Lisa hendak membayar baso yang dimakannya, tapi sama Abang penjual ditolak karena sebelumnya sudah dibayar semua oleh Rafa.
Rafa yang tadi sudah keluar duluan, menunggu Lisa di mobilnya.
Sebelum Lisa keluar dari warung baso dia meminta beberapa kantong plastik pada si Abang tukang baso dan memasukkan ke dalam saku celananya.
Lisa menghampiri mobil Rafa dan masuk ke dalamnya. Setelah berdiskusi dan memutuskan untuk pergi ke pantai, Rafa segera melajukan kendaraannya.
Di dalam mobil tangan kiri Rafa terus menggenggam tangan Lisa, sementara tangan kanannya menggenggam setir mobil. Mobil itu melaju melintasi jalanan kota, terus melaju dengan kecepatan tinggi. Sepanjang jalan Lisa memejamkan matanya, kebiasaannya mabok kendaraan belum bisa di hilangkan.
Sampai di jalan perkampungan dekat pantai Rafa melambatkan laju mobilnya, memperhatikan Lisa yang terus memejamkan matanya dan bertanya,
" apa kamu takut menaiki mobil dengan kecepatan tinggi? kenapa dari tadi kamu ngga membuka matamu?"
" Tidak papa Kak, aku tidak takut kalau kau melajukan mobil ini dengan cepat, itu lebih baik, biar cepat sampai"
" Kenapa begitu sayang?, apa kamu sakit? sepertinya kamu tidak menikmati perjalanan ini? " masih memperhatikan Lisa yang tampak pucat.
Lisa terus terdiam, saat Rafa sampai di tepian pantai dan menghentikan mobilnya Lisa membuka mata dan berlari keluar, mengambil kantong kresek yang ada di saku celananya.
" Huek...huek....huek... " , Lisa mengeluarkan baso dan semua isi perutnya.
Rafa yang melihat Lisa muntah- muntah berlari menghampirinya.
" Kamu kenapa Lis? kamu benar-benar sakit ya? , seharusnya tadi kamu bilang kalau kamu sakit, jadi kita ngga perlu pergi kemana-mana", ucap Rafa yang masih panik melihat keadaan Lisa , sambil menepuk- nepuk punggung kekasihnya itu.
Lisa yang sudah mengeluarkan semua isi perutnya merasa lega, membuangnya di tempat sampah, kemudian merapikan wajahnya, menatap Rafa sembari berkata,
" aku ngga papa Kak, ngga lagi sakit, sebenarnya aku tadi mabok kendaraan, setiap aku naik mobil perutku rasanya mual banget, tapi kalau sudah turun mobil dan sudah di keluarin semua isi perutku ya sudah sembuh".
Rafa yang mendengarkan penjelasan Lisa menghela nafas panjang, " yakin kamu baik- baik saja ?, apa sebaiknya kita pulang? aku khawatir melihatmu seperti ini ".
" Ngga mau pulang, kalau pulang naik mobil lagi nanti aku akan pusing dan mual - mual lagi Kak Rafa, setidaknya aku sudah berjuang sampai disini, jadi ayo kita nikmati indahnya pemandangan disini", Lisa memegang tangan Rafa dan menariknya menuju pantai.
" Baiklah kalau itu mau mu dan kau yakin jika dirimu baik-baik saja, ayo kita nikmati kencan pertama kita ini ". Rafa yang sedari tadi membiarkan tangannya di tarik Lisa balik menarik tangan Lisa dan menggenggamnya.
Lisa dan Rafa berjalan menyusuri tepian pantai sambil bergandengan tangan, deburan ombak sesekali menerjang kaki mereka berdua, gurauan- gurauan ringan dan canda tawa menyertai langkah mereka.
Matahari mulai terbenam, Rafa menghentikan langkahnya, berdiri di depan Lisa dan membuat mereka kini saling berhadapan, mata mereka saling memandang dengan tatapan penuh cinta, tangan Rafa menyibak rambut yang menutupi pipi Lisa, mengusap lembut pipinya, pelan - pelan mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa, semakin dekat hingga hidung mereka saling bersentuhan, Lisa memejamkan matanya, Rafa mengecup bibir Lisa dengan lembut menahannya beberapa detik, kemudian melepasnya, Rafa yang melihat Lisa tidak menolak dengan apa yang dilakukannya melanjutkan kembali keinginannya, mengecup bibir Lisa dengan lebih dalam, tangan kiri Rafa menarik bahu Lisa, sementara tangan kanannya berada di pinggang Lisa, memeluknya erat, ciuman itu semakin lama semakin dalam dan bergairah, detak jantung mereka terpacu semakin cepat, nafas mereka saling memburu , Lisa merasa ada bagian tubuh Rafa yang mengeras dan mengganjal di bagian bawah perutnya. Deg....
Lisa menggigit bibir Rafa agar menghentikan aksinya, tapi malah Rafa menikmatinya, terus melakukan aksinya dan ******* bibir Lisa semakin dalam dan semakin liar, Lisa yang kehabisan nafas mendorong tubuh Rafa dengan pelan. Rafa yang juga hampir kehabisan nafas melepas ciumannya, tersenyum bahagia sambil memandang wajah Lisa kemudian mengecup keningnya. Pelan-pelan menuntun tubuh Lisa menghadap ke laut lepas, cuaca yang cerah menyuguhkan pemandangan sunset yang sangat indah, Rafa memeluk tubuh Lisa dari belakang, mereka berdua menikmati keindahan ciptaan Tuhan.
***
Jam menunjukkan pukul 18.30, Tami yang sudah selesai sholat maghrib memilih untuk merebahkan diri di kasur , karena Lisa tak kunjung pulang Tami memutuskan untuk mengisi waktu dengan bermain games di HPnya, " sudah waktunya untuk makan malam, kenapa Lisa ngga pulang-pulang", karena bosan, Tami mengirimkan pesan pada sahabatnya,
' Lis, kamu masih lama ngga baliknya ?,
kalau masih lama, aku ngga akan nungguin kamu buat makan malam bareng '
Tak lama kemudian ada pesan yang masuk, balasan dari Lisa
' Kamu makan dulu aja Tam, mungkin malam ini aku pulang larut, kunci saja pintunya, aku sudah membawa kunci cadangan '
yang dibalas lagi oleh Tami
' oke , jaga dirimu baik-baik , jangan lupa beliin oleh-oleh untukku, hehehehe ',
karena sudah merasa lapar, Tami memutuskan untuk keluar mess untuk makan malam, dikenakannya jaket parasut yang tergantung di dinding, saat hendak membuka pintu kamar terdengar bunyi pintu yang diketok." tok tok tok", Tami langsung membuka pintu kamarnya,
" Tama , kamu dsini ?, ada perlu apa? kalau ada perlu dengan Lisa besok saja , soalnya Lisa belum balik ".
" Ada yang perlu ku sampaikan padamu , apa kamu lagi sibuk?, sepertinya kamu mau pergi keluar ", ucap Tama sambil melihat Tami yang sudah mengenakan jaket dan menggenggam dompetnya.
" Iya aku mau keluar cari makan, memangnya ada perlu apa denganku ? pentingkah?".
" Penting, tapi kalau kamu mau cari makan dulu ngga papa, bisa dibicarakan nanti selesai kamu makan".
" Kalau penting gimana kalau kita ngobrol sambil makan malam saja, soalnya aku sudah lapar banget, sekalian temenin aku keluar, hehehe". ucap Tami sambil memegangi perutnya.
" Oke sekalian aku juga belum makan, mau makan apa?"
" Ayam bakar, tuh di seberang jalan sebelah warung nasi padang, nyari tempat yang deket aja, biar cepet nyampe". Tami mengunci pintu kamarnya dan berjalan keluar dengan Tama.
Tami dan Tama masuk ke rumah makan lesehan, Tama menarik tangan Tami memilih bilik yang sepi dan agak tertutup. Seorang pramusaji memberikan daftar menu pada mereka. Setelah mencatat pesanan , pramusaji pun meninggalkan mereka berdua .
" Sambil menunggu pesanan kita siap, gimana kalau kamu kasih tahu apa yang mau kamu sampaikan padaku , sepertinya agak rahasia ya, kamu sampai narik aku ke bilik yang sepi kaya gini". Tami membuka pembicaraan.
" Iya aku mau bilang sesuatu yang penting sama kamu, tapi kamu jangan ngetawain aku ya".
" Emangnya kamu mau ngomong apa sih ?, aku harus dengar kamu ngomong dulu , baru aku putusin mau ketawa apa enggak " jawab Tami.
Dengan wajah serius Tama memandang Tami dengan tatapan yang lembut.
" Ternyata benar cewek yang ditaksir Andre itu adalah Lisa, tadi Andre cerita kalau dia menyesal tidak mengungkapkan perasaannya pada Lisa sejak dulu, dan aku tidak mau merasakan penyesalan yang sama seperti Andre karena harus merelakan orang yang kusayangi bersama orang lain. Aku mencintaimu Tam, dan aku ingin kau menjadi pacarku apa kamu mau?".
Tami yang mendengarkan apa yang diucapkan oleh Tama terkejut, terdiam beberapa saat, tapi tak lama setelah itu Tami mulai berbicara , " tentu saja aku mau jadi pacar kamu, aku juga nggak mau menyesal seperti Andre yang tidak mau mengungkapkan perasaannya lebih awal, karena sebenarnya aku juga mencintaimu Tama ".
Tama yang mendengar jawaban dari Tami tersenyum bahagia, kemudian menggenggam tangan Tami dan berkata, " jadi mulai hari ini ini kita resmi berpacaran setuju ?".
" Setuju !", Tami menjawabnya tanpa basa-basi.
" Kamu tahu ngga, kalau aku sudah menduga akan punya pacar dalam waktu dekat ini, tahu ngga kenapa aku berfikir begitu? , jawabannya karena zodiak aku dan Lisa itu sama, terus pas aku baca ramalan minggu ini, tertulis, ' kamu akan bertemu dengan orang yang akan membuat hari- hari mu semakin bahagia ', dan ternyata itu adalah kamu Tama".
Tama hanya tersenyum melihat kelakuan wanita yang kini sudah menjadi kekasihnya itu.
_____________________
terimakasih banyak buat yang sudah mampir di ceritaku , terus ikuti up bab selanjutnya.
jangan lupa like dan komentar ya, biar author makin semangat nulisnya.
selamat membaca 😊🤗🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Win wina
Nih novel alurnya mulus2 saja,,, tapi aku suka 👍
2024-04-01
0
Etik Widarwati Dtt Wtda
kasian andre jombo sendiri
2022-10-17
1
Aqiyu
ditunggu PJ nya Tama Tami
2020-12-26
3