Persidangan Tari

Dimas memang orang aneh pikirku, dengan dirinya dia belum menerimaku tapi aku sedang dekat dengan orang lain pun dia seperti tak suka. Apa maunya dia?" Ku fokuskan kembali kepekerjaan ku.

Ternyata pagi harinya Rudy benar menjemput Tari, dia datang ketika sore menjelang malam. Rudy menemui ku sedang Tari hanya menunduk malu dia langsung masuk kedalam rumahku.

"Hai apa kabarmu?" Tanya Rudy padaku, dia duduk di depanku.

"Aku baik, bagaimana perjalanan kalian lancar?" Aku balik bertanya padanya.

"Lumayan lancar Rin, besok jangan lupa datang lebih awal persidangan akan di mulai sekitar jam 10 pagi."

"Tentu saja aku dan Tari akan menpersiapkan segala sesuatu nya, sekarang fokusnya hanya pada Tari"

"Ya aku tahu, kau sampai tak sempat menelponku lagi." Rudy menggodaku. Ku balas godaannya dengan mata melotot ke arahnya.

"Wajah kamu seperti itupun kamu sangat cantik Rin." Katanya dengan tersenyum.

"Kamu ini menggoda ku terus ketahuan Anita nasibmu bisa tidak jelas loh."

"Tidak apa Anita memutuskan aku sekalipun, asal bukan kamu yang pergi dariku" Gombal Rudy lagi. "Sudah sana kamu pulang, bisa bisa aku pingsang kamu rayu terus." Aku menepuk tangannya.

"Oke, salam untuk orang tuamu ya Rin." Lalu aku mengantar Rudy berjalan menuju mobilnya. AKu lambaikan tangan padanya.

Akupun masuk ke rumah, kulihat Tari masih berdiri di depan kaca ruang tamu, dia sepertinya habis memperhatikan aku dan Rudy yang ngobrol berdua di teras depan.

"Rudy sepertinya sangat menyukai mu Rin, Sepanjang perjalanan dia terus membicarakan mu." Ada rasa ketidak senangan di suara Tari.

"Tidak mungkin, kamu kan tahu dia punya Anita, bagaimana mungkin dia suka padaku, kami hanya berteman saja." Aku mencoba menutupi keadaan kalau sebenarnya memang sedang suka padaku.

Tari tersenyum ," Kalau begitu aku tidur lebih dulu, selamat malam." Tari lalu masuk ke kamar khusus untuk Tamu. Ku rebahkan badanku di atas tempat tidur, kubuka ponselku dan kulihat foto Dimas dan Rudy secara bergantian, siapa yang harus aku pilih di antara mereka berdua yang sama sama telah merebut hatiku.

Kubalikkan badanku ke posisi tengkurap masih ku pandangi foto mereka berdua sama sama ganteng, karir yang bagus, emmm aku jadi bingung.

Di tempat persidangan, ternyata sudah mulai ramai, aku duduk di barisan pengunjung bersama Dimas. Melihat Tari yang sedang bersaksi dengan Leo yang ada di samping kanan bersama dengan para pembelanya. Ku lihat Tari sama sekali tak mau menoleh ke arah Leo sedikitpun, dia hanya memandang ke depan dan menunduk. Tari lancar sekali ketika menjawab pertanyaan dari pak Hakim dan pembela Leo bahkan dari pertanyaan Leo sendiri.

Aku juga melihat sekeliling ruangan, terlihat juga istri Leo di tempat itu, dia duduk bersama orang tua Leo kami beradu pandang tatapan matanya sangat sinis ke arahku. Akhirnya ku alihkan pandangan ku ke arah Dimas yang sedang memperhatikan Tari yang sedang bersaksi.

Kulihat ada noda hitam sedikit di pipi Dimas, reflek aku mengusapnya lembut dengan tanganku, Dimas menoleh ke arahku. Dia tersenyum lalu ke depan lagi, ketika aku hendak melihat ke arah lain lagi, mataku berpapasan dengan Rudy yang duduk de seberang sana, dia sepertinya memperhatikan aku saat mengusap pipi Dimas, untuk menghilangkan kagetku ku acungkan jempolku dan Rudy tersenyum kecil ke arahku dia mengacungkan jempolnya juga .

Aku menarik napas panjang suasana persidangan jadi panas, menurutku selain karena kasus Tari juga dua cowok ini juga yang membuatku panas. Kami berdua mengikuti sidang sampai akhir, akhirnya sidang di tutup dan akan di lanjutkan dua hari kemudian untuk minta keterangan saksi yaitu aku dan Gita adikku.

Tari berbisik padaku "Aku ingin bicara dengan Leo Rin!" Aku lalu berjalan mendekati Rudy sementara Dimas sudah berjalan ke luar gedung menungguku di luar.

Ku bisikkan sesuatu di telinga Rudy, dia mengerti apa yang Tari inginkan, dia lalu pergi meninggalkan kami.

Aku tak banyak tanya pada Tari dan aku tahu pasti Tari ingin membahas tentang ayahnya yang sudah tiada. Tak berapa lama Rudy menemui kami, dia memberikan aku dan Tari kode untuk masuk ke sebuah ruangan.

Disitulah terlihat Leo duduk dengan angkuhnya. Ku pegang tangan Tari agar bisa menahan dirinya, aku tak mau kemarahannya justru akan merugikannya sendiri. Tari mengangguk padaku meyakinkanku tak akan terjadi apapun.

kami lalu duduk depan Leo yang tersenyum senang, "Akhirnya kau menemuiku juga, apa kau menyerah padaku!" Leo berkata dengan tersenyum lagi, dia sangat menikmati kesedihan Tari.

"Jadi kamu yang sudah menelpon ayahku dan mengatakan kasusku hingga membuat jantungnya kumat?" Tari bertanya dengan tatapan yang sangat tajam. Leo mengangguk dan tersenyum lagi.

"Kamu ini manusia apa bukan, aku menyesal sudah mencintaimu, kau lebih rendah dari hewan!" Suara Tari setengah berteriak.

Rudy yang ada di samping Tari memegang Tari agar tetap tenang. Tari pun mengikutinya. Dia mencoba menenangkan pikirannya yang mulai kalut.

"Aku sudah katakan padamu jangan main main denganku dan kamu sangat menantang ku! Masalah ayahmu aku hanya ingin membertahunya tapi aku tak tahu kalau ayahmu akan langsung drop!" Leo mencoba meyakinkan Tari apa yang di lakukannya sudah benar.

"Aku di sini hanya ingin menegaskan kamu akan membayar semua yang sudah kamu lakukan padaku!" Nada suara Tari sengit dia lalu meninggalkan Leo begitu saja terlihat kemarahan yang luar biasa di mata Tari. Aku dan Rudy pun keluar mengikuti Tari.

"Rud, aku dan Dimas akan balik ke kantor, Tari mungkin pulang ke rumah bisakah kau mengantarnya." Pintaku pada Rudy .

"Baik aku akan mengantarkannya pulang" Ucap Rudy dengan mengangguk. Aku hanya tersenyum lalu meninggalkannya. Baru aku selangkah berjalan Rudy memegang tanganku.

"Arin, bisakah nanti sore kita keluar" Rudy menatapku.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, bisakan?" pandangan Rudy penuh harap.

Aku hanya mengangguk "Baiklah, aku tunggu kamu di rumah oke, dadah Rudy" Aku melambaikan tanganku berjalan menuju Dimas yang sudah menungguku.

Malamnya aku coba bersiap untuk pergi, kuperhatikan Tari sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu melihatku.

"Kamu akan jalan dengan Rudy?" Dia bertanya padaku. Aku tersenyum.

"Kamu mencintai Rudy Arin?" Dia bertanya lagi. "Aku tidak tahu, Rudy yang mengajakku pergi, aku ikut saja sekedar refreshing." Aku mengangkat bahuku.

"Apa Dimas tahu kamu sering pergi dengan Rudy?" Kata kata Tari seperti penasaran padaku.

"Kamu ini kenapa dari tadi nanya mulu, kamu mau ikut ayuk, Rudy pasti senang kalau kita jalan rame rame pasti asyik." Ku tatap mata Tari ingin rasanya tahu apa yang sedang terjadi dengannya.

"Tidak kamu pergilah, salamku untuk Rudy yah" Jawab Tari keluar berjalan menuju kamarnya. Aku tidak tahu kalau Tari pergi ke kamar hanya ingin menangis. Ada yang gundah dihatinya melihatku jalan berdua dengan Rudy. Dia hanya memperhatikan kami berdua dari balik jendela.

Rudy ternyata membawaku ke sebuah cafe yang suasananya sangat romantis. Terdengar suara musik mendayu lembut seperti menyambut kedatangan kami berdua.

Rudy lalu menarik sebuah kursi kebelakang mempersilahkan aku duduk, dia memperlakukan aku seperti seorang putri. Lalu dia duduk di depanku, menatapku dengan sangat mempesona.

"Kamu mengajakku ke tempat romantis seperti ini, apa yang kamu mau katakan?" Aku tersenyum sambil melihat sekitarku.

"Sebelum aku mengatakan sesuatu kamu harus mencoba makanan di sini dulu, ini tempat favorit aku" Jawab Rudy.

"Oh ya, coba ku tebak kamu juga sering membawa Anita ke sini, iyakan?" Rudy menggeleng pelan.

"Anita tidak pernah ku ajak kesini." Aku terkaget kaget bagaimana mungkin Anita tak pernah ke tempat seromantis ini pikirku tak masuk akal. Rudy memegang tanganku perlahan.

"Sungguh, baru kamu yang ku bawa kesini, maksudku hanya wanita spesial yang ku ajak!" Ralat Rudy sedikit malu, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan di tenggorokan.

Rudy lalu membuka menu dan memesan makanan "Aku sangat suka chines food kamu aku pesankan juga." Rudy melirik ke arahku .

"Terserah kamu saja yang penting enak." Aku menuruti saja apapun yang di pesan Rudy. Pandangan Rudy kembali ke arahku tak berkata apa apa hanya menatapku saja.

"Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan padaku, jangan buat aku penasaran!" Iih di tatap Rudy seperti itu badanku terasa panas dingin.

"Aku akan memutuskan hubunganku dengan Anita." Aku tersentak kaget menatapnya tak percaya.

"Kenapa kamu tiba tiba ingin putus? Apa ada yang salah dengan Anita!" Aku semakin penasaran, jantungku dag dig dug tak menentu. Apa ini karena aku? Tanyaku dalam hati .

"Arin, entah kenapa aku hanya ingin bercerita tentang ini padamu, jujur ku akui hubunganku dengan Anita naik turun, aku mencintainya, sangat mencintainya tapi kurasakan Anita menganggap ku hanya selingan untuknya saja." Rudy bercerita sambil meminum segelas air yang ada di depannya. Aku tidak bisa berkata apa apa mendengarkan itu, mungkin lebih baik untukku .

"Semula aku pikir aku hanya akan mengalah saja, aku pikir Anita akan berubah tapi sepertinya tidak, dan terus terang aku sedang jatuh cinta dengan seseorang." Rudy berhenti bercerita dia seperti menunggu tanggapan dariku.

"Terus ?" Hanya itu yang keluar dari bibirku .

"Aku sudah pikir panjang aku akan putus, itu mungkin lebih baik untukku dan Anita, dia akan bebas bermain cinta dengan siapapun tanpa terbebani olehku lagi." Rudy lalu terdiam.

"Aku bingung mau berkata apa memberi saran pun rasanya tak cocok, itu terserah kamu sebagai teman aku hanya akan mendukung apapun yang akan kau lakukan!"

kucoba memberi dukungan padanya.

"Kau bilang kamu sedang jatuh cinta pada seseorang apa wanita itu sudah menerimamu?" lalu siapa wanita itu ? Aku bertanya sendiri dalam hatiku .

"Itulah mengapa aku mengajakmu kemari, ini berandai-andai andai saja jika wanita itu kamu, dengan cara bagaimana agar kamu menerimaku, apa yang harus aku lakukan?" Rudy tampak bersemangat.

Saat akan ku jawab tiba tiba seorang pelayan datang dan meletakkan menu pesanan Rudy di meja. Masakan chines yang enak aku sudah tak sabar ingin mencobanya.

"Arin, kamu belum jawab pertanyaanku, bisa kau lanjutkan ini sangat penting bagiku!" Suara Rudy membuatku menoleh kearahnya dan menatapnya .

"Emm, andai aku yang kamu tembak, aku tak ingin kamu melakukan apa apa langsung saja kamu utarakan perasaanmu bereskan." Pkiranku sedang fokus dengan makanan itu. "Sesimple itukah?" Suara Rudy terdengar dengan nada tak percaya. Aku mengangguk dan tersenyum.

"Apa kamu ingin lebih rumit oke, kamu bisa bawakan aku bunga dengan dentingan musik yang romantis aku pasti akan menerimanya" Aku jadi tertawa, ada ada saja pertanyaan Rudy ini yang di tembak siapa kenapa harus aku yang repot untuk menjawabnya.

Makan malam kami berlangsung sangat indah dan nikmat di sela sela jeda sehabis makan Rudy sempat menanyakan perihal Dimas padaku.

"Aku masih penasaran padamu sebenarnya kamu ini berpacaran atau tidak dengan Dimas?" Rudy menanyakan hal itu padaku .

"Aku sendiri bingung menjawabnya dan aku tak bisa menjawab hanya itu yang bisa aku katakan .

"Aku mengangkat kedua tanganku pasrah dengan keadaan. Rudy hanya mengangguk dan tersenyum lagi. Kami makan dengan lahapnya di selingi obrolan obrolan ringan tentang aku dan kegemaran Rudy. Karena sudah hampir malam kami memutuskan untuk pulang.

Kulihat Tari masih menungguku di teras rumah, dia menyambut kami dengan senyumanya, Rudy pun spontan menanyakan keadaannya. "Aku sudah lumayan stabil Rud, oh ya aku belum sempat berterima kasih waktu kamu menjemputku waktu itu" Tari tersenyum manis.

"Tak apa aku mengerti kamu sedang sedih sepeninggal ayahmu, aku memakluminya" Rudy mengangguk pelan "Karena sudah malam aku pamit pulang salam untuk orang tuamu Arin , dan jaga kesehatanmu Tari untuk persidangan selanjutnya oke bye bye " Rudy melambaikan tangannya berjalan menuju ke mobilnya .

Kami berdua pun melambaikan tangan lalu masuk ke dalam rumah . Terlihat Tari sangat bahagia sekali berjumpa dengan Rudy.

Gita adikku di dalam sangat sibuk dan antusias mengurus pertunangannya yang sebentar lagi akan di adakan. Ku lihat pernak pernik bajupun sudah lengkap dan sangat bagus.

Tari pun duduk di samping Gita memperhatikan Gita yang sangat serius.

"Sudah rapih semua Git?" Aku bertanya padanya.

"Sudah ka, kami memutuskan untuk hari minggu saja mengadakan pertunangannya jadi keluarga bisa hadir semua." Suara Gita sangat bersemangat.

"Tentu saja minggu kan libur, semoga berjalan lancar ya Git!" Kuusap pundak Gita .

"Amiiin ka aku doakan juga persidangan ka Tari dan ka Arin berjalan sukses biar si Leo itu mendapat hukuman yang setimpal" Sahut Gita, Tari dan aku pun mengaminkan doa Gita.

"Karena itu kamu harus jaga kesehatan Gita, jangan terlalu cape kalau kau perlu bantuan kau kan bisa minta tolong pada kami ya kan Tari" Kataku ke arah Tari juga.

"Ya betul itu Git, lagian hitung hitung buat pengalaman kita juga siapa tahu ikut jejakmu cepat dapat jodoh " Tari tertawa senang. Baru aku lihat Tari seceria itu, dia seperti orang yang sedang jatuh cinta tapi pada siapa, dia tak pernah cerita padaku.

"Enak sih Ka Arin ada dua arjuna sekarang yang nempel nempel terus sama ka Arin, benar gak ka Tari?" Gita melirik ke arah Tari. Dahiku berkerut mendengarnya.

"Arjuna yang mana si Gita sayang Kaka bingung" Aku pura pura tak tahu.

"Siapa lagi ka Arin Dimas sama Rudy " Gita tertawa lepas membuat aku ingin gemas mencubitnya.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

datang lagi..

bawa like😘

2021-01-07

1

Muhammad Bilal

Muhammad Bilal

lanjut

2020-12-26

1

Rasti Yulia

Rasti Yulia

takdir cinta hadir kakak ❤

semangat up ya 🤗

2020-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan Bertemu
2 Wanita Pengganggu
3 Perselisihan
4 Moment Indah Di Reuni
5 Kasus Tari
6 Pertemuan Dengan Rudi
7 Hal Yang Tak Terduga
8 Persidangan Tari
9 Persidangan Tari 2
10 Keputusan Dan Kecelakaan
11 Pilihanku
12 Permintaan Lestari
13 Pertengkaran
14 Penyelesaian
15 Rudy Oh Rudy
16 Kepergian R
17 Hari Pertunangan
18 Siapa Yang Bahagia ?
19 Masa Dulu Masa Sekarang
20 Kemunculan Sang Mantan
21 Berita Yang Mengejutkan
22 Syarat Dari Reihan
23 Kesedihan Gita
24 Perjalanan Ke Singapura
25 Keinginan Ervan
26 Kepulangan Gita
27 Keputusan
28 Kondisi Ervan
29 Surat Ancaman
30 Sifat Dimas Yang Tak Terlihat
31 Hukuman
32 Malaikat Kecil
33 Yang Tersembunyi
34 Kemoterapi
35 Cerita Dimas
36 Kehidupan Baru
37 Cerita Reihan
38 Mencari Jejak
39 Yang Terungkap
40 Yang Manja
41 Titik Terang
42 Gita Yang Bahagia
43 Menuju Hari ..
44 Pernikahan
45 Penarik Hati
46 Kekesalan
47 Tanpa Hasil
48 Mengembirakan
49 Mencari Kebenaran
50 Masa Lalu
51 Tabir Rahasia
52 Kejujuran Yang Menyakitkan
53 Akhir Cerita Manis
54 Lembaran Baru
55 Pertemuan Tidak Terduga
56 Ke Arah Lain
57 Apakah Benar?
58 Kencan Pertama
59 Tentang Jodoh
60 Dimas Yang Sendiri
61 Niat Baik
62 Menyenangkan
63 Sebuah Janji
64 Memilih Dan Memilah
65 Harus ..
66 Tidak Mendapatkan
67 Permulaan Yang Baru
68 Malam pertama
69 Kelahiran
70 Kehilangan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Permulaan Bertemu
2
Wanita Pengganggu
3
Perselisihan
4
Moment Indah Di Reuni
5
Kasus Tari
6
Pertemuan Dengan Rudi
7
Hal Yang Tak Terduga
8
Persidangan Tari
9
Persidangan Tari 2
10
Keputusan Dan Kecelakaan
11
Pilihanku
12
Permintaan Lestari
13
Pertengkaran
14
Penyelesaian
15
Rudy Oh Rudy
16
Kepergian R
17
Hari Pertunangan
18
Siapa Yang Bahagia ?
19
Masa Dulu Masa Sekarang
20
Kemunculan Sang Mantan
21
Berita Yang Mengejutkan
22
Syarat Dari Reihan
23
Kesedihan Gita
24
Perjalanan Ke Singapura
25
Keinginan Ervan
26
Kepulangan Gita
27
Keputusan
28
Kondisi Ervan
29
Surat Ancaman
30
Sifat Dimas Yang Tak Terlihat
31
Hukuman
32
Malaikat Kecil
33
Yang Tersembunyi
34
Kemoterapi
35
Cerita Dimas
36
Kehidupan Baru
37
Cerita Reihan
38
Mencari Jejak
39
Yang Terungkap
40
Yang Manja
41
Titik Terang
42
Gita Yang Bahagia
43
Menuju Hari ..
44
Pernikahan
45
Penarik Hati
46
Kekesalan
47
Tanpa Hasil
48
Mengembirakan
49
Mencari Kebenaran
50
Masa Lalu
51
Tabir Rahasia
52
Kejujuran Yang Menyakitkan
53
Akhir Cerita Manis
54
Lembaran Baru
55
Pertemuan Tidak Terduga
56
Ke Arah Lain
57
Apakah Benar?
58
Kencan Pertama
59
Tentang Jodoh
60
Dimas Yang Sendiri
61
Niat Baik
62
Menyenangkan
63
Sebuah Janji
64
Memilih Dan Memilah
65
Harus ..
66
Tidak Mendapatkan
67
Permulaan Yang Baru
68
Malam pertama
69
Kelahiran
70
Kehilangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!