Selesai mengambil Reward dan menjual 500 botol HP Potion I di Orbis Online, Deus menyudahi petualangannya di dunia Virtual-Reality full-dive tersebut untuk hari ini. Tidak baik untuk dirinya jika bermain terus menerus dan melupakan dunia nyata. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi, Deus memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya, seperti biasa Deus bangun sedikit molor dari waktu ketika ia memasuki kelas di kuliahnya. Hari ini dirinya masih libur—karena hari ini hari Minggu. Ia memulai harinya dengan memasak sebungkus mie instan.
“Uangku... heh, tinggal tiga hari lagi habis.”
Deus tersenyum masam memeriksa isi dompet kulit cokelatnya. Memang ia masih mempunyai tabungan cadangan di rekening bank cadangannya, tapi ia berharap tak mengambilnya lagi untuk bulan ini. Sebisa mungkin ia harus berhemat.
Sambil menunggu air rebusan mendidih, ia menyalakan tv dan melihat berita-berita sekitar Orbis Online. Tak ada yang menarik perhatiannya, sampai ada satu pemain berambut hijau panjang dan telinga panjang—ras Elf—dan seorang pemain berambut merah tua dengan ras Manusia. Keduanya memiliki wajah yang menarik perhatian—terutama perempuan.
Dua pemain tersebut merupakan salah satu dari Hundred Best Player yang menduduki peringkat 67 dan 73—si hijau peringkat 67 bernama Indris, sedangkan si merah di kursi ke-73 bernama Irisk. Keduanya adalah saudara kandung dalam dunia nyata—meski wajah mereka belum pernah diketahui publik.
Mereka memaparkan kejadian-kejadian menarik yang mereka alami di dalam Orbis Online dan berbagai macam hal lainnya—terutama keluarnya senjata terbaru dari Deraft Corporation, Excalibur.
Keduanya sangat antusias ketika menjelaskan betapa giatnya mereka mencari pedang satu tangan bernama Excalibur ini. Excalibur merupakan d rop item dan Quest Reward yang tidak diketahui dari monster mob apa dan Quest apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan pedang ini. Keberadaan pedang satu tangan ini masih misteri sehingga banyak pemain yang menyuarakan protes pada Deraft Corporation karena tak memberikan petunjuk sedikit pun.
Mendengar protes tersebut, Deraft Corporation akhirnya mengalah dan memberikan satu petunjuk yang tak begitu berarti pada halaman Orbis Forum. Dari petunjuk tersebut, Excalibur bisa di dapatkan di sebuah kerajaan dan pedang itu tertancap di batu kecil. Hal ini membuat para pemain merasa cukup frustasi karena minimnya petunjuk.
Orbis Online dibagi menjadi dua benua, Plainfest dan Darfest. Plainfest adalah benua yang menjadi rumah dari para pemain-pemain pemula maupun profesional, namun benua Darfest masih diselimuti misteri.
Hal ini dikarenakan Darfest dipenuhi monster mob mengerikan yang paling rendahnya berlevel 300. Monster mob yang memiliki level 300 itu tentu saja sangat menyulitkan, bahkan Hundred Best Player saja tidak mampu bertahan lebih dari 1 jam di sana. Untuk pemain tingkat tinggi saja sudah sulitnya seperti ini, apalagi pemain tingkat menengah yang tak termasuk Hundred Best Player.
Deraft Corporation juga mengatakan bahwa jika ada pemain yang berhasil memasuki level 400 atau berhasil menjelajahi tiga perempat benua Darfest, maka benua baru akan dibuka. Syarat ini membuat pemain menggigit jari mereka. Di benua Darfest monster mob paling lemah saja berlevel 300, bagaimana jika ketika mencapai level 400 saja benua baru yang pastinya diisi oleh monster mob lebih mengerikan akan dibuka?
Kembali ke topik utama.
Deus mendengarkan penjelasan mereka dengan seksama, namun ia tak berniat untuk mencari pedang tersebut. Kenapa? Karena hanya pemain berlevel di atas 280 yang bisa memakainya—dengan kata lain Level Requirement.
Jika kalian bertanya kenapa tidak ada Level Requirement pada Iron Sword +4 dan Rare Ironforge Sword yang dimiliki Reus—avatar pada Orbis Online-nya—itu karena senjata level 20 ke bawah memang tidak memiliki Level Requirement. Level Requirement akan diberlakukan hanya pada senjata atau perlengkapan di atas level 20.
Cuku mengejutkan, bukan? Berbeda dari sistem MMORPG lainnya, sistem Orbis Online memang unik dan sulit ditebak. Bahkan staff Deraft Corporation juga jarang sekali memberi petunjuk sehingga para pemain diharapkan berpikir secara mandiri dan kreatif.
Tapi, ada satu kalimat yang menarik perhatian para pemain yang membuat Orbis Online memiliki pemain terbanyak di kalangan game VRMMORPG lainnya. ‘Di dunia ini, semua bisa terjadi’, itulah kalimat yang mengundang banyak pemain dari VRMMORPG dari game lain berpindah hati pada Orbis Online.
“Kalau aku mendapatkan pedang itu, paling juga akan kujual.”
Dengan santainya, ia mengatakan hal tersebut sambil menyeruput cangkir kecil kopi hitamnya yang ia buat beberapa saat yang lalu.
***
Karena bosan sejak kemarin ia hanya bermain Orbis Online, akhirnya Deus memutuskan untuk keluar dari apartemennya mencari udara segar. Sebelum itu, tentu ia memeriksa hasil pejualannya di Orbis Forum. Seluruh HP Potion I yang ia jual di sana laku keras sampai tak ada pemain yang menyisakan satu botol pun.
Ia mencairkan 25.000 Byl yang ia dapatkan dari menjual HP Potion I menjadi rupiah dan mengirimnya ke dalam rekeningnya. Ia terlihat antusias melihat ada pesan masuk pada ponselnya yang berisikan transaksi pertukaran cryptocurrency Byl dari Orbis Online menjadi rupiah telah berhasil, sehingga ia mendapat 250.000 rupiah dalam sekali jual.
“Hebat... tak heran kalau banyak remaja sepertiku menjadikan Orbis Online sebagai lapangan pekerjaan.”
Sambil menggeser layar ponsel pintarnya, Deus tersenyum gembira layaknya orang gila di trotoar jalan. Tentu hal ini menarik perhatian banyak orang, sehingga mereka menjauhi Deus. Deus berpikir akan terus memproduksi HP Potion I dalam jumlah besar, kemudian menjual semuanya.
Namun, ia kembali memikirkan para pemain yang melakukan reselling terhadap HP Potion I-nya. Jika mereka terus menjual kembali HP Potion I yang dijual Deus, mereka mendapat untung besar sedangkan Deus dirugikan. Ia harus memilih, menaikkan harga atau berhenti menjual HP Potion I untuk sementara. Baginya, pilihan terbaik saat ini tentu saja menaikkan harga menyamai harga mereka yang menjual ulang HP Potion I-nya. Tapi, tindakan ini terdapat resiko sehingga ia tidak bisa sembarang memutuskan.
Harga HP Potion I yang naik darinya pasti juga akan mempengaruhi harga HP Potion I yang dijual pemain lain yang membeli dari dirinya. Selain pemain pemula yang tak mendapat bagian, bisa saja pembelinya juga akan berkurang. Lalu, tak menutup kemungkinan nilai tukar Byl terhadap rupiah juga akan berkurang.
Deus hanya bisa menghela nafas mengetahui para pemain reselling ini ternyata membuat masalah baginya. Di game MMORPG yang ia mainkan sebelumnya di ponsel pintarnya, Deus tidak berpikir sejauh ini karena hanya memikirkan untuk menambah uang dalam game saja. Namun, ia menyadari bahwa ternyata penjual yang menjadi sasaran para pemain reselling juga mengalami hal merepotkan ini.
“Sepertinya aku harus berhenti menjual HP Potion I untuk sementara.”
Deus tersenyum kecut mendapati ternyata memproduksi banyak barang yang dibutuhkan pemain akan membawa masalah seperti ini. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan kembali memperhatikan jalan dengan seksama. Berhubung saat ini ia di luar, ia juga berencana untuk mengambil uang yang ia cairkan dari Byl dan membeli beberapa kebutuhannya.
“Ah, kakak!”
Mendengar seruan dari suara yang ia kenali, Deus mengangkat dagunya sedikit dan melihat ke depan. Meski ia memperhatikan jalan, belum tentu ia juga memperhatikan setiap orang yang berpapasan dengan dirinya sehingga membuatnya sering menjadi sasaran pencuri sejak dulu. Tapi hebatnya, Deus memiliki kewaspadaan pada dirinya sendiri sehingga sadar jika dirinya di rampok—meski secara diam-diam.
Matanya melebar mendapati seorang gadis manis berambut cokelat yang di kuncir dua, bermata hijau zamrud, kulit yang bersih sebersih mutiara, dan mengenakan seragam sekolah SMA melambaikan tangan kepada dirinya. Gadis tersebut bersama dua laki-laki dan dua perempuan lainnya yang juga berseragam sama sepertinya.
Catatan : penjelasan tentang seragam di hari Minggu akan terungkap secara sederhana di chapter selanjutnya :v
Gadis itu berlari ke arah Deus dengan riang seperti anak kecil dengan kedua tangan yang melebar ke samping, sedangkan Deus sendiri tersenyum gembira melihatnya. Namun, ketika mereka sudah cukup berdekatan—berjarak sekitar lima meter—gadis tersebut mengubah ekspresinya dari yang terlihat sangat senang, menjadi sangat marah disertai aura menekan. Ia menambah kecepatan larinya secara tiba-tiba.
Sontak saja, Deus langsung membalikkan badan dan berlari sekuat tenaga melarikan diri dari gadis berambut cokelat berkuncir kuda itu. Mereka berdua terlibat kejar-kejaran di trotoar jalan menjadi sasaran perhatian dari semua orang yang ada di sana. Di sisi lain, empat orang yang menemani si gadis tersenyum masam yang diikuti perasaan bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
KenaAzab
Level requirementnya kan gede ya jual lah
2022-09-06
1
∆§Trockz§∆
goblok mending di pake buat buru monster trs jadi byl apa lagi itu monster level tinggi jadi dapet byl nya banyak Dur nya pun bisa di atasi bahkan dapet byl nya lebih mahal dari pada di jual
2022-03-06
1
febri
sama kek gw jalannya gak merhatikan sekitar tapi jalannya
2022-02-04
0