Tak terasa sudah sebulan lamanya Lisa bekerja membantu pekerjaan Winda sebagai sekertaris di perusahaan DSware, karena Lisa termasuk siswi yang cerdas dan ulet, dalam waktu sebulan Lisa sudah menguasai semua ilmu yang diajarkan Winda. Begitu juga dengan Rafa yang mulai terbiasa dengan pekerjaannya.
Karena kehamilan Winda yang semakin membesar , hari ini Winda memutuskan untuk mengambil cuti. Winda mempercayakan semua tanggung jawabnya pada Lisa.
Dihari pertama Lisa bekerja menggantikan Winda, Lisa begitu semangat mengerjakan semua tugasnya, hingga dia tak menyadari sedari tadi ada sepasang mata yang terus menatapnya dari dalam ruangan.
" Masuklah ke ruanganku, ada yang ingin ku bicarakan" suara Rafa terdengar di telepon.
Beberapa menit kemudian Lisa sudah berada didalam ruangan Rafa.
" Besok kita akan meeting di Hotel Dream Night dengan klien penting dari luar negeri, karena mereka sudah jauh-jauh datang aku juga berencana untuk mengadakan pesta penyambutan, kau hubungi manager hotel, sampaikan apa yang aku katakan. dia sudah paham apa yang harus di kerjakan". jelas Rafa masih dengan memandangi paras cantik Lisa.
" Baik Tuan, apa ada yang harus ku kerjakan lagi? " Lisa bertanya pada bosnya sambil menunduk , karena merasa salah tingkah melihat bosnya yang memandanginya dengan tatapan elang.
" Siapkan saja dirimu, besok datanglah memakai ini, jangan menggunakan seragam sekolahmu !" seraya menyodorkan paper bag besar yang berisi pakaian dan juga sepatu baru untuk dipakai Lisa.
***
Meeting di hotel Dream Night telah usai, semua rekan bisnis perusahaan DXware berjalan menuju ruang pesta, Lisa pun mengikuti Langkah Rafa yang begitu jenjang, membuatnya berlari kecil, Rafa yang melihat Lisa berlarian mengikutinya berinsiatif untuk menghentikan langkahnya, agar sekertaris nya tak ketinggalan , Lisa yang berjalan terburu-buru tidak menyadari orang yang diikutinya telah berhenti dan " Buk.." , tanpa sengaja Lisa menabrak bosnya, karena sepatu hak tinggi yang baru pernah dikenakannya membuat keseimbangan tubuhnya hilang dan oleng kebelakang.
Dengan reflek Rafa menangkap Lisa yang hampir jatuh.
Lisa yang merasa pinggulnya disentuh langsung reflek melepaskan tangan yang menangkapnya, dan "buk..." Lisa jatuh duduk di lantai.
Lisa berusaha berdiri tapi tidak bisa, pinggulnya terasa sangat nyeri, merasa mereka sedang diperhatikan Rafa memutuskan untuk membopong Lisa dan membawanya ke tempat duduk yang ada dipinggiran lorong , seraya mempersilahkan para partnernya untuk memasuki gedung pesta terlebih dahulu.
"Maaf kan saya Tuan, saya kurang berhati-hati " , sembari memegangi pinggulnya yang terasa sakit.
"Apa kamu masih bisa mengikuti acara pesta?, kalo memang masih sakit biar kau ku antar ke kamar hotel , aku akan meminta pihak hotel memanggilkan tukang pijat untukmu, tunggulah sampai acara selesai , nanti kau akan ku antar kembali ke mesh" . Dan akhirnya Lisa menyetujui saran Rafa untuk menunggunya di dalam kamar hotel, tapi Lisa tidak setuju untuk memanggil tukang pijat.
Lisa berjalan tertatih menuju kamar yang sudah ditunjukan oleh Rafa, sampai di depan kamar Rafa membukakan pintu dan mempersilahkan Lisa untuk masuk.
" Tunggulah disini, setelah acara selesai aku akan mengantarmu pulang" Rafa meninggalkan Lisa menuju acara pesta.
Sudah 5 jam Lisa menunggu Rafa yang sedang berpesta, rasa nyeri pada pinggul nya sudah tidak terasa. Terdengar suara pintu dibuka dari luar, " krek... " tampak Rafa yang berjalan gontai menghampiri Lisa.
" Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama? ", Lisa yang melihat Rafa menghampirinya dalam keadaan mabuk terkejut dan berusaha berdiri dan berlari keluar mengarah kepintu. Tapi belum sampai pada pintu, Rafa menarik tangan Lisa dan memeluknya erat-erat dari arah belakang.
Deg... perasaan apa ini , jantung Lisa berdegup kencang, saat tangan Rafa memeluk erat tubuhnya.
" Tu tu an, sepertinya Anda terlalu mabuk, sebaiknya saya pulang sendiri" , Lisa berusaha melepaskan diri dari pelukan Rafa. Tapi justru Rafa membalikkan tubuh Lisa dan mempererat pelukannya, wajah mereka yang berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, membuat Lisa bisa merasakan hembusana nafas Rafa, dan mencium wangi parfum sama seperti sebulan yang lalu saat Rafa membopong Lisa kedalam mobilnya , bedanya kali ini wangi itu bercampur dengan bau alkohol.
Rafa yang sejak awal sudah memendam perasaan pada Lisa pun mengungkapkan isi hatinya.
" Biarkan aku memelukmu sebentar saja, jangan kau berusaha melepasnya. Apa kau tak tau perasaanku padamu ? , bukankah kau bisa merasakan ketulusanku, apa perhatian yang ku curahkan padamu selama ini tak bisa kau pahami ?, aku sungguh tertarik padamu, memang benar aku mabuk, tapi q masih sadar dengan apa yang sedang aku ucapkan . Tenanglah aku tidak akan bertindak terlalu jauh, aku tau kau gadis baik yang masih suci" .
Lisa pun hanya terdiam berdiri seperti patung, karena baginya berusaha sekuat apapun pasti tak akan bisa melepaskan pelukan Rafa.
Tak lama kemudian Rafa melepaskan pelukannya, membimbing Lisa untuk duduk di sofa yang berada tepat di sampingnya. Seraya berjongkok di depan Lisa yang masih terpaku.
"Terimakasih karena kau sudah berusaha memahamiku, waktu kita bersama hanya tersisa 3 bulan, tolong jangan menghindar dariku Lis, aku juga tak akan melukaimu, jika kita berjodoh , aku percaya Tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali suatu hari nanti."
Ada secercah harapan di dalam hati Lisa, "aku juga berdo'a hal yang sama, meski sebenarnya aku tak pantas mengharapkan hal ini, siapa lah aku dibandingkan denganmu , terlalu jauh jarak yang terbentang diantara kita, dunia kita yang berbeda membuatku takut untuk berharap lebih." ucap Lisa dalam batinnya, airmata pun menetes di pipi Lisa, ada rasa bahagia karena mengetahui cintanya tak bertepuk sebelah tangan, tapi ada rasa takut yang muncul karena pria yang dicintainya berasal dari status yang berbeda. Lisa takut keluarga Rafa tidak menyukainya karena latar belakang Lisa yang berasal dari keluarga miskin dari desa. Mampukah aku menahan hasrat dari gejolak cinta yang kami rasakan.
Rafa mengusap air mata yang masih membasahi pipi Lisa, mereka berdua saling bertatapan, Rafa mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Lisa, semakin dekat hingga hidung mereka bersentuhan, dengan lembut Rafa mengecup bibir Lisa, berusaha menuntut semakin dalam, Lisa yang baru pernah berciuman tersentak kaget dan menjauhkan wajahnya dari Rafa.
Rafa tersadar , bahwa tindakannya tidak disetujui Lisa, Rafa pun mundur dan meminta maaf pada Lisa.
" Kukira kau juga mencintaiku, dan menginginkan hal yang sama, maaf jika kau tak menginginkannya, aku terkesan terlalu memaksakan apa mau ku" , seraya berdiri dan melangkah menjauhi Lisa.
"Bukan begitu !", Lisa yang sedari tadi hanya terdiam dengan perlakuan Rafa mulai mengeluarkan suaranya.
" Aku juga merasakan hal yang sama, tapi ini adalah yang pertama, aku takut tidak bisa mengontrol diriku sendiri, aku masih sekolah dan aku tidak mau merusak kepercayaan kedua orang tua ku".
Rafa tersenyum mendengarkan apa yang dikatakan pujaan hatinya, " gadis polos, jadi ini yang pertama, memang bisa aku rasakan , kau belum berpengalaman, aku mencintai gadis yang tepat" masih dengan senyumannya yang semakin melebar karena bahagia mendengarkan apa yang dikatakan Lisa, cintanya mendapat balasan.
Lisa berdiri menghampiri Rafa sambil memegangi perutnya, " Tuan, tolong antarkan aku pulang sekarang juga, sebenarnya aku sangat lapar karena belum makan apapun dari siang".
"Ha....ha...ha...., jadi kamu ingin buru - buru pulang karena kau lapar, aku juga belum makan sejak siang, kamu mau makan apa? biar aku pesan makanan dari hotel" . Rafa tertawa mendengar apa yang Lisa katakan.
" Tidak Tuan, saya ingin makan nasi goreng yang ada didekat mesh , selain enak dan murah, kalau makan disana pasti kenyang karena porsinya banyak, biasanya aku beli satu bungkus untuk dimakan berdua dengan Tami" . menyebutkan nama sahabatnya membuat Lisa memikirkannya, " mungkin Tami sudah tidur nyenyak sekarang, ini sudah larut malam".
" Baiklah kalau itu mau mu, ayo kita makan nasi goreng, aku bisa menggantikan Tami untuk makan nasi goreng sepiring berdua denganmu, sekalian kuantar kau pulang, kau kan juga sudah janji untuk mentraktirku makan, mungkin ini waktu yang tepat untuk menepati janjimu padaku sebulan yang lalu".
Mereka berdua berjalan keluar hotel dan menuju tukang nasi goreng di dekat mesh. Di dalam mobil Rafa sesekali memandang wajah Lisa yang di balas senyuman oleh Lisa.
" Kenapa ? apa ada yang salah dengan wajahku Tuan ?", tanya Lisa yang lama kelamaan merasa salah tingkah dengan tatapan Rafa.
" Iya ada yang salah, kamu terlalu cantik hingga membuatku ingin terus menatapmu" ,goda Rafa melihat Lisa yang salah tingkah.
" Bukan salahku kalau begitu, salahkan bapak dan ibuku yang sudah membuat aku terlahir ke dunia ini, dengan begitu aku juga akan menyalahkan orang tua Tuan yang sudah melahirkan putra setampan Tuan, hihihi" , tawa Lisa balas menggoda Rafa yang di balas oleh Rafa dengan menggenggam tangan Lisa.
Tuhan tolonglah aku, semoga aku jatuh cinta pada pria yang tepat, semoga cinta pertamaku ini adalah jodohku dan perasaan yang sedang kurasakan bukanlah sebuah kesalahan. Do'a Lisa dalam hati sambil terus menata Rafa yang kini menggenggam tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
ungkapan hati masing2
2022-10-17
1
Devi Mustika
sosweet ☺️
2021-01-25
2