"Apa maksudmu pa dengan hukuman bersih?"
"Ya hukuman yang tidak dapat diganggu gugat,karena mereka memiliki bukti yang sangat kuat maka kita tidak dapat mengelak lagi."
"Pa mungkin dengan cara minta maaf mereka dapat mencabut hukuman pada kinan."
"Aku yakin tidak bisa ma,sekalipun Bertha putri kita tetapi kita tidak pernah memperlakukannya layak sebagai anak."
"Terus apa yang harus kita lakukan pa?"
"Iya kita harus pasrah dengan jalur hukum."
Apa?tidak pa,"aku tidak mau "putri kesayanganku mendekam dalam tempat terkutuk itu,ucapnya penuh emosi.
"Kita harus melakukan apapun."
"Kita dapat mengancam Bertha."
"Tidak ma jangan menambah luka dihatinya."Lagian saat ini kekuatan dia sudah sangat besar.
"Dia sudah pewaris perushaan kakeknya dan bertunangan dengan anak yang paling disegani di kota ini."
"Apa?ucapnya lagi lebih terkejut dari yang tadi."
"Berarti sekarang dia yang lebih kaya dan berkuasa dari pada kita?"
"Benar ma."
"Kenapa bisa?"
ya bisalah bukannya dari dulu anak itu yang selalu menjaga Bertha?
"Terus dengan perusahaan itu?"bukanya sudah diambil alih
oleh adiknya?
"Ya itu betul ma,"tapi
setelah papanya meninggal anak tungggalnya yang mengolah merasa itu bukan haknya,dan kakeknya Bertha sudah membuat wasiat akan diserahkan ketika Bertha berumur 18 tahun.
"Jadi bagaimana pa kasihan Kinan ucapnya lemas."
"Ini semua salah kamu ma yang telah mengajarkan kebencian kepada Bertha sehingga kinan tega berbuat senekat itu."
"Kenapa sekarang kamu menyalahkan aku terus,"kenapa selama ini kamu tidak pernah protes?
"Jangan bilang aku tidak protes kamu yang telah memaksakan kehendak kamu."
"Perasaanku hancur tahu tidak pa sekarang kamu menyalahkan aku."
"Aku sangat benci padamu pa,"teriak wanita itu sambil berlari meninggalkan suaminya.
Pria itu mengusap wajahnya kasar.
Ditempat lain Pino yang sudah nengetahui keadaan kinan hanya menyesali semua.
Andai saja kalian dapat berlaku adil hal ini tidak akan pernah terjadi ucapnya penuh penyesalan.
Sebenarnya Pino telah selesai studynya tapi dia sangat malas harus berjumpa dengan mamanya maka dia memutuskan untuk bekerja disana.
Saat dia senggang dia menelepon Bertha,tanpa harus membahas masalah yang telah dialami oleh Bertha.
"Dek besok mungkin sudah sampai kiriman kakak,semoga
kamu suka ya."
"Walaupun terlambat tapi kakak iklas karena itu gaji kakak pertama dek."
"Maksud kakak, terlambat bagaimana kak?"
"Iya hadiah pertunanganmu dek,"maaf kakak tidak bisa hadir.
"Sebenarnya om sudah telepon kakak dua hari sebelum pertunanganmu,"tapi kakak tidak bisa tinggalkan pekerjaan kakak karena kakak baru di terima, jadi tidak punya cuti.
"Tidak apa-apa kak."
"Iya sudah kakak tutup ya dek,"kakak masih harus kerja.
Pino sebenarnya sudah sangat rindu pada Bertha
?Tapi apa mau dikata sudah jadi keputusannya.
Selesai menghubungi Bertha Pino melanjutkan pekerjaannya,hatinya terasa sakit setiap mengingat perlakuan keluarganya pada Bertha.
Sementara itu kabar tertangkapnya Kinan sudah menyebar di seluruh kampus.
Saat ini penghuni kampus semakin menyegani Bertha yang termasuk orang tajir dan bertunangan dengan anak orang tajir dan sangat dihormati mulai dari kakeknya.
Orang yang dulu memandang rendah Bertha kini telah beralih haluan,setiap mereka jumpa seolah berjumpa dengan presiden yang menundukkan kepalanya dengan hormat.
Hari ini setelah mata kuliah selesai Bertha dan Edo berencana jalan-jalan,setelah kaki Bertha keseleo pada bulan yang lalu mereka belum pernah jalan.
"Sayang kita singgah sebentar cari cemilan ya,"ucap Bertha.
"Emangnya kamu mau beli apa?"
Ya pastinya yang enak dong jawab Bertha.
"Emang bagi kamu yang enak itu apa?"
"Yang berbaur rasa coklat deh,"ujar Bertha polos.
"Beda ya yang ,kalau aku yang paling enak itu sepertinya kamu deh yang."
"Dasar mesum kamu,"ujar Bertha sambil melempar Edo dengan botol minuman yang dipegang oleh Bertha.
"Iya namanya pria normal ya pasti mesum sayang,"jawab Edo tidak mau kalah.
"Ialah capek aku debat sama kamu,"ucap Bertha lalu menyandarkan kepalanya dan memejakan matanya.
Karena lelah,yang pada awalnya Bertha hanya mau menghindari Edo malah benaran tertidur.
Edo yang melihat Bertha tertidur,akhirnya meninggalkannya di dalam mobil dan pergi untuk membeli cemilan yang Bertha bilang.
Saat Edo kembali,ternyata Bertha belum juga bangun.
Edo merasa tidak tega untuk membangunkan Bertha ,segera melajukan mobilnya kembali.
Sampai ditempat tujuan yaitu sebuah danau yang indah.
Bertha perlahan membuka matanya.
Kita sudah sampai ya?""tanyanya dengan suara Khas bangun tidur.
"Iya sayang ayo turun nanti keburu hujan."
"Hujan?"tanyanya bingung karena ia melihat suasana sangat cerah.
"Melihat Bertha bingung,"Edo hanya terkekeh,sudah yo bingung mulu ujar Edo sambil nenarik tangan Bertha.
Ditengah danau itu ada sebuah pondok kecil yang dikelilingi dengan bunga yang beraneka ragam.
Edo duduk sambil menatap keindahan bunga yang sedang dinikmati oleh Bertha di depan pondok tersebut.
Lelah dengan pemandangan disekitar danau itu,akhirnya Bertha menghampiri Edo dan duduk disampingnya.
Bahu Edo yang kokoh menjadi sandaran kepalanya.
"Kamu kenapa hemmm?"apa yang mengganjal di hatimu sayang?tanya Edo sambil mengelus pucuk kepala Bertha.
"Aku bingung dengan semua yang terjadi ucapnya jujur."
"Sudahlah tidak perlu di sesali semua telah terjadi dan tidak dapat dihindari."
"Semoga mereka dapat menyadari apa yang telah mereka kakukan selama ini."
"Siapa yang ingin keluarganya hancur sayang tidak ada,"tapi jika sudah terpaksa ya kita harus belajar ikhlas sekalipun menyakitkan hati kita.
"Aku ajak kamu kesini bukan untuk meratapi basib loh tapi untuk merasakan indahnya cinta,"ucap Edo sambil mengangkat dagu Bertha agar melihat Edo.
Bertha menatap manik mata Edo yang masih memandangnya.
"Makasih sayang kamu selalu ada untuk aku,"ucap Bertha lembut.
"Apapun akan aku lakukan asal kamu bahagia ucap Edo jujur."
"Aku sangat mencintai kamu sayang dan tidak ingin melihat kamu bersedih terus."
"Aku hanya ingin melihat senyum diwajah kamu sayang."
Bertha sangat senang dengan pengakuan Edo.
Walaupun tanpa diucapkan Edo,Bertha sudah memahami semua kebaikan Edo.
"Aku tahu sayang,"ucap Bertha jujur.
"Oiya ini cemilan tadi aku beli,"tapi maaf jika tidak sesuai dengan kesukaanmu.
"Habisnya kamu tidur nyenyak banget,aku sampai tidak tega untuk membanguni kamu,jadi asal aku pilih saja yang penting berbaur coklat."
Bertha menerima dengan senang hati,dan benar saja dengan berlalunya waktu berlalu juga cemilan itu pindah tempat tanpa tersisa.
"Wah kamu doyan apa doyannnn?"goda Edo.
"Sama saja bukan?"ucap Bertha dengan sedikit merajuk.
"Sejak kapan jadi doyan gini?"
"Entahlah setelah kejadian dengan kak kinan aku jadi suka ngemil."
"Nanti kamu gendut tahu,"ujar Edo sambil mencoel hidungnya Bertha.
"Memang jika aku gendut apa yang akan kamu lakukan?"
"Mandangin kamu pasti jadi seperti bakpau."
"Mandangin atau ninggalin?"
"Kok ninggalin sih?"
Walaupun kamu makin gendut aku tidak akan ninggalin kamu kok.
Mungkin sensasinya malah lebih nikmat ucap Edo sambil terkekeh.
"Ih kamu itu selalu mesum tahu?"
"Biarin saja yang penting mesum hanya dengan kamu saja,"ujar Edo cuek.
"Benaran ya awas saja sempat mesum dengan wanita lain aku cincang halus nanti."
"Ih kamu seram amat sayang,ngeri aku dengarnya."
"Biarin,"ucap Bertha ketus.
Edo yang melihat bibir Bertha seperti buntut ayam malah membuat hasrat kelelakiannya bangkit.
Tanpa ancang-ancang dia langsung me****mat bibir Bertha lembut.
Setelah membuat Bertha hampir kehabisan nafas barulah Edo melepaskan pangutannya.
Edo melap bi**r Bertha dengan ibu jarinya dan tangan yang satu merapikan rambut bertha yang berantakan akibat ulahnya.
"Sayang kita pulang yo ajak Edo,dia tidak mau melukai Bertha jika tidak bisa menahan hasratnya."
"Ayo ucap Bertha,"ia juga sudah paham dengan Edo,dan itulah yang membuat Bertha semakin mencintai Edo.
Sekalipun mereka memiliki waktu dan kesempatan tetapi mereka tidak pernah melakukan yang tidak selayaknya sampai waktunya tiba.
Ya jika sekedar ciuman mereka sering lakukan tapi tidak lebih.
Dengan bergandengan tangan mereka berjalan menuju mobil.
"Sayang kamu itu imut bangat selalau tersenyum seperti ini,"goda Edo dengan menarik Bertha dalam pelukannya.
"Malu tahu banyak orang,"ujar Bertha sambil mencoba menarik tubuhnya dari dekapan Edo.
"Diamlah biar seperti ini,"orang-orang memiliki kesibukan sendiri jadi kita biar dengan kesibukan kita sendiri juga.
"Kamu ya selalu ada cara untuk ambil kesempatan grutu Bertha."
"Ngapain aku harus cari kesempatan bahkan tiap hari kita bersama sayang."
Bertha hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir.
"Sudah ayo kita pulang nanti om nyariin kita lagi."
Mereka akhirnya meninggalkan tempat itu.
Diperjalanan mereka bercerita yang lucu sehingga membuat mereka terkadang tertawa terbahak-bahak.
Tanpa mereka sadari ternyata mereka sudah sampai di depan rumah Bertha.
"Sayang aku langsung pulang ya,salam sama om dan adik tergantengku."
"Ok terimakasih ya untuk hari ini,da..i love you."
"Love you to."
Kemudian Edo melajukan mobilnya menuju cafe untuk mengerjakan pembukuan beberapa hari terakhir,yang sempat tertunda akibat sering bolak-balik kantor polisi.
Sementara Bertha segera masuk untuk mencari keberadaan joni.
Saat Bertha masuk ke kamar Joni,ia melihat adiknya duduk termenung.
Bertha duduk disamping adiknya dan mengajaknya ngobrol.
"Adik ganteng kakak kenapa kok bengong?"
"Kakak sudah pulang ucapnya semangat."
"Sudah adikku sayang,"kenapa memang?
"Tidak kak,"aku hanya sedih karena kakak lama sekali pulang aku pikir kakak akan menangis lagi seperti tadi pagi.
"Apa kamu melihat kakak menangis sayang?"
"Iya kak aku takut kakak akan pergi."
"Kakak tidak akan pergi dek,"kakak menangis bukan karena mau pergi,tapi karena hati kakak sedikit sedih.
"Kakak tidak menangis karena Joni kan kak?"
"Tidak sayang,"Joni adik yang baik mana mungkin kakak menangis.
"Kakak menangis karena ada orang yang selalu jahat sama kakak."
"Dan itu bukan kamu sayang,orangnya sudah ditangkap polisi."
"Baguslah kak besok kalau aku sudah besar akan menjaga kakak dari orang jahat."
Bersambung
Mihon maaf atas kesalahan dalam penulisan karya ini.
Trimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments