Hari ini adalah hari minggu dimana orang menikmati hari libur,dengan keluarganya.
Begitu juga dengan keluarga Bertha.
Mereka bertiga menghabiskan waktu untuk hari ini.
Bermain ditaman mungkin bagi sebagian orang tidak asyik sama sekali,tapi tidak dengan ketiga orang yang tampak sangat bahagia.
Permainan sederhana tapi dapat membuat kedekatan mereka semakin bermakna.
Aldo hanya mengikuti kemauan putranya permainan apa yang akan dia mau.
Lelah dengan bermain akhirnya mereka mencari tempat makan karena hari sudah siang dan perut sudah berdemo minta diisi.
Setelah memesan makanan yang mereka inginkan dan tanpa menunggu lama makanan telah terhidang dengan sempurna.
Mereka segera menyantap makanan hingga tanpa tersisa.
Bertha yang sudah biasa hidup susah tidak pernah tega membuang makanan,jadi untuk memesanpun dia harus kira-kira agar tidak sisa.
Aldo yang yang melihat putrinya sangat hemat merasa senang tapi juga sedih.
Karena Bertha terlalu mengingat masa lalu,yang sulit dia lalui,terkadang untuk makan harus berjuang sendiri.
Setelah makan mereka kembali pulang kerumah mereka.
"Papa trimakasih untuk hari ini,"ucap Joni karena dia memang sangat bahagia bisa bermain bersama papa dan kakaknya.
"Sama-sama sayang semoga kamu bisa merasakan kebahagian untuk seterusnya."
"Maafkan papa selama ini tidak pernah membawa kamu bermain."
"Jangan sedih pa,"Joni senang papa sudah sembuh saja Joni merasa senang.
"Iya sayang,papa juga sangat bahagia."
Sekarang mereka sudah sampai kerumah mereka,Aldo segera mengantarkan putranya menuju kamar putranya untuk segera tidur siang.
Setiap hari Joni harus tidur siang baru belajar,dan sesudah itu baru boleh bermain.
Bertha juga yang sudah merasa lelah juga langsung memejamkan matanya dan hanyut bersama mimpi indah.
Sore hari Edo mengirim pesan untuk mereka pergi ke gereja sore bersama.
Bertha segera membalas tanda ok karena mereka memang berencana akan berangkat sore.
Tuhan pemberi hidup,Tuhan juga yang melihat semua apa yang kita lakukan maka sudah selayaknya kita menyediakan waktu untuk sang pemberi hidup.
Tuhan tidak menuntut banyak dari kita,tidak pula menuntut harta.
Kesetian kita akan membawa kita kepada kehidupan yang sejati.
Sementara itu kinan yang masih menjalani hukumannya belum bisa menyadari bahwa itu kesalahanya.
Ia masih sibuk mencari cara untuk membalas Bertha.
Suatu hari mamanya yang belum juga menyadari semua kesalahan kinan datang untuk menyalahkan Bertha.
"Kamu manusia apa yang rela memasukkan kakak sendiri kepenjara.
Kamu nampaknya saja lembut tapi hati kamu busuk,ujarnya penuh emosi."
Bertha hanya diam tidak menjawab apa yang dikatakan oleh wanita yang menyandang status sebagai mamanya.
Air matanya menetes tanpa kata,ingin rasanya ia berteriak untuk mengungkapkan isi hatinya agar diakui sebagai anak yang membanggakan oleh wanita dihadapannya.
Tapi itu semua sia-sia karena pada dasarnya dia hanya seorang anak yang tidak diharapkan dan pembawa sial.
Selesai memaki-maki Bertha wanita itu pergi,yang membuat orang disekitar tempat dia berdiri saat ini memandang dia dengan rendah karena mendengar ucapan mamanya.
Petugas yang ada di tempat toko Bertha berdiri segera membubarkan orang-orang yang berkerumun dan membawa Bertha kedalam ruangan pribadi Bertha.
Iya Bertha sedang berada di sebuah toko khusus pakaian wanita milik kakeknya yang berada tepat di pusat perbelanjaan di kotanya.
Orang ysng mendengar ucapan mamanya memandang dia sangat rendah.
Bisik-bisik yang dia dengar langsung membuat dia seolah hilang semangat hidup.
Banyak orang menghina dia tapi entah kenapa dia tidak pernah merasa sesakit setiap wanita itu yang menghinanya.
Saat itu pengunjung sangat ramai karena hari itu kebetulan hari libur.
Petugas keamanan dan orang yang bertugas bertanggung jawab pada tokonya segera mengambil tindakan.
Setiap orang yang keluar dari sana memeriksa apakah mereka merekam kejadian tadi dengan ancaman yang tidak tanggung-tsnggung.
Ada yang beberapa vidio yang sudah dihapus sebelum diperiksa,ada pula yang harus diperiksa dulu dan mendapat ancaman baru dihapus.
Tapi ternyata ada pula yang langsung membuat siaran langsung sehingga dengan cepat berita itu sudah tersebar di media sosial.
Edo yang saat itu sedang santai bersama teman-temanya terkejut melihat hal itu ketika kawannya menunjukkan berita itu pada Edo.
Ivan:"Bro lihat deh ini mutiaramu bukan?"
Edo:Eh...iya bro
Ivan: "Wah gawat ni bro,"sepertinya mutiaramu sedang ada masalah berat nih.
Ruli:"Masalah apa yang kalian katakan?"
Ivan:"Menunjukkan sebuah berita dimana seseorang yang sedang memaki Bertha."
Edo:"Ruli toling bereskan semua saat ini juga,"ucapnya dengan nada memerintah.
Ruli merupakan ahli asap-usup tentang media sosial seperi itu.
Tanpa menunggu lama berita yang asap-usup segera bisa diatasi.
Bagi mereka bertiga menghilangkan berita asap-usup yang mereka sebut itu dengan cepat bisa diatasi.
Setelah itu mereka dengan cepat menuju toko dimana Bertha berada untuk penyelidikan lebih jauh.
Ruli segera menghubungi bawahanya agar menyusul ketempat mereka tuju.
Untuk menghemat waktu ketiga pria iu memakai mobil satu.
Didalam mobil Edo tampak gelisah sehingga kedua sahabatnya mengejek Edo.
Van lihatlah siraja bucin yang satu ini sudah seperti cacing yang sedang dijemur.
Ivan:"Ha.....benar katamu."
Ruli:"Melebihi wajah suami yang menunggu istrinya lahiran."
Edo:"Terserah kalian deh,aku nyerah,"Edo memilih untuk hanya mendengar ucapan kedua temannya itu.
Sekarang yang Edo pikirkan tentang keadaan Bertha yang pasti sangat shok seperti sebulan yang lalu yang sampai membuat dia harus dirawat.
Bahkan harus berhadapan dengan dokter ahli jiwa Karena tekanan batin.
Saat Edo sampai menurut keterangan petugas bahwa Bertha sedang berada diruangannya.
kedua temanya langsung memeriksa cctv untuk penyelidikan lebih lanjut.
Edo langsung masuk ruangan Bertha,ia terkejut melihat keadaan Bertha percis seperti bulan lalu.
Diam tanpa ada respon,hanya air matanya yang terus mengalir.
Hati Edo begitu hancur melihat keadaan Bertha.
Ia segerah menghubungi dokter yang menangani Bertha dan membuat janji untuk bertemu.
Segera Edo membopong tubuh Bertha menuju mobilnya dan dengan cepat melarikan kerumah sakit.
Ketika kedua temannya keluar dari ruang cctv,alangkah terkejutnya mereka melihat Edo yang mmbopong tubuh yang sudah tidak bertenaga itu.
Mereka segera membantu Edo,dan mengambil alih kemudi.
Ivan:"Sampai seperti ini bro ucapnya iba."
Edo:"Dia lagi pemulihan karena bulan lalu juga dia sampai depresi akibat nenek lampir itu."
Ruli:"Memangnya siapa dia biar kita beresken jika memang sungguh sangat mengganggu."
Edo:"Nyokap kandungnya."
Ruli:"Apa?memang ada ibu kandung sejahat itu?binatang saja tidak ada seperti itu."
Edo:"Ya itu ada,kok heran."
Dalam perjalanan Edo menghubungi Aldo tetapi tidak diangkat.
Saat mereka sudah tiba diruhmah sakit ,baru mereka dihubungi balik oleh Aldo.
Aldo yang baru selesai rapat melihat banyak panggilan dari Edo langsung memanggil balik.
Mendengar perkataan Edo,Aldo segera pulang untuk menuju rumah sakit.
Asistennya yang langsung tanggab segera mengantar Aldo dan membatalkan janji mereka.
Sebenarnya mereka sudah berjannji dengan seseorang setelah rapat tadi.
Tapi saat ini bagi Aldo tidak ada yang lebih penting dari putrinya.
Tanpa sadar air matanya mengalir,hatinya sangat hancur dengan kekejaman kakak iparnya itu.
Setelah sampai di rumah sakit perasaan Aldo semakin hancur dan merobohkan dingding pertahanannya dengan tangisan yang pecah.
Keadaan Bertha sama percis seperti bulan lalu ibarat mayat hidup.
Dokter yang melihat keadaan Aldo yang histeri segera mengambil inisiatif untuk menenangkan dengan membawa keruangan yang lain karena takut akan memperburuk keadaan Bertha.
Setelah menyuntikkan obat penenang pada Aldo,dokter itu kembali melihat keadaan Bertha.
kedua temannya Edo kemudian pamit pulang untuk menyelesaikan masalah mereka.
Sekarang tinggal Edo dan Bertha yang ada diruangan itu.
Sayang kamu harus kuat jangan "seperti ini,mana Bertha yang kuat itu?"
Seolah Bertha menanggapi ucapannya karena air matanya kembali menetes.
Beberapa jam kemudian Aldo terbangun dan dua sangat terkejut.
Perwawat yang paham dengan keadaan pasiennya segera memberikan keterangan.
"Perlahan Aldo melangkahkan kakinya untuk melihat keadaan Bertha,"ia melihat Bertha sedang tidur pulas.
Ia duduk disofa disamping Edo yang juga tidur pulas.
Apa yang harus aku lakukan untuk nenghentika ini semua,ini tidak benar.
Perlahan ia bangkit dan duduk di samping putrinya ia mengelus pucuk rambut putrinya dengan sayang.
Sakit rasanya melihat keadaan putrinya apalagi hanya karena ulah kakak iparnya yang paling sadisnya ibu kandung putrinya.
"Sayang maafkan papa tidak bisa menjagamu,"melihat keadaan putrinya menghubungi pengacaranya untuk mencari solusi.
Aldo sudah bertekat untuk mengancam melalui jalur hukum.
Setelah Edo bangun Aldo permisi pada Edo agar dia yang menjaga Bertha selama dia pergi.
Dengan menaiki mobil yang masih di kemudi asistennya mereka menuju rumah besar yang dulu ia tempati ketika orang tua mereka masih hidup.
Setetah sampai disana ia langsug memencet bel rumah itu,dan segera terdengar suara pintu dibuka.
Asisten rumah itu segera memberi salam setelah melihat siapa yang datang.
Setelah tamunya duduk asisten rumah tangga itu segera memanggil majikannya.
Pasangan suami istri itu segera duduk berhadapan tamu yang patang yang tidak lain adalah adik kandungnya yang sudah lama tidak ada interaksi diantara.
Belum lagi memulai pembicaraan pengacara Aldopun tiba.
Melihat ada pengacara pria yang berstatus kakaknya terkejut,pasalnya dia tidak tahu apa yang dilakukan istrinya belakangan ini.
Setelah pengacara sudah duduk segera dia memulai pembicaraan.
"Maaf sebelumbya saya sebagai pengacara dari clien saya ingin mengadakan perdamaian kepada pihak keluarga disini,berhubung keluarga disini masih kerabat."
"Tetapi melihat
keadaan korban yang sampai defresi maka kasus ini tidak bisa dikatakan hanya kehilafan semata."
Jika ibu masih terus mengganggu ketenangan ananda Bertha,kami akan melaporkan anda kepihak berwajib dengan alasan penyiksaan terhadap anak,apalagi dalam kasus ini anda sebagai ibu kandungnya.
"Apa maksudnya penyiksaan?"saya tidak melakukan kekerasan apapun ujar wanita itu tanpa perasaan bersalah.
"Secara pisik anda tidak melakukannya tetapi psikisnya sangat terluka dengan beberapa kali menekan dan mempermalukannya di muka umum."
"Apa itu benar ma?"tanya pria yang ada disampingnya.
"Apa yang kamu lakukan,sudah kukatakan agar jangan mengganggunya lagi."
Bersambung
mohon maaf atas kesalahan dalam penulisan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments