28 (Gara-gara pembalut!)
104
S2~Believe Me! ~29 (Si Joko bisa masuk)
105
S2~Believe Me! ~30 (Makam Kakek Mentari)
106
S2~Believe Me! ~31 (Perkataan yang mengejutkan)
107
S2~Believe Me! ~32 (Mentari Kemana?)
108
S2~Believe Me~33 (Panik)
109
S2~Believe Me! ~34 (Mentari di Culik)
110
S2~Believe Me!~35 (Dimas pelakunya)
111
S2~Believe Me! ~36 (Aku mencintaimu!)
112
S2~Believe me!~37 (Titik terendah seorang Elang)
113
S2~Believe Me! ~38 (Pendonor Darah)
114
S2~Believe Me! ~39 (Operasi Mentari)
115
S2~Believe Me!~40 (Aku mohon bangun!)
116
S2~Believe Me! ~41 (Perubahan Elang)
117
S2~Believe Me!~42 (Anak Kita)
118
S2~Believe Me!~43 (Asmara cinta)
119
S2~Believe Me!~44 (Bertemu Ayah)
120
S2~Believe Me!~45 (Kangen Si Joko)
121
S2~Believe Me!~46 (Menjenguk Arieska)
122
S2~Believe Me!~47 (Bersamamu)
123
S2~Believe Me!~48 (Mas, Mentari Takut!)
124
S2~Believe Me!~49 (Si Joko Kangen Mau Masuk)
125
S2~Believe Me!~50 (Mentari sakit, Elang panik!)
126
S2~Believe Me!~51 (Mau Memaafkan Ayah)
127
S2~Believe Me!~52 (Kecewa)
128
S2~Believe Me~53 (Rasa Haru)
129
S2~Believe Me~54 (Hadiah dari Si Joko)
130
S2~Believe Me! ~55 (Akhir Yang Bahagia~End)
131
S2~Believe Me~ (Extra Part)
132
S3~Married With Single Parent~ (Ayo ramaikan!)
133
Promisi Cerita baru
134
Tuan Arogan (New Story)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!