Sesuai keinginan Edo mereka pergi ke cafe untuk mengecek keuangan, yang kebetulan sudah beberapa hari mereka tidak berkunjung kesana.
Cafe itu milik almarhum kakek Edo, dan juga tempatnya Bertha untuk mencari rejeki.
Tetapi sejak kedua orang tuanya Edo pindah kekota lain untuk mengurus bisnis milik papanya Edo akhirnya ditemani asisten kakeknya Edo yang mengurus semua bisnis almarhum kakeknya.
Sejak masuk SMP Bertha, sudah bekerja disana, waktu itu Bertha masih tinggalnya dirumah orang tuanya tapi dia tidak pernah diharapkan bahkan harus mengurus rumah besar sendiri diusia sepuluh tahun.
Sebelum berangkat sekolah Bertha harus membersihkan rumah dulu baru dia berangkat ke sekolah.
Saat Bertha masuk sekolah menengah pertama, dia hampir mengalami pelecehan terhada dirinya,
waktu itu Edo sedang berjalan dekat gedung kosong entah kenapa hatinya berkata ada sesuatu yang terjadi di gedung itu, iapun menuju arah gedung itu, dan benar saja ada suara seorang gadis yang menjerit minta tolong.
Melihat keadaan itu segera Eco menghubungi supirnya untuk datang kegedung itu, karena jarak rumah yang hanya lima puluh meter dengan cepat pak Wo datang.
Mereka segara menghajar kedua laki -laki yang hendak memperkosa ,Bertha.
Lagi pak Wo membereskan orang itu Edo membawa Bertha kerumahnya untuk menenangkan.
"Kenalkan namaku Edo dan nama kamu siapa?"
"Namaku Bertha,"ujar gadis itu degan suara yang gemetar, karena memang dia masih sangat ketakutan dan gemetar.
"Kenapa kamu bisa ada di gedung itu?"
"tadi pulang sekolah, aku sedang berjalan tiba -tiba mereka membawa aku keempat itu."
"Memang kamu pulang sekolah sama siapa?"
"aku sendiri jalan kaki."
"SMP dimana?"
SMP XX31 ujar gadis itu.
"Apa rumah kamu dekat sini?"aku tinggal di kompleks garuda, ucapnya lirih .
"Apa?"sejauh itu kamu jalan kaki?
"Iya aku tidak punya uang naik angkot."
"Tunggu bukanya tempat itu perumahan elit?terus kamu tinggal sama siapa?"
"aku tinggal bersama orang tuaku,"ujar gadis itu.
Mendengar ucapan Bertha membuat Edo semakin bingung, perumahan elit bersama orang tua, tapi tidak punya uang untuk hanya naik angkot.
Tapi Edo tidak bertanya lagi, segera ia mengajak Bertha kemeja makan untuk makan, rasanya Edo sangat tidak tega melihat gadis yang ada didepannya itu, badan kurus, seperti sangat tertekan.
Selesai makan Edo mengajak Bertha duduk di taman belakang rumahnya.
Tiba -tiba pak Wo datang,"sudah beres pak?"tanya Edo .
"Sudah den, aku sudah menyerahkan mereka ke pihak berwajib,"tutur pak Wo.
"Bagus pak mereka harus mendapat hukuman,"ujar Edo berapi -api.
"Tha apa kamu mau pulang sekarang?nanti kamu dicari sama orang tuamau, ucap Edo karena memang sudah sore, jadi sudah layak orang tua mencari anaknya jika belum pulang sekolah."
"Mereka tidak akan mencari aku ,mereka hanya mencari aku bila ada yang tidak beres, ujarnya lirih."
"Terus apa kamu mau bermalam disini?jika kamu mau tidak apa, atau kamu mau tinggal disini juga tidak apa."
"Tidak terimakasih, aku pulang saja."
"Iya ayo kami akan mengantarkanmu."
Mereka telah sampai di depan rumah Bertha, keheranan Edo semakin menjadi, tampak seorang wanita paruh baya yang membuka pintu, tak ada kehangatan, malah jeweran yang mendarat di telinga Bertha.
Akhirnya Edo meninggalkan tempat itu dengan perasaan kacau.
"Apa kita langsung pulang den?"tanyanya pak Wo.
"Iya pak, ucapnya lantang."
Sejak saat itulah Edo menjadi pindah kesekolah Bertha, keinginan untuk melindungi Bertha itu yang menjadi tujuan utamanya.
Sejak satu sekolah Bertha selalu dijemput dan diantar oleh Edo.
Disaat itu pula Bertha ingin mencari kerja, sehingga Edo yang tahu suara Bertha bagus menawarkan untuk bernyanyi dicafe miliknya .
Bertha yang mendengar itu sangat bahagia.
Edo memperlakukan dia sangat baik, bahkan jalur keluar masuk ke cafe, memakai jalur Edo, tidak seperti karyawan yang lain.
"Tha tolong periksa yang lembar ini apa sudah sesuai"ujar Edo, ternyata Bertha tidak mendengar, bahkan sudah dua kali diulang oleh Edo.
"Sayang kamu kenapa?"tanya Edo lembut. Merasa disentuh Bertha sadar dan bertanya, apa?
"ya ampun Sayang kamu melamun?"
"Aku hanya teringat ketika baru bertemu saat itu kamu sangat baik samaku."
"Bukannya sampai sekarang aku baik sama kamu, bahkan ketika orang tuaku ingin membawa aku pindah bersama mereka aku menolak, karena aku tidak mau jauh dari kamu."
Dan hal itu bukan hanya sampai sekarang tapi sampai kita tua, kamu mengerti ?
"Iya aku mengerti,"ucap gadis itu dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Mana yang mau diperiksa? ini cocokkan dengan hasil dan pengeluaran, soalnya aku mau cek laporan dari Pabrik."
"Loh kenapa kamu yang periksa semua,"biasanya bukannya paman Joi?
"Iya tapi paman Joi lagi cuti sampai satu bulan ke depan,"
"kok lama banget,"ucap Bertha.
"Iya selama ini, paman Joi jarang cuti, kebetulan mereka ada acara keluarga dikampung jadi, ya gak apa -apalah."
"O... begitu,"baiklah.
"Makanya kamu yang bantuin aku sekalian kamu belajar buat laporan keuangan untuk usahamu nanti."
"Sepertinya seru tuh,"ujar gadis itu penuh semangat.
Saat Bertha hendak berdiri tiba -tiba Edo berbalik sehingga Bertha terjatuh tetapi dengan cepat Edo menangkapnya.
"Kamu mau main sinetron judul apa say? kok sampai jatuh,"goda Edo.
"Siapa juga yang main sinetron kamu tuh yang balik tiba -tiba kesal Bertha."
"Jangan marah dong sayang, aku tidak dengaja,maaf ya tutur Edo sambil membantu Bertha untuk berdiri."
Melihat Bertha masih dalam wajah kesal, tiba -tiba Edo bernyanyi lembut ditelinga Bertha.
"Ia dasar kamu ya, mesum amat masih kecil juga,kesal Bertha memukul dada bidang Edo."
"Hai nona siapa bilang umur delapan belas tahun masih kecil, diluar sana banyak ya seusia kita sudah punya cucu."
"Lagian aku hanya bernyanyi ya."
"Cucu dari hongkong, bau kencur punya cucu, punya anak saja belum layak tahu."
"Lagian tahu dari mana hal seperti itu?"
"kalau hanya seperti itu tidak harus ada guru sayang, kamu jadi gurunya soalnya karena kamu makanya kepikir begituan jelas Edo panjang lebar."
Enak saja ucap Bertha sambil mayun.
"O.. ya tadi mau kemana kok berdiri?"
"Toilet."Mau ikut ucap Bertha karena masih kesal.
"Boleh sepertinya seru tuh,"
"dasarrrrr kesal Bertha sambil berlalu."
Setelah dari kamar mandi Bertha melanjutkan kembali pekerjaannya. Setengah jam kemudian pekerjaan Berthapun selesai.
"Sudah Do apa masih ada?"
Bukan masih tapi banyak ucap Edo enteng.
"Ya sudah mana ujar Bertha.lalu Edo memberikan beberapa lembar laporan lagi.
"Sayang makan malam dulu yo, nanti lanjut lagi, kata Edo sambil menuju ruang makan khusus Edo."
Tanpa menunggu lama makanan telah tersaji di atas meja, menu kesukaan keduanya telah tertata rapi.
Selesai makan merekapun melanjutkan pekerjaan mereka hingga pukul sepuluh malam, barulah mereka beranjak untuk pulang.
Sampai di rumah mereka segera masuk ke kamar masing -masing, tapi belum sempat Bertha membuka pintu, Edo langsung menarik tangan Bertha, mimpikan aku ya sayang ucapnya sambil mencium kening Bertha lembut.
Aku masuk ya, Bertha segera membersihkan diri lalu berbaring, tanpa menunggu lama Bertha sudah terbang bersama mimpi indahnya.
Pagi hari
Pagi ini Bertha sudah bangun dan langsung bersiap untuk berangkat sekolah, karena hari ini pengumuman ketulusan mereka, setelah dia siap segara turun untuk sarapan,Bertha duduk sambil menunggu Edo tapi sudah sepuluh menit Edo belum juga muncul.
Akhirnya Bertha menyusul kekamar Edo tok tok tok Bertha mengetuk pintu tetap tidak ada jawaban.
"Bertha langsung memutar hendel pintu dan ternyata Edo belum bangun."
Edo bangun ucap Bertha sambil menguncang bahu Edo.
Edo yang merasa ada yang memanggil, mencoba membuka matanya. Apa sudah pagi? ucapnya sambil menguap.
"Ih kamu jorok tahu, ayo bangun kita harus kesekolah sekarang pengumuman kelulusan kita."
"Iya baiklah aku akan bangun, tapi sebelumnya cium aku dulu ucapnya menggoda Bertha."
Edo duduk dan hendak berjalan,tunggu aku kita sama turun, awas kalau kamu pergi dulu, aku akan cium kamu di sekolah.
Selama Edo mandi, tiba -tiba Kakaknya Pino menelepon Bertha.Dengan penuh semangat Bertha menjawab, halo kak apa kabar? baik dek "kamu apa kabar?"
"Aku baik juga kak,apa kakak tidak kuliah? tumben telepon aku jam segini,"tanya Bertha.
"Selamat ulang tahun ya dek semoga kamu sehat selalu dan semakin kuat, maaf hanya bisa ngucapin dari telepon saja."
"Terimakasih banyak kak,aku saja tidak ingat kalau hari ini ulang tahunnya aku."Kak kapan pulang?
Masih beberapa bulan lagi dek,ini masih mau nyusun "skripsi, doain bisa cepat selesai ya."
"Pasti Kak."
"Sudah ya dek kakak tutup dulu teleponnya, mau cari buku untuk referensi skripsi dek."
"Ok Kak da... "percakapan antara kakak beradik itupun terputus.
Terimakasih Kak masih ingat dengan aku, aku sudah rindu sama kakak, hampir tiga tahun kita tidak jumpa gumam Bertha.
Bertha ingat saat terakhir bersama kakaknya. Saat itu tanpa sengaja,Bertha menyenggol vas bunga kesayangan mamanya,
"Bertha apa yang kamu lakukan, kenapa selalu menyusahkan sih.
"Lihat pecahkan?"bentak mamanya, maaf ma aku tidak sengaja kata Bertha sambil bergetar menahan takut.
"Apa kamu pikir dengan minta maaf vas ini akan bagus kembali? dengar baik bagiku vas ini lebih berharga dari pada kamu.
Kamu itu anak pembawa sial,jadi tidak ada harganya."
Mendengar ucapan mamanya air mata Bertha mengalir deras melewati pipi mulusnya.
Sekarang dari pada semua hancur karena kamu mending kamu keluar dari rumah ini, ucap mamanya tanpa mempedulikan hati Bertha.
Pino yang mendengar ucapan mamanya seolah mendapatkan kekuatan entah dari mana.
"Cukup ma, apa yang mama lakukan hanya karena vas bunga ini mama mengusir anak kandung mama sendiri, Bertha itu sama seperti kami ma, tapi mama tidak pernah memperlakukan dia dengan baik."
"Apa semua yang terjadi kesalahan Bertha? bukan ma, itu kesalahan mama dan papa karena tidak bisa menahan diri dan tentang usaha papa yang hancur itu juga tidak ada hubungannya dengan Bertha,sadar ma, ucap Pino."
Bersambung
Mohon bantuannya untuk komentar dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments