"Apa mungkin tante lagi hamil?"pertanyaan Bertha membuat om dan tantenya tersenyum bahagia.
"Kamu benar nak,"makanya nanti setelah selesai pesta penyambutan kamu dan setelah tantemu sudah lebih baik kami mungkin akan tinggal disana sampai tantemu melahirkan.
"Ya om nggak asyik tahu,"masak aku tinggal sendiri sungut Bertha karena kesal dengan keputusan omnya.
"jangan marah dong sayang,"om akan terus pantau keadaan disini,jangan takut.
"puji dan syukur yang tidak pernah hilang dari bibir om atas kesempatan yang diberikan Tuhan hingga tantemu sudah mengandung sekarang.
Dan itu semua atas keiklasan hati kamu menerima dan memafkan om dan papanya om."
"Kita manusia biasa om yang tidak luput dari kesalahan,jadi wajar kalau kita saling memaafkan."
"Ia sayang om salut sama kamu diusiamu yang masih muda tapi sudah bisa berpikir sedewasa itu.
"Baiklah nak om dan tante pamit duluan om harap akhir pekan kamu datang dan nginap dirumah om lagi,"ucap om .
"Pasti om demi adikku,sedangkan belum ada diaBertha mau,apalagi ada dia pasti Bertha lebih semangat."
Selesai pembicaraan terakhir om benar -benar berlalu dan kami segera mengikuti dari belakang karena masih ada janji dengan Gilbert.
Sampai diparkiran gadis itu melambaikan tangan pada omnya.
Ayo sayang kita kekantor dulu "ya menjumpai Gilbert."
"Baiklah,"sahut Bertha singkat.
Sampai di kantor ternyata Gilbert sudah terlebih dahulu sampai.
"Ayo Gil kita langsung ke ruangan aku saja,"ajak Edo.
"Begini Gil sebenarnya ada om yang mengurus semua keperluan kantor aku hanya memberikan tanda tangan dan izin jika menyangkut masalah penting.
Makanya aju ajak kamu untuk membantu asistenku mengurus semua keperluan kantor."
"Ini berkas surat kontrak kerja yang harus kau tanda tangani,karena biarpun kita sahabat tetap ada peraturannya ."
Dan tidak ada masalah dikemudian hari.
Baca dulu baik-baik baru kamu tanda tangani,saran Edo.
Gilbert membaca dan memahami isi dari surat tersebut.
"Edo tapi aku masih kuliah bagaimana bisa masuk jerja seperti yang tertera disini?"
"Masalah waktu kamu tidak perlu ragu aku ngerti.Kamu bisa masuk kerja saat tidak ada jam kuliah."
"Dan kamu mungkin akan lebih sering diluar bersamaku."
"Ok kalau begitu aku setuju,"jawab Gilbert semangat.
"Kamu keruangan di samping jumpai beliau dan tanyakan tugasmu sama beliau.
Temui paman Joi karena beliau yang nengurus pekerjaamu jika di kantor."
"Ok bos aku permisi dulu."
Seperti biasa jika berada di kantor Edo hanya bersikap dingin dengan wajah datar ,tapi Gilbert tidak perduli akan sikap Edo saking bahagianya.
Selesai memberikan apa yang harus Gilbert kerjakan dan tanda tangan kontrak, Edo dan Bertha akhirnya memutuskan untuk pulang.
Sayang kita langsung pulang?""tanyanya pada Bertha.
"Terus masih ada pekerjaan lain?"tanya Bertha.
"Kamu biasa deh ditanya malah balik tanya yang ujar Edo."
"Maaf deh sayang jangan marah dong,"sekarang kamu maunya kemana?tanya Bertha.
"kalau kamu tanya aku ,jawabnya mah mau makan kamu saja,ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya."
"Ye enak dikamu sakit diaku tahu,"grutu Bertha.
"Gaklah yang sama-sama enak dong,masak hanya aku."
"Iya setelah itu kamu bebas kemana-mana sedangkan aku coba."
"Sudah ah kita pulang kasihan papa tidak ada teman ngobrol."
"Baiklah sayang apapun untukmu,"goda Edo.
Akhirnya mereka pulang kerumah Bertha ,sampai disana Mereka turun dari mobil dan ternyata papanya Bertha lagi larihan berjalan di halaman.
"Sore pa gimana sudah lumayan kakinya bisa digerakkan?"
"Sudah sayang ini tadi dari rumah sudah bisa berjalan sendiri walaupun masih pelan-pelan."
Edo melihat Aldo hendak duduk lalu degan cepat membantunya,ya untuk duduk masih sulit karena harus melipat kakinya masih sangat kaku .
"Kok sore pulangnya nak?"
"iya pa tadi sehabis dari kampus kami jumpa om dulu,siap itu ke kantornya Edo."
"Apa kata ommu nak?"tanyanya ingin tahu dari mulut anaknya sendiri,sebenarnya abang iparnya sudah nembetitahukan sebelumnya bahwa akan diadakan panyambutan pemilik perusahaan secara sah di waktu dekat.
"Om mau untuk segera mengadakan perkenalan Bertha di perusahaan."
"Terus menurut kamu bagaimana nak?
Apa bisa Bertha mengelak pa?"tanya Bertha balik.
Papanya hanya tersenyum mendengar jawaban anaknya.
"Papa ditanya malah senyum doang grutu Bertha."
"Memang papa bisa berbuat apa nak,"itu keputusan kakekmu memberikan kepercayaan padamu ya karna dia tahu kamu mampu.
"Iya pa Bertha tahu tapi belum siap saja untuk mengolah perusahaan sebesar itu dengan pengalamanku yang belum ada."
"Masih ada ommu dan asistennya yang membantumu,lagian papa akan bantu kamu nak."
"Masih ada nak Edo yang sudah biasa menangani masalah usahanya."
"Iyakan nak Edo?"
"Iya om aku akan berusaha membantu Bertha."
"Baiklah kalau begitu ,aku mah apa atu.. ,"ujar Bertha sambil bernyanyi.
Papanya dan Edo tertawa melihat kekonyolan Bertha.
"Oya om aku pamit dulu ya,"masih ada pekerjaan di cafe.
"Baiklah nak,hati -hati dijalan dan trimakasih sudah ngantar Bertha."
Iya om aku permisih."
"
Bertha juga pamit untuk membersihkan diri.
Setelah malam mereka berkumpul untuk makan malam bersama.
"Kak aku minta diajari ngerjain pr,rengeknya."
"Ok ganteng ambil sana prnya soalnya kakak juga masih banyak tugas kuliah.
eh ganteng nilai kamu bagus semua jangan sombong dan terus belajar biar tambah pintar ya."
"Iya kak cantik,joni mau bobok ya."
Bertha mengantar adiknya kekamar dan membantu untuk membersihkan dirinya dan ganti pakaian.
"Mimpi indah ganteng ucapnya sambil mencium pipi adiknya."
Pagi hari Bertha bangun dan langsung membersihkan diri ,setelah rapi duduk sekedar memantapkan hatinya untuk mengemban tugas yang sangat berat menurutnya karena belum memiliki pengalaman sedangkan omnya sendiri sudah tidak sabar lagi.
Setelah merasa tenang iapun turun untuk sarapan bersama papa dan adiknya.
Siap sarapan ia segera mengbil tas dan keperluanya untuk memulai belajar tentang perusahaan.
Saat Bertha mengambil tasnya rupanya Edo sudah datang.
"Ayo kita langsung berangkat,"ajak Bertha pada Edo.
"Kami berangkat ya om ucapnya,"kemudian ia dan Bertha berangkat kekampus.
Setelah nemarkirkan mobilnya Edo dan Bertha menuju kelas ,tidak berapa lama ternyata dosen mereka sudah memasuki kelas.
Selama dua jam mengikuti mata kuliah dengan baik,setelah berakhir pelajaran dari dosen mereka dengan cepat mereka menuju kantin untuk mengisi perut karena sudah mulai bernyanyi
tapi tidak dengan Bertha ia masih belum terasa lapar karena sudah sarapan terlebih dahulu jadilah dia hanya menemani sang pujaan hati.
Selesai dengan acara mengisi perut Bertha dan Edo menuju ke perpustakaan karena masih ada waktu sekitar empat puluh menit.
Berkutak dengan buku- buku tanpa mengganggu satu sama lain.
Terasa sudah mendekati waktu belajar kembali mereka menuju kelas untuk mengikuti mata kuliah yang kedua.
Pelajaran yang membosankan bagi mahasiswa/mahasiswi lain tapi tidak dengan Bertha dan Edo.
Mereka nampak sangat serius untuk mengikutinya.
Selesai dengan mata kuliah kedua mereka nenuju kantor karena sebelumnya sudah berjanji dengan omnya untuk mulai belajar tentang perusahaan.
"Aku langsung kekantor ya sayang,baik belajarnya nanti kalau sudah siap hubungi aku."
Edo segera melajukan mobilnya menuju kantornya.
Setelah Bertha sampai diruang bawah dia menjumpai salah satu resepsionis untuk berjumpa sama omnya.
Apakah anda sudah membuat janji terlebih dahulu karena beliau saat ini masih rapat jadi silahkan tunggu.
Saat sudah hampir satu jam menunggu tak ada kabar dari wanita yang dia jumpai tadi dan akhirnya menjumpainya kembali.
"Bagaimana buk apakah beliau sudah siap rapat?"tanya Bertha.
Ia sengaja tidak nenghubungi omnya karena mau melihat bagaimana cara bekerja bagian redepsionis itu.
"Maaf ya mbak beliau belum bisa diganggu,"silahkan datang besok ucapnya cuek.
Pegawai tersebut melihat penampilan Bertha seperti baru pulang kampus maka pegawasi wanita itu menyuekinya.
ketika wanita itu selesai bicara Bertha menghubungi omnya.
"Halo om Bertha sudah ada dibawah nic,om ada di mana?resepsionis bilang om lagi rapat."
"Baiklah nak kamu tunggu di sana om akan menjemput kamu."
"Ok om,Bertha tunggu."
Mendengar perkataan Bertha saat di telepon nembuat pegawai itu semakin acuh karena Bertha bilang om jadi ,dia kira Bertha bicara dengan om-om.
Wajah cantik tapi hanya simpanan om-om cibirnya."
Selang berapa menit omnya sudah sampai di lantai dasar,Bertha langsung mencium punggung tangan omnya.
Pandangan penuh kemarahan sangat jelas dari wajah atasan mereka .
"Om,ya sudahlah nanti juga dia akan tahu," bujuk Bertha pada omnya.
"Ayo nak disana sudah ada asisten Jojo,yang siap sedia untuk membantu kamu."
Pertemuan pertama Bertha hanya berkeliling kantor dan melihat cara bekerja para karywan.
Jojo yang menemani Bertha berkeliling kantor serta menceritakan seluk beluk kantor.
Terakhir mereka sampai di lantai dasar pegawai wanita tadi mulai kepanasan karena tadi langsung bos mereka yang jemput dan sekarang asistennya yang membawa berkeliling.
"Mampuslah aku ucapnya pada temanya sesama karywan.
Kamu kenapa Ra?apanya yang mampus."
"Tadi aku cuekin tu cewek,padahal sepertinya dia tamu spesial."
"Makanya aku sudah berapa kali bilang kalau kita harus pastikan dulu baru bertindak,kamu mah sembrono."
Sampai di depan konter resepsionis itu Jojo mengeluarkan tatapan membunuh yang biasanya ditujukan bagi orang yang salah.
"Kamu kalau tidak mau bekerja disini lagi silahkan buat surat pengunduran dirimu."
Selesai bicara Jojo mengajak Bertha kembali keruangan.
"Oya bu besok sebaiknya ikut rapat bersama para inspektor,agar mereka mengenal ibu."
"Jangan pangil ibu deh om,gak aman rasanya lagian umur om jauh lebih tua dari Bertha masak panggil ibu."
"Ya ini dikantor,karena kamu ahli waris dari perusahaan ini jadi aku tidak layak panggil nama."
"Ah om tidak asyik."
"Bertha kamu harus belajar percaya diri,disini banyak yang umurnya diatas umur kamu ,jadi apakah semua memanggil nama kamu?"
"Om tak mau tahu jika dikantor om harus panggil kamu ibu."
"Baiklah om,terserah om saja."
Bersambung
Mohon dukunganya buat karya ini dengan like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments