BAB 19

Rafa mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara, cuaca malam ini nampak mendung, sepertinya akan turun hujan.

Tuan Johan dan Nyonya Meisi melambaikan tangannya pada Rafa, lima menit lagi pesawat tujuan Singapore akan lepas landas, Rafa terus memandangi kepergian kedua orang tuanya yang terus berjalan menjauhi tempat Rafa berdiri hingga akhirnya mereka tak terlihat lagi.

Dreeet...dreeet, ponsel Rafa bergetar, dilihatnya ada panggilan masuk dari Doni, Rafa mengedarkan pandangannya melihat ada kursi kosong tak jauh dari tempatnya berdiri, dia memutuskan untuk duduk di kursi itu, melakukan panggilan telepon pada Doni sambil menunggu pesawat yang ditumpangi oleh orang tuanya lepas landas.

" Halo Don, ada apa?"

" Selamat malam Tuan, saya hanya ingin menyampaikan pada Tuan bahwa pengganti sementara sekertaris Tuan besok sudah mulai bekerja, apa saya perlu menyampaikan kabar ini pada Nona Lisa juga Tuan?

" Tidak usah, biar aku yang memberi tahunya", jawab Rafa singkat.

" Baik Tuan".

Tut tut tut, terdengar suara telepon yang sudah ditutup, " aku kan belum selesai berbicara, belum aku kasih tau siapa yang akan menjadi sekertarisnya, langsung main tutup saja", gerutu Doni yang kesal karena telponnya ditutup begitu saja oleh Rafa.

Pesawat sudah lepas landas lima menit yang lalu. Rafa keluar dari bandara memutuskan untuk mampir ke mess Lisa sebelum kembali ke rumahnya, Rafa ingin memberitahu Lisa bahwa besok akan ada sekertaris pengganti yang baru, dia tidak akan kelelahan lagi gara-gara terlalu banyak pekerjaan, beberapa kali Rafa mencoba menelepon Lisa, tapi masih tetap tidak diangkat, merasa Lisa masih marah padanya, Rafa mengurungkan niatnya untuk menemui Lisa, dia teringat perkataan Lisa tadi siang, jika hari ini Lisa tak ingin bertemu dengannya, dan ini adalah hukuman untuk kesalahan yang sudah dilakukannya.

Rafa memutar balik mobilnya, malam itu hujan lebat , jalanan kota nampak lengang, hanya beberapa mobil yang lewat, Rafa sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap segera sampai dirumah, sebentar - sebentar Rafa melirik ke ponselnya berharap Lisa balik menelepon, tapi tidak ada juga panggilan masuk seperti yang diharapkan. Rafa terkejut saat tiba-tiba ada truk besar menyalib mobil yang berpapasan dengan mobilnya, Rafa dengan cepat membanting setir ke pinggiran jalan,

braaaaak.......

Rafa menabrak pohon besar yang ada di pinggir jalan raya, kepalanya membentur setir mobil dengan keras membuatnya merasa pusing dan seketika tak sadarkan diri.

Beberapa orang berlari menghampiri mobil Rafa membuka paksa mobil itu dan menarik Rafa yang tengah pingsan agar keluar dari mobilnya.

Mobil polisi pun tiba di tempat Rafa kecelakaan, beberapa personil polisi memberi garis batas polisi di sekitar TKP.

nguing...... nguing....nguing.....

suara sirine ambulans berdengung, beberapa perawat mengangkat Rafa ke dalam ambulans dan langsung membawanya ke rumah sakit.

***

Berulang kali ponsel Lisa bergetar, ada panggilan masuk dari Rafa, sudah sejak sepuluh menit yang lalu, tapi tak dihiraukannya, diletakkannya ponsel itu diatas meja .

Lisa yang sudah merasa agak baikan dengan perutnya mulai merasa lapar, Lisa mengajak Tami untuk mencari makan malam, tapi diluar hujan sangat lebat, membuat mereka mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Bagaimana jika kita makan saja buah-buahan yang dibawa si bos, kan banyak banget ni, terus kita juga ngga ada kulkas, dari pada busuk mending kita makan buat ganjal perut", Tami mengutarakan pendapatnya.

" Ya sudah kita makan apa yang ada saja, hujannya terlalu deras, mau keluar jadi males", ucap Lisa, sambil mengambil pisau untuk memotong buah- buahan yang sudah dicucinya. " Makan apel, pisang dan buah pir pasti juga akan kenyang".

Lisa mengupas buah apel yang sudah dicucinya, tapi entah kenapa, tiba-tiba dengan tak sengaja Lisa menggores jarinya.

" aawww....", Lisa terkaget dan menjerit.

Tami yang melihat darah menetes langsung lari mengambilkan tisu untuk membersihkan darah pada jari Lisa. Setelah membersihkan jari Lisa yang terluka, Tami mengambil plester yang ada di saku tasnya, dia memang selalu menyimpan plester untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba terluka.

" Apa lukanya sangat pedih?, sini aku pakaikan plester di lukamu, kalau kamu masih lemes seharusnya kamu nyuruh aku saja yang ngupas buahnya, kan kamu jadi ngga terluka", Tami mengambil apel dan pisau dari tangan Lisa dan meneruskan untuk mengupasnya.

dreeet... dreeet... dreeet....

ponsel Lisa kembali bergetar, Tami yang dari tadi melihat Lisa mengacuhkan panggilan masuk di ponselnya kali ini memberanikan diri untuk berbicara.

" Kalau kau tidak mau menerima panggilan telepon, kenapa tidak kamu matikan saja ponselmu Lis",

Lisa beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja disamping tempat tidur, kemudian mengambil ponselnya, ada nomer baru yang menelponnya beberapa kali, mungkin ini panggilan penting, kemudian Lisa balik menelepon nomer itu.

" Halo selamat malam , Rumah Sakit Harapan Kita, ada yang bisa kami bantu?", terdengar suara seorang wanita di seberang sana, Lisa merasa bingung karena yang menghubunginya adalah nomer telepon rumah sakit.

" Maaf Nyonya, mungkin saya salah sambung, saya hanya mencoba menelepon balik, karena tadi nomer ini menghubungi ponsel saya", jawab Lisa merasa bingung, kemudian menutup teleponnya.

" Kenapa Lis? kok ekspresi wajahmu begitu, sepertinya orang lagi bingung", Tami menyuapkan apel kedalam mulut Lisa.

" Yang meneleponku nomer rumah sakit, tapi kenapa aku tutup sebelum menanyakannya" , Lisa yang bingung dengan apa yang dilakukannya sendiri berniat untuk menelpon ulang ke nomer tadi, tapi belum sampai melakukannya, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Rafa, dan tak sengaja diangkatnya, saat Lisa akan menutup kembali panggilan itu terdengar suara wanita dari ponselnya.

" Halo selamat malam Nona"

" selamat malam, maaf ini siapa yang berbicara?", Lisa heran karena ponsel Rafa ada pada seorang wanita.

" Saya dokter Sinta dari rumah sakit harapan kita, apa nona mengenal Tuan Rafa Novanda?"

" iya saya kenal, Kak Rafa kenapa dok?"

" Tuan Rafa tadi mengalami kecelakaan, saat ini dia berada di rumah sakit kami, karena keluarganya tidak ada yang bisa dihubungi kami mencoba memanggil nomor telepon yang terakhir dihubunginya dan kondisiny saat ini masih belum sadarkan diri", dokter Sinta terus menjelaskan keadaan Rafa melalui telepon, tapi belum selesai menjelaskan Lisa memotong kalimatnya,

" tolong beritahu saya dimana alamat rumah sakitnya dok", dan dijawab oleh dokter Sinta, Lisa langsung menutup teleponnya, mengambil dompet dan jaket di lemari, buru-buru membuka pintu sambil berkata,

" Tam aku mau pergi ke rumah sakit tolong kamu hubungi Tuan Doni dan suruh dia untuk segera ke Rumah Sakit Harapan Kita, bilang tadi Kak Rafa kecelakaan dan sampai sekarang dia belum sadar", Lisa menutup pintu dan langsung berlari keluar, distopnya taksi yang lewat, Lisa langsung menyuruh pak sopir menuju rumah sakit harapan kita.

Di dalam taksi Lisa terus menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia harus berpura-pura marah pada Rafa dan tidak mengangkat teleponnya, bahkan saat tadi siang Rafa menjenguk ke mess Lisa tidak mau menemuinya, air mata Lisa terus mengalir semakin deras, seperti derasnya hujan yang turun dimalam yang gelap ini.

Sesampainya di rumah sakit Lisa langsung berlari menuju meja resepsionis, menanyakan dimana Rafa dirawat, kemudian berlari menuju IGD, didepan IGD Lisa berdiri gemetar, saat salah satu dokter yang menangani Rafa keluar dari ruangan Lisa langsung memburunya dengan pertanyaan - pertanyaan, " Bagaimana keadaan Kak Rafa dok?, apa lukanya parah?, dia sudah sadar atau belum dok?" .

Dokter Sinta yang melihat gadis muda didepannya gemetar, panik dan ketakutan, memegang bahunya dan menepuk-nepuk punggungnya. " Apa anda keluarganya?" tanya dokter Sinta.

" Saya Lisa dok, sekertarisnya, orang tuanya baru saja terbang ke Singapore, kalau saudaranya saya tidak tahu", Lisa bingung harus menjawab apa, karena dia tidak tahu apapun tentang Rafa, saat ini Lisa baru menyadari betapa minim yang ia ketahui tentang Rafa. Lisa merasa menjadi pacar yang sangat buruk.

" Nona Lisa Tuan Rafa sudah sadarkan diri, saat ini dia akan dipindah ke ruang rawat inap, silahkan Nona menyelesaikan biaya administrasinya di depan....", belum selesai kalimatnya ada seorang lelaki memotong kalimat dokter Sinta.

" Sudah saya selesaikan administrasinya dok, jadi tinggal memindahkan Rafa ke kamarnya saja", Doni berjalan menghampiri Lisa dan dokter Sinta.

" Selamat malam Nona Lisa, terimakasih sudah mengabari ku dengan cepat, kata dokter, tuan Rafa sudah siuman dan keadaannya sudah lebih baik, ini sudah malam, apa Nona mau saya antar pulang?" , tanya Doni dengan tatapan lembut.

" Kalau boleh, aku mau tetap disini saja, aku ingin menemaninya, sebaiknya tuan Doni saja yang pulang dan istirahat, anda besok harus berangkat ke kantor dan harus menyelesaikan banyak pekerjaan. Lalu coba anda hubungi orang tua Kak Rafa, mungkin mereka sudah sampai di Singapura, mereka harus tahu keadaan putranya".

Doni menyetujui saran Lisa, mereka berdua mengantar Rafa ke ruang rawatnya, lalu membahas beberapa urusan pekerjaan dengan Doni, karena Rafa besok dan untuk beberapa hari kedepan belum bisa masuk kantor. Rafa menyuruh Doni untuk membawa ke rumah sakit jika ada berkas yang harus ditandatanganinya. Selesai berdiskusi Doni meminta pamit untuk pulang.

Terpopuler

Comments

Etik Widarwati Dtt Wtda

Etik Widarwati Dtt Wtda

takutttt

2022-10-17

1

Aqiyu

Aqiyu

deg degan

2020-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 Bab 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 Bab 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 bab 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144
146 Bab 145
147 BAB 146
148 BAB 147
149 BAB 148
150 BAB 149
151 BAB 150
152 BAB 151
153 BAB 152
154 BAB 153
155 BAB 154
156 BAB 155
157 BAB 156
158 BAB 157
159 BAB 158
160 BAB 159
161 BAB 160
162 BAB 161
163 BAB 162
164 BAB 163
165 BAB 164
166 BAB 165
167 BAB 166
168 BAB 167
169 BAB 168
170 BAB 169
171 BAB 170
172 BAB 171
173 BAB 172
174 BAB 173
175 BAB 174
176 BAB 175
177 BAB 176
178 BAB 177
179 BAB 178
180 BAB 179
181 BAB 180
182 BAB 181
183 BAB 182
184 BAB 183
185 BAB 184
186 BAB 185
187 Karya baru
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
Bab 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
Bab 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
bab 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144
146
Bab 145
147
BAB 146
148
BAB 147
149
BAB 148
150
BAB 149
151
BAB 150
152
BAB 151
153
BAB 152
154
BAB 153
155
BAB 154
156
BAB 155
157
BAB 156
158
BAB 157
159
BAB 158
160
BAB 159
161
BAB 160
162
BAB 161
163
BAB 162
164
BAB 163
165
BAB 164
166
BAB 165
167
BAB 166
168
BAB 167
169
BAB 168
170
BAB 169
171
BAB 170
172
BAB 171
173
BAB 172
174
BAB 173
175
BAB 174
176
BAB 175
177
BAB 176
178
BAB 177
179
BAB 178
180
BAB 179
181
BAB 180
182
BAB 181
183
BAB 182
184
BAB 183
185
BAB 184
186
BAB 185
187
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!