Joni dan Reza menghentikan langkah kakinya dan melihat kearah bi Ratna dan yang lainnya dengan heran.
"kami bukan mummy kami masih hidup" balas seorang wanita sambil memeluk teman prianya.
Reza berjalan kearah mereka dan menunjuk-nunjuk mereka semua satu persatu,
"bener manusia kulitnya juga tapi ko benjut-benjut gini" kata Reza dengan tetap menunjuk-nunjuk.
"jangan nunjuk-nunjuk dasar gak sopan" Reza hanya tertawa mendengar salah seorang wanita yang mengibaskan tangannya.
"terus ngapain paman bibi juga yang lainnya meringkuk dipojokan gini bukannya keluar sana" sahut Joni.
"ya kami takut den apalagi kami semua habis digebukin gini tolo...." belum sempat Aldo selesai bicara sudah dipotong sama lainnya.
"jangan pak Aldo siapa tahu mereka juga jahat, pasti setelah membajak rumah ini mereka akan melakukan hal yang sama lagi" kata salah seorang pria dengan gemetar memegang lengan pak Aldo.
"enak saja bilang jahat, kami datang dari Surabaya kesini untuk bantu bos bukan untuk membebaskan kalian, kalopun kami berdua jahat sudah kuseret kalian dengan paksa dari tadi dasar kampret ayo Za tinggalin saja mereka" Joni berkata dengan kesal juga mendelik.
"sudahlah Jon kumpulkan saja mereka diaula biar nanti bos yang urus sendiri mau diapakan mereka ini, oh ya paman bibi juga yang lainnya satu hal yang ingin aku sampaikan ya, jika bener sibos mengambil ahli rumah ini aku yakin hidup kalian akan makmur penuh dengan tawa hahaha"
Pak Aldo dan yang lainnya hanya diam memperhatikan Reza didepannya mencari kebohongan diantara matanya.
"apa bener begitu kak" ucap seorang wanita yang dipeluk bibi dengan kaki yang diluruskan terlihat bengkak.
"bener adek manis lidahnya Joni taruhannya kalo bohong ya" kata Reza dengan tersenyum.
"woooi kenapa aku"
"sory Jon lidahku terlalu berharga hahaha"
"setan lo,
"sudah Jon kamu telf bang Jo, sepertinya dia patah tulang kaki nih juga dia dia waduh parah sepertinya pada lomba patah tulang kaya e ya kita kan gak ngerti soal tulang belulang Jon"
"ok" dengan cekatan Joni lalu mengambil ponselnya segara mencari nama Johan diLCD hp.
"baaaang Joooo" kompak berteriak membuat sibang Jo melepaskan earponnya dari telinga.
Sementara itu Karin berhasil menyudutkan Jun, pertempuran Karin yang brutal membuat Jun kewalahan. Karin yang sudah dimakan dendam bener-bener buta, tanpa berbasa basi lagi dia langsung memotong tangan Jun.
Aaaaaaarrrgggh
Teriakan Jun menggema diseluruh ruangan hingga sampai kebawah. membuat semua orang melongo melihat keatas,
"apa dengan memotong tanganku akan selesai, percuma Karin hahahahaha bahkan kalo aku matipun percuma hahahahaha" ucapan Jun semakin membuat Karin murka.
Aaaaaaaaarrrrghh
Teriaknya lagi membuat semuanya menoleh sekali lagi, karena penasaran dua orang anak buang Karin naik keatas melihat apa yang terjadi, lalu mereka berdua turun dengan wajah yang pucat.
"ada apa? dimana bos?" tanya Nana yang sudah tiba bersama Erick, sementara dua orang tadi hanya menunjuk keatas saja dengan wajah yang masih pucat.
Dengan cepat Erick langsung berlari keatas melihat Karin diikuti Nana dari belakang, Erick langsung terkejut begitu melihat Karin yang berdiri dengan tatapan membunuh juga pedang katana yang berada ditangannya. Apalagi saat melihat tubuh Jun yang kehilangan kedua tangannya sudah putus.
Erick menghela nafas dalam lalu berjalan kearah Karin, mengambil senjata yang dipegangnya dan memeluknya tiba-tiba, entah kenapa dia ingin sekali memeluk Karin saat ini tubuhnya bergerak sendiri memeluk Karin dengan erat.
"semuanya baik-baik saja" kata Erick pelan, Karin masih diam tak berkutik seperti manekin.
"hampir empat tahun aku mencarinya hanya demi balas dendam, dia sudah membuatnya mati mengenaskan apa dia akan senang katakan padaku, hahahahaha dia pasti senang bukan katakan padaku apa dia akan senang" ucap Karin dipelukan Erick dengan menangis pilu.
"ayo turun dan pulang" ajak Erick sama Karin
Karin hanya memgangguk lalu berjalan turun kebawah, Erick mengikutinya dibelakang bersama Nana.
Dari tangga Karin melihat semua sudah dibereskan sama anak buahnya, kini tinggal para pelayan club house berserta Anton lainnya yang berdiri siap meunggu perintah.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Adinda Kinanty
huhhh bru bsa nafas
2022-03-06
0
Rasya
waktu meluk,masa ga sadar ada yang empuk tapi bukan roti
2021-11-04
0