"kakak cuma gak mau kau kenapa-napa karena kamu satu-satunya yang kakak punya" kata Kiran menatap adiknya dengan sanyu.
"hhmmm"
"aku mimpi ketemu Yoko disana dia sangat cantik sekali tidak ada luka sedikitpun dibadannya, dia tersenyum lalu pergi" Karin tidur dipangkuan kakaknya sambil menangis,
"dia sudah bahagia disana giliran kamu sekarang" Kiran menghapus air mata dipipi adiknya.
"aku senang dia bahagia"
"kalo ada sesuatu ceritakan sama kakak siapa tahu kakak punya solusinya"
"tidak aku cuma capek saja" Karin meringkuk seperti bayi dipangkuan kakaknya,
Nana dan Sota hanya menunduk mereka tahu apa yang dirasakan para tuan juga nonanya, walau hidup mereka bergelimang harta tapi ada yang kurang dihidup mereka berdua, sesuatu yang mereka rindukan sejak mereka lahir melihat dunia.
"hhhmmm sepertinya kau dekat dengan sesorang ya" Kiran mengalihkan pembicaraan.
"oh landak jelek itu ya, dia itu buta makanya aku tertarik padanya" ucap Karin dengan ketus.
"hahahaha buta, lucu sekali" tawa Kiran langsung menggelagar.
"kalo gak buta apa namanya masa gak bisa membedakan cewek dan cowok huh"
"semoga dia orang yang tepat untukmu litle, aku berdoa untuk kebahagianmu" batin Kiran sambil membelai rambut adiknya.
"apa kau akan kembali kejepang lagi beb"
"iya, nanti aku akan kesini lagi musim liburan"
"baiklah, aku sudah membajak rumah untuk menyambutmu" Karin menunjukan gigi putihnya.
"kau ini, jangan buat onar lagi"
"bukan aku namanya kalo gak buat onar dimana-mana hahaha" Karin tersenyum meledek kakaknya sementara sang kakak hanya menggelengkan kepala saja.
"aku berencana untuk menetap diIndo"
"terserah kau saja yang penting kau senang dan nyaman"
"ya terima kasih, sekarang aku mau tidur sebentar"
"ya tidurlah"
Perusahaan X, Erick terlihat gelisah dengan perasaannya sendiri, wajah Karin terus ada difikirannya membuat dia setres, sikapnya pun juga berubah tubuhnya bergerak sendiri tidak menuruti perintahnya, perhatian yang dia tunjuk kan bukan perhatian sesama teman tetapi lebih sekedar teman.
"apa aku sudah gila ya, ya allah!" batin Erick, lalu dia membuka google dengan kata kunci "tanda-tanda pria homo"
Lama Erick berkutat dengan hpnya tapi tak satupun yang ditangkap olehnya hingga Evan tuannya datang bersama Vivi istrinya.
"Rick kau gak papa?!" Evan mengetok meja beberapa kali didepan Erick membuatnya kaget.
"ya ya saya gak apa-apa tuan"
"tumben ngelamun aku ketuk pintu dari tadi gak dijawab"
"maaf tuan"
"ya gak papa, antarkan kami kerumah sakit ya"
"eh siapa yang sakit tuan? Atau nona yang sakit"
"bukan! aku ingin menjenguk tuan Karin saja ayo buruan"
"baik tuan"
Lalu mereka bertiga mengendarai mobilnya kerumah sakit XX milik Evan. Setelah keluar dari mobil mereka tanpa bertanya lansung pergi kekamar Karin.
"Karinnya kemana mas?" tanya Vivi sama suaminya.
"aku juga gak tahu, Rick coba kau tanya dulu kemana dia"
"baik tuan" lalu Erick berjalan keluar sedangkan Evan dan Vivi duduk disofa menunggu sambil membaca majalah.
"sus apa kau melihat pasien kamar 38 lantai 3" tanya Erick kesalah satu suster yang dia temui.
"tolong, tolong" belum sempat Erick mendapat jawaban salah satu suster berteriak membuat semua orang melihat kearahnya termasuk Erick.
"ada apa sus?" tanya suster lainnya
"aku tadi gak sengaja jalan keatap lalu melihat seseorang sedang berdiri ditepi gedung melihat kebawah" ucap suster itu menjelaskan sama temannya.
bebarengan dengan itu diluar rumah sakit sudah sangat ramai seperti orang sedang demo, mereka semua melihat keatas dan berkata "ada yang mau bunuh diri!!"
"orangnya seperti apa?" tanya Erick yang penasaran.
"cowok tampan blesteran jepang" suster itu berkata sambil melihat keatas mengingat lagi wajahnya.
"Karin" batin Erick, segera berlari dengan cepat kearah atap.
Diatas atap Karin memang berdiri ditepi gedung seolah ingin bunuh diri, sebenarnya dia tak berniat bunuh diri dia hanya senang saja melihat sekitarnya dari atap sambil menghirup udara dalam-dalam, merentangkan kedua tangannya menikmati udara alam disekitarnya.
Erick yang sudah sampai diatas langsung menarik tangan Karin hingga terjatuh menimpanya, Karin sendiri yang terkejut tak bisa menahan keseimbangan tubuhnya jatuh tepat diatas Erick.
Karin yang menimpa Erick dengan keras merintih kesakitan diarea bibirnya karena membentur sesuatu, begitu sadar bibir keduanya sudah menempel.
"ini!!" batin keduanya dengan bibir yang masih menempel.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Teruterubuzu
🤣🤣🤣 Erick" oon amat sih lo jadi cowok ga peka jg sih.. rasakan betapa manisnya tu bibir Karin😘😘😘
2022-01-04
0
Rasya
sudah 2x, kalo Erick masih ga kerasa juga,fix deh, lu bodoh 🤣🤣🤣
2021-11-04
0
Marniah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-03-31
2