"kau sengaja ya dasaar buta" teriak Karin.
"apanya, aku menarikmu supaya gak terjun kebawah" teriak Erick juga
"siapa yang mau terjun payung bodoh, aku masih belum puas bersenang-senang ngapain aku terjun payung kebawah bodoh" umpat Karin sama Erick membuatnya tambah kesal saja.
"lalu ngapain kamu berdiri disana?" saking kesalnya Erick bicara dengan ngegas menyembur kemuka Karin.
"eh aku senang melakukannya, dijepang hal seperti itu sudah biasa"
"HAH!!! APA!! Sudah biasa!" Erick terkejut dengan ucapan Karin.
"apa ciuman sesama cowok juga biasa" ucapan Erick membuat Karin bingung dan melihatnya secara intens.
"maksudmu apa jelek" tanya Karin
"gak ada jangan difikirkan" Erick berdiri dengan muka yang merah, sedangkan Karin masih diam dengan perkataan Erick barusan.
"sebenarnya apa sih maksudnya dia ngomong begitu" batin Karin yang melihat Erick berjalan didepannya. Karin berjalan memegangi bibirnya yang sakit terlihat berdarah saat melihatnya dikaca waktu jalan.
Sedangkan Erick sendiri bingung dengan perasaannya rasa nyaman saat bersama Karin juga rasa kesal saat Karin bersama pria lain perasaan itu bertempur jadi satu membuatnya kadang frustasi.
Dikamar Karin terlihat Evan dan Vivi berbincang akrab dengan seorang dokter tampan.
"hallo dokter ganteng kesayanganku" Karin langsung menyapa dari belakang Erick waktu melihat sang dokter.
"hai Karin dari mana?" kata Dokter sambil tersenyum.
"habis jalan-jalan dok jenuh dikamar terus, lho cecan juga tuan Evan apa sudah lama disini" Karin berjalan masuk lalu duduk bersebalahan dengan dokter.
"apanya dia tadi bikin heboh dengan berdiri ditepi gedung kaya mau bunuh diri tuh huh" Erick bicara dengan sinis.
"bener itu Karin" tanya sang dokter
"iya dok, tapi aku gak berniat bunuh diri ko kan masih belum puas seneng-senengnya hehehe"
"tetep saja itu gak boleh" sahut Vivi, Vivi sebenarnya ingin memeluk Karin dan bercerita panjang lebar tapi karena suaminya lagi gak mood jadi dia hanya diam.
"lalu bibir itu kenapa bengkak begitu?" sahut Evan menimpali.
"habis nyusep kelantai tuh gara-gara sekretaris tuan Evan hiks hiks atit.. dogan ini bibir apa ada obatnya ya jadi gak seksi gak cakep hiks" Karin merajuk sama dokter membuat Erick kesal dan cemberut.
"hahaha coba sini kulihat" tangan sang dokter hendak menyentuh bibir Karin.
"gak usah disentuh kurang kerjaan saja" kata Erick membuat semua orang melongo melihat sikapnya.
"dokter mau jadi dokter pribadiku agar tiap hari aku bisa lihat dokter terus kalo perlu ninaboboin aku" Karin berkata sambil menaik turunkan alisnya, sikap manja Karin membuat Erick semakin kesal.
BRAK tanpa sadar Erick menggebrak meja membuat semua orang sekali lagi melihatnya.
"kalo kau sudah selesai memeriksa silakan keluar" Erick berubah serius dengan suara datarnya.
"baiklah saya akan keluar, Karin kamu sudah boleh pulang hati-hati ya jaga kesehatan" kata dokter sambil mengacak-ngacak rambut Karin seperti anak kecil.
"siap dogan" ucap Karin dengan tersenyum menunjukan giginya.
"sepertinya kita juga harus pergi mas" kata Vivi.
"baiklah" jawab Evan melihat kearah Erick
Belum sempat Karin bicara tiba-tiba saja seorang pria berbadan besar datang dia bernama Johan seorang sniper kesayangan Karin.
"baby apa kau sudah boleh pulang tanganku sudah gatal ingin main tembak-tembakan" kata Johan sambil berjalan kearah Karin, Erick langsung melihat dari atas kebawah sosok pria besar yang memanggil Karin dengan sebutan baby.
"hallo Jo" sapa Karin dengan tersenyum.
"dia tuan Evan dan istrinya lalu dia Erick sekretarisnya" lanjut Karin memperkenalkan tamunya.
Johan hanya mengangguk lalu duduk berdekatan dengan Karin membuat Erick cemberut.
"dia apanya kamu?" tanya Erick memperhatikan.
"Rick kamu dari tadi aneh sekali sebenarnya ada apa sih" Evan mulai bertanya karena melihat sikap Erick yang berbeda.
"tidak ada mari kita pulang tuan" Erick berjalan keluar tanpa menoleh kebelakang, dadanya begitu sesak tangannya terus mengepal kuat.
"tuan Karin kami permisi dulu jaga selalu kesehatan anda"
"terima kasih tuan Evan juga cecan sudah menyempatkan datang kesini"
Kini hanya tinggal Karin dan Johan dikamar itu, Karin menghela nafas berat disamping Johan.
Dia Johan Aldi Saputra seorang pemuda yang menghabiskan hidupnya dijalanan tanpa tujuan dia bertemu Karin saat difitnah memperkosa cewek dibawah umur dan dipenjara, Karinlah yang membebaskan dirinya dari penjara tanpa syarat juga jaminan apapun karena Johan memang tidak bersalah, sejak saat itulah Johan berjanji akan selalu melindungi Karin. Dia juga tahu Karin sebenarnya cewek karena peristiwa itu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments