Emosi Pino membuat mamanya kaget soalnya selama ini tidak ada yang berani ngomong apalagi membentak, jika sudah diancam tidak akan memberikan uang jajan dan akan menyiksa Bertha lebih lagi, maka semua hanya pasrah.
Tapi hari ini hati Pino benar -benar tidak terima akan perkataan mamanya.
Dia tahu betul itu bukan kesalahan Bertha, malah bisa dibilang Bertha yang jadi korban keegoisan kedua orang tua mereka.
Saat Bertha ada dalam kandungan mamanya mereka sudah ada tiga, jadi menurut mamanya tidak mau menambah anak,
berapa banyak cara yang dilakukan oleh mamanya agar kandunganya keguguran tapi Tuhan tidak mengijinkan malah janinnya bertumbuh dengan baik.
Kebencian mamanya bertambah besar karena saat ini usaha mereka terancam bangkrut, utang dimana -mana.
Setelah Bertha lahir dia dirawat oleh bibinya tapi sayangnya pada umur sepuluh tahun bininya meninggal karena sakit, sedang pamannya menikah lagi, dan istrinya tidak mau menerima Bertha karena bukan anak dari suaminya.
Mulai saat itulah penderitaan Bertha, cinta tulus dari paman dan bibi yang dianggap papa ,mama yang tidak pernah membuat dia menangis dan tidak pernah mengecewakannya.
Kenyataan bahwa mereka adalah bukan orang tua kandungnya membuat dia sangat kecewa di tambah istri dari papa yang tidak mau menerimanya.
"Mama cukup kalian menyakiti Bertha dan ini Pino tiba -tiba melempar vas yang ada disebelah vas yang pecah karena Bertha, pecahan vas bertebaran dimana -mana."
"Sekarang katakan mam apa yang mama katakan pada Bertha tadi,
lakukanlah ma seperti apa yang mama lakukan pada Bertha, bukankah aku juga sudah memecahkan vas bunga kesayangan mama?"
"Kamu sudah berani melawan mama karena anak sialan nih?"bentak mamanya pada Pino.
"Anak sialan yang mama bilang itu adalah anak mama, jadi yang sial berarti mama juga."
Huh
dengan kasar mamanya membuang napasnya lalu pergi.
Pino yang melihat mamanya sudah pergi iapun mendekati Bertha, maafkanlah mama dek, jangan bawa kedalam hatimu, biar hatimu tidak semakin terluka.
"Kak tolong bawa aku ke tempat mamaku, aku rindu mama."
Pino yang sudah tahu maksud Bertha segera membawa menuju mobilnya.
Sesampai mereka di pemakaman Bertha langsung berlari dan menangis sejadi -jadinya.
"Mama kenapa tinggalin Bertha, aku rindu mama, bawalah Bertha bersama mama biar Bertha ada teman, mama juga tidak ada temankan ma."
Tangisan Bertha menambah pilu dihati Pino, perasaannya semakin terluka melihat keadaan Bertha yang sudah tidak berdaya.
Tetapi dia sebagai kakak juga tidak bisa berbuat banyak. Kebutuhan yang memang masih dari kedua orangtua mereka.
"Sudah dek kita pulang yo, nanti kamu sakit, lihat matahari sangat terik. Kalau kamu sakit nanti mamamu akan sedih.
Mamamu tidak mengajakmu pergi karena dia tahu bahwa kamu adalah anak yang kuat."
Pino berusaha menghibur Bertha agar mau pulang. Karena menurut pino tidak baik siang hari berada di pemakaman akan membuat Bertha sakit.
"Kak aku tidak mau pulang kerumah kakak, aku mau tinggal sendiri aja, bantulah aku cari tempat Kak."
"Tapi kamu masih sangat kecil untuk tinggal sendiri dek,"lagian kamu mau tinggal dimana?
"Dimana saja Kak asal tidak pulang kesana,atau aku tinggal di rumah mama disini rumahnya kosongkan?"
Terus sekolah kamu "bagaimana, tinggal berapa bulan lagi kamu ujian, tidak mungkin sekolah menerima anak pindahan."
"Kita cari kos dekat sekolah aku saja Kak."
"Ya sudah ayo biar kita cepat dapat."
Merekapun akhirnya meninggalkan pemakaman untuk mencari kesan putri dekat sekolah Bertha.
Setelah lama berputar-putar hanya satu kamar yang kosong dan daerahnya lumayan rawan.
Karena desakan Bertha akhirnya mereka mengambil kamar itu walaupun dengan berat hati Pino melepaskan adiknya.
Setelah mengambil barang -barang Bertha dan menata dikamarnya akhirnya Pino memutuskan meneruskan kuliah untuk mengambil S2 di Jepang.
Selama pendidikannya iya tidak pernah pulang, keinginannya hanya satu, bisa pulang dengan membawa nilai yang bagus dan bisa dapat kerja dan membiayai hidup Bertha.
Sementara itu ditempat lain
"Papa sangat rindu kamu nak, maafkan papa yang egois, sementara papa tahu mereka tidak menyukai dan menerima kehadiran kamu."
"Apa yang terjadi padamu nak hati papa benar tidak tenang, kamu harus kuat sayang papa menyesal, menikah dengan wanita yang tidak mau menerimamu."
Papa pikir dia tulus menerimamu tapi ternyata hanya sandiwara.
Dan tanpa terasa air matanya sudah menetes dipipinya, rasa rindu pada anankya sangat besar tetapi selalu dihalangi oleh istrinya dengan alasan sakit bagian perutnya.
Karena keinginan untuk memiliki anak
sehingga setiap kali mau mengunjungi Bertha selalu ditunda, walau dia tahu istrinya pura -pura.
Saat Edo keluar dari kamar mandi, dia melihat Bertha yang sedang melamun, berapa kali dia memanggil tapi tidak didengar oleh Bertha sehingga mendekati dan memeluk Bertha.
"Ada apa? siapa yang telepon? sampai buat kamu menangis?Edo meraih pipi Bertha dengan kedua tanganya."
Mata mereka bertemu beberapa waktu,Bertha belum mau menjawab pertanyaan Edo.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku sayang, sekarang katakan siapa yang membuat kamu menangisi?"
"Tadi yang telepon Kak Pino dia hanya ngucapin selamat ulang tahun saja."
"Terus kenapa menangis?"
"tidak apa -apa,"senang aja ujar Bertha .
"Do kamu mau nemani aku ketemu papaku?"aku sangat rindu kata Bertha dengan memelas.
Edo yang bingung hanya mengangguk tanda setuju tanpa bertanya.
Untuk hari ini, apapun yang kamu mau aku akan berikan cantikku, ujar Edo sambil mencubit pipi Bertha.
"Oya selamat ulang tahun sayang ucap Edo sambil mencium pipi Bertha."
"Terimakasih," jawab Bertha.
Mendapatkan perlakuan dari Edo, akhirnya Bertha tersenyum.
Edo berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah kotak kecil, Edo mengambil isinya dan langsung memasang ke leher cantik Bertha.
"Wah cantik banget terimakasih ujar Bertha semangat."
"Kamu suka?"
"iya, ujar Bertha dengan wajah yang memerah."
"Trimakasih kalau kamu suka,"aku bahagia dengarnnya .
"Ya sudah kita turun untuk sarapan nanti kita terlambat ke sekolah,pengumumannya di ambil orang."
"Mana bisa?"
"bisa dong, makanya ayo cepat."
Setelah sarapan mereka langsung menuju ke sekolah karena jam sepuluh pengumuman kelulusan akan dimulai.
Disekolah teman mereka sudah pada berkumpul.
Kebahagiaan terpancar diwajah mereka karena mereka semua lulus.
Setelah melihat pengumuman Edo dan Bertha segera meninggalkan sekolah karena mau bertemu dengan papanya.
Atas petunjuk Bertha pak Wo melaju menuju tempat papa Bertha.
"Tha aku bingung deh kok kita kesana bukannya papa kamu ada dikota kita?"
"Ya tapi papa yang mau kita jumpai papa yang sangat menyayangi aku dengan tulus."
"Aku diasuh paman dan bibi sampai aku umur sepuluh tahun,aku tidak tahu kalau mereka bukan orang tua kandungku,mereka sangat baik dan benar mencintai aku."
"Tapi karena mamaku meninggal dan papa menikah lagi, istrinya tidak mau merawat aku makanya aku kembali ke orang tua kandungku tapi mereka tidak menyayangi aku."
"Ya sudah tidak usah sedih lagi, aku hanya bingung saja tadi, soalnya kamu tidak pernah cerita."
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai ditempat kerja papanya ,melihat Bertha datang karyawan yang sudah sangat kenal dengan Bertha langsung memeluk dengan erat.
"Sayang kamu datang, sudah besar kamu sekarang ya, kenapa baru ini datang, bibi sangat rindu ujarnya sambil meneteskan air matanya."
"Jangan menangis bibi, aku tidak ada waktu selama ini, aku harus bekerja jadi hari ini aku sangat rindu papa, dia tidak pernah datang seperti janjinya akan mengujungi aku."
"Apa papa ada bi?"
"Ada sayang, masuklah ada diruangannya."
Bertha langsung masuk dia melihat papanya yang lagi sibuk langsung memeluk tanpa menyapa terlebih dulu.
"Papa aku rindu papa, tapi kenapa tidak pernah datang seperti janji papa ucapnya dengan suara gemetar."
Aldo yang mendengar suara itu langsung berbalik, "sayang kamu datang? maafkan papa sayang sudah berbohong pada gadis cantik papa."
"Sekarang kamu sudah besar nak ucapnya degan penuh penyesalan."
"Papa kenapa kok pakai kursi roda?"
"Ceritanya panjang sayang makanya papa tidak pernah datang menjenguk kamu."
Saat Bertha asyik cerita tiba -tiba seorang anak kecil muncul sambil memanggil papanya.
"Papa Joni pulang ucapnya dengan suara yang mengemaskan."
Setelah memberi salam pada papanya, Joni mendekati Bertha, Pa kakak ini siapa?cantik ujarnya polos.
"Kenalan sayang namaku kak Bertha, nama kamu siapa? tanya Bertha semangat, sedih yang tadi menyelimuti wajahnya sekarang berganti dengan bagagia."
"Dia kakak kamu nak,selama ini dia sekolah makanya tidak pernah Joni lihat ucap Aldo berbohong karena tidak mungkin menceritakan kebenarannya."
"Aldo mendekati Bertha selamat ulang tahun sayang, ucapnya sambil memeluk putrinya."
Selama ini dia hanya bisa berdoa dari jauh setiap kali merayakan ulang tahun Bertha, dia tidak pernah lupa kebahagiaan yang Bertha bawa pada keluarga kecilnya .
Mereka yang tidak bisa memiliki anak akibat sakit kanker rahim yang diderita istrinya, sebenarnya istrinya pernah hamil tapi tidak bisa dipertahankan demi keselamatan istrinya.
Setelah istrinya meninggal sebenarnya dia tidak punya niat untuk menikah, tapi karena rayuan terutama jebakan mamanya Joni akhirnya harus menikahi wanita itu karena sudah mengandung kakaknya Joni.
Tetapi seiring berjalannya waktu rahasia wanita itu terbongkar, Vega bukankah anak dari Aldo melainkan dari pria lain.
Percekcokan terjadi, antara memilih untuk bertahan dan berpisah, kalau hanya masalah vega Aldo bisa terima tapi ternyata dia selingkuh lagi dibelakang Aldo.
Dengan mengendarai mobil, yang sudah tidak terarah sehingga kecelakaan terjadi, yang mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.
Bertahun -tahun Aldo terpuruk dan tidak memiliki semangat hidup, bahkan untuk berobatpun tidak rutin.
Dengan melihat putrinya datang sehingga dia semangat kembali.
"Papa mau aku kenalkan pada seseorang yang selalu menolong Bertha? tanya Bertha pada papanya."
"Pasti mau sayang,"ujarnya lembut.
Bertha mendorong kursi roda papanya untuk berjumpa Edo yang menunggu di luar.
Melihat Bertha keluar Edo langsung mendekati Bertha dan menyalam pria itu.
"Saya Edo om,"ucapnya dengan sopan.
"Saya Aldo papanya Bertha,"ujarnya lagi.
Bersambung
Jangan lupa ya untuk vote dan like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments