Setelah acara selesai Merekapun meninggalkan kantor untuk menuju rumah Bertha,sampai disana mereka akhirnya turun untuk bercengkramah sebelum besok kedua orang tua Edo kembali ke kota tempat tinggal mereka.
"Do aku senang banget dengan perkembangan kesehatan kamu ,"ujar mamanya Edo.
"Iya aku juga merasa senang," jadi tidak sia-sia perjuangan kedua anak kita.
"Iya juga sih."
"Kalian istirahat disinikan,"tanya Papa Aldo.
"Bolehlah Do untuk nengenang persahabatan kita."
"Ya sudah kalian istirahat dan membersihkan diri dulu,baru nanti kita lanjut cerita."
"Oklah Do kami masuk kamar yang mana ni,"tanya mamanya Edo.
"Itu yang no dua,aku juga mau bersih-bersih juga."
Selesai obrolan terakhir mereka masuk kamar masing-masing.
Edo dan Bertha masih sibuk mengerjakan tugas mereka.Sampai kedua orang tua Edo menghampiri mereka.
"Aduh sayang-sayangnya mama sibuk banget nampaknya ucap wanita yang selalu ceria itu."
"Iya ni ma tugasnya besok pagi harus di kumpul sudah gitu masuk jam delapan lagi sambung Edo."
"Ya sudah deh nggak jadi nganggu mending mama kembali kepada kedua sahabat mama,ucapnya sambil berlalu."
Edo dan Bertha hanya nyengir melihat tingkah mamanya itu.
Jam sepuluh baru siap tugas Edo dan Bertha,sedangkan para orang tua madih bercandaria kayaknya anak remaja yang nongkrong di tempat pavorit mereka setelah bolos dari kelas.
Kamu mau pulang atau ikut nginap disini yang?"tanya "Bertha.
"Nginap deh soalnya ortu saja nginap masak aku pulang sendiri tidak seru tahu."
"Tapi besok berangkat pagi ya soalnya harus pulang ganti pakaian juga."
"Oklah kamu tidur disamping kamar papa dan mamamu ya."
"Baiklah sayangku semoga mimpi indah ya,"ucap Edo sambil memberikan ciuman jarak jauh.
Pagi hari mereka berkumpul untuk sarapan bersama,ibarat keluarga itulah suasana yang mereka rasakan tak terlihat bahwa mereka adalah calon besanan.
"Sayang nanti kami harus pulang ya kasihan adik-adik kamu,kalian kuliah yang benar."
"Baik ma sahut Edo,"tapi kami tidak bisa mengantarkan papa sama mama kami ada kuliah pagi ucapnya lagi.
Karena setiap datang mereka jemput dan setiap mau pulang pasti mereka antar.
"Tidak masalah sayang nanti om Aldo yang antar,kalian tidak perlu kuwatir akan hal itu."
"Baiklah ma,kalau begitu kami duluan,soalnya masih harus ngambil buku dirumah."
kedua anak mereka akhirnya berangkat sekarang tinggal mereka yang masih asyik ngobrol.
"Bro jaga jagoanku ya supaya tidak menyakiti hati princesmu,"
Aldo yang mendengar uacapan sahabatnya malah tertawa.
"Kamu itu memang seperti menjaga ternak,"ucapnya masih tertawa.
"Kita tidak perlu terlau keras sama mereka,karena mereka sendiri sudah saling membutuhkan jauh sebelum kita bertemu kembali."
kali ini wanita kesayangan mereka yang angkat bicara.
Mamanya Edo adalah sahabat yang paling dekat diantara mereka berempat.
Wanita manja itu sudah seperti adik bagi Aldo,kemana dia pergi selalu saja diekori.
Sampai satu malam wanita itu demam tinggi tapi bukan orang tuanya yang dia cari melainkan Aldo.
Dengan perasaan tidak enak pada orang tua Aldo mereka menjemput Aldo dan menjelaskan keadaan putri mereka.
Orang tua Aldo yang paham sutuasi anaknya langsung membangunkan Aldo yang sudah tidur.
Sampai disana Aldo melihat adik kecilnya itu lagi mengigau diapun membangunkannya.
"Kamu ada disini memangnya kamu tidak marah samaku lagi,"ucapnya sambil memeluk pria yang sangat dia sayangi.
"Siapa yang marah sama kamu?"aku itu bilang seperti itu agar kamu tidak terlalu lemah dihadapan mereka karena tidak selamanya aku selalu bersama kamu.
"Maafkan aku ya yang bicara kasar sama kamu,"ucap Aldo sambil mengelus rambut adik kecilnya lembut.
Walaupun udia mereka hanya berpaut bulan Aldo delalu menganggap wanita itu adik kecilnya.
"Ya sudah kamu tidur biar aku temani kamu itu sangat manja sekali goda Aldo."
"Benarkah kamu temani aku tidur?"
"Iya kamu pikir aku dijemput ayah dan bunda malam begini kita mau main kelereng?"
Tanpa mendengar omelan yang semakin panjang akhirnya adik kecilnya memejamkan matanya dan sudah terdengar nafas yang teratur.
Kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat kedekatan anak mereka dan akhirnya meninggalkan kamar putrinya.
"Saat di mobil dia bertanya pada sahabatnya,eh bro apa wanita cengeng ini masih sangat manja?"
"Masilah tapi dia manja hanya samaku dan samamu bro kalau di kantor dia sadis habis,"ucap papa Edo sambil tertawa karena melihat wanita yang mereka sayangi itu sudah cemberut.
Sejak pertemuan mereka papa Aldo tahu kedekatan mereka berdua yang ibarat nasi dan sendoknya yang tidak terpisahkan.
Melamar saja yang duluan di minta ijin ya sama Aldo,dan kedua orang tuanya tidak mereasa keberatan karena pada kenyataannya memang Aldo yang menjaga putri mereka.
Di depan orang banyak atas permintaan wanita itu dia harus diminta baik kepada Aldo sang kingnya.
Aldo melepaskan adik Kecil dan manja itu dengan memberikan pelukan.
Sekarang kamu tidak boleh "manja sama aku lagi karena sudah ada yang gantikan posisiku,kalau kamu tidak mau melihat singa mengamuk karena cemburu ucapnya membuat suara riuh di dalam ruangan itu."
Pasti sangat merepotkan ucap "Aldo yang mendapat plototan dari sang empunya mata."
"Jadi selama ini kamu anggap aku merepotkan?"tanyanya dengan kesal dan yang membuat wanita itu lebih kesal karena kedua pria itu malah tertawa senang.
"Sudahlah bro sudah ada gunung di dekat sini aku takut kalau ada apinya jadi bahaya jika gunung itu meledak dan mengeluarkan laharnya ucap Aldo enteng."
Mereka berdua malah tertawa lagi melihat wajah wanita yang sangat mereka sayangi dan tanpa ada aba-aba mereka berdua langsung memberhentikan tawanya.
Tanpa mereka sadari ternyata mereka sudah sampai di bandara.
Aldo mendekati adik manjanya dan berkata jangan cemberut gitu jelek tahu nanti nyesal pergi dengan wajah ditekkuk sampai disana tidak bisa lagi melihat kingmu ini goda Aldo.
"Wanita itu menyebut Aldo adalah sebagai kingnya."
"Jika sudah mendapkan godaan dari Aldo mana tahan dia marahan lama dan akhirnya lari kepelukan pria yang mengatainya merepotkan itu."
Suaminya yang sudah mengenal istrinya hanya nyegir setiap melihat sahabatnya memeluk istrinya dengan erat.
kami berangkat bro ucap papanya Edo sambil menggandeng tangan istrinya.
"Hati- hati semoga sehat selalu," ucap Aldo.
Iapun kembali ke rumahnya hari ini dia bermaksud melihat tokonya yang ada didesa tempat dia sebelum kembali kekota.
Sementara kedua insan itu telah selesai mengikuti jam kuliah kedua mereka.
Dengan mengantarkan Bertha ke kantor dan Edo kekantornya.
"Sayang kamu tidak lapar lagi,"tanya Edo yang memang mereka belum mengisi perut sesudah tadi pagi.
"Laparlah yang memang perut aku terbuat dari besi ucap Bertha."
"Ya siapa tahu sesudah jadi bos perutmu berubah gitu,"ujar Edo tanpa dosa.
"Enak saja Bertha bukan bunglon ya yang dapat berubah-ubah."
Ya sudah tidak usah marah mari kita makan ok bidadariku yang paling cantik,"ucap Edo yang sudah memarkirkan mobilnya.
Mereka turun dari mobil menuju rumah makan yang telah ada di hadapan mereka.
Setelah mendapatkan tempat duduk mereka segera memesan makanan,dan karena pengunjung lumayan ramai maka terjadilah antrian yang cukup panjang.
"Sayang kamu senang nggak tunangan sama aku,"tanya Edo sambil menunggu makanan yang mereka pesan.
"Kok tanya gitu sih yang,ya jelas senang dong aku itukan cinta sama kamu."
"Trimakasih ya sayang aku juga sangat mencintaimu aku takut kamu tidak suka pertunangan kita karena yang merencanakan orang tua kita."
"Aku suka kok jawab Bertha tersenyum manis."
Makanan yang mereka pesan telah terhidang dengan baik sekarang giliran mereka untuk segera menyantapnya.
Setelah selesai makan mereka segera meninggalkan tempat itu menuju kantor Bertha.
Sampai di depan gedung yang menjulang tinggi itu mereka segera turun,Edo yang sengaja di minta Bertha ikut masuk berjalan berdampingan sambil bercanda.
Melihat bos mereka datang merekapun menebarkan senyum terindah mereka,berbeda saat Bertha datang sebelumnya apalagi saat pertamanya tidak ada senyum seindah yang sekarang.
Ruangan hkusus Bertha sudah disediakan disamping ruangan yang biasa di pakai oleh omnya.
Indah itulah pandangan pertama yang dilihat oleh Bertha.
Warna dan pasilitas semua sesuai kesukaan Bertha.
Saat mereka menuju lobi asistennya sudah menunggu di depan pintu ruangan Bertha.
"Siang paman,"sapa Bertha yang melihat asistennya sudah menunggunya.
"Siang bu ayo silahkan masuk ucapnya datar."
"Baiklah paman,"ucap Bertha yang langsung nengikuti Asistennya dari belakang.
"Apa om ada diruangannya paman?"
"Beliau sedang keluar karena ada rapat penting."
"Baiklah paman terimakasih."
"Oya bu silahkan pelajari berkas ini,nanti kita bicarakan setelah beliau kembali."
Setelah percakapan yang terakhir adisten itupun keluar dari ruangan Bertha.
Sayang kenapa cemberut begitu tanya Edo.
"Ini kertas banyak banget isinya buat pusing."
"Belajarlah sayang nanti juga terbiasa aku juga dulu begitu jangan membaca membuka saja malas tapi setelah aku semakin belajar tidak lagi terasa terbebani."
"Ya sudah ya sayang belajar yang baik nanti kalau sudah siap kabar aku ya,"ucap Edo kemudian mencium lembut kening tunangannya.
Edo meninggalkan ruangan Bertha dengan senyum merekah dibibirnya.
Jam empat sore Bertha dipanggil asistennya keruangan rapat.
Disana sudah ada om dan papanya dengan senyum merekah.
Bertha menyapa orang yang paling dua sayangi itu.
"loh papa ada disini,"katanya mau ketoko ucapnya.
"Iya sayang rencananya tapi tadi om telepon papa jadi batal deh."
"O...begitu ujar Bertha lalu duduk di samping papanya."
Begini nak langsung saja ya,berhubung papa kamu sudah sehat jadi sepertinya om sudah bisa mengurus usaha om yang lagi bermasalah seperti yang om katakan waktu itu."
Jika ada yang kurang kamu pahami silahkan tanya om kapanpun akan om usahakan.
"Ya om,"grutu Bertha.
"Jangan cemberut seorang pemimpin harus kuat tidak mudah ciut."
"Lagian papa kamu ini seorang Pebisnis yang handal,"kamu hanya membantu jelas omnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Aci Asmarah
semangat thorr
2021-04-21
0