" Apa saat ini kau masih sibuk?, ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu, kemarilah duduk disamping Ayah", Tuan Johan yang baru saja masuk ke dalam ruangan, meminta pada putranya untuk duduk di sofa panjang berwarna hitam yang tengah ia duduki.
Rafa menghentikan pekerjaannya dan menghampiri ayahnya. Berjalan pelan dengan kepala tertunduk, tidak seperti Rafa yang biasanya selalu bersikap tegas dan semangat.
" Sebelum sampai di sini ayah sudah mendengar beberapa kabar, dan ayah ingin membicarakannya denganmu, yang pertama Ayah ingin tahu apa kau mengalami kesulitan dengan pekerjaanmu?"
" Tidak ada kesulitan Ayah,semuanya bisa aku tangani", jawab Rafa.
" Kalau begitu yang kedua , Ayah ingin tahu alasanmu menjadikan siswi yang PKL disini sebagai sekertaris pengganti. Apa kau tidak bisa memilih salah satu karyawan perusahaan kita sebagai pengganti sekertaris sementara ?"
" Sebenarnya tadinya Rafa hanya mencari cara bagaimana supaya Rafa bisa melihat Lisa setiap hari, karena itu Rafa menyuruh Winda menjadikan Lisa sebagai asistennya, dan Lisa memang gadis yang cepat beradaptasi, meski hanya sebulan dia belajar, tapi dia bisa mengerjakan semua tugas Winda dengan baik dan benar", Rafa terus memuji kekasihnya.
" Kalau begitu, dimana Lisa sekarang?, kenapa dia bisa sampai sakit?, tadi teman-temannya menemui Doni dan mengajukan protes untuk Lisa, mereka bilang Lisa sakit karena kecapean bekerja terlalu keras disini, mereka minta kau mencari sekertaris pengganti, agar meringankan pekerjaan Lisa, jangan bebani Lisa dengan pekerjaan yang terlalu banyak, mereka masih pelajar".Tuan Johan memberi pengertian kepada Rafa.
"Ayah tolong dengarkan penjelasan Rafa dulu, kalau memang harus menggantinya dengan pengganti sekertaris yang baru, Rafa tidak masalah dengan itu, tapi Rafa tahu, Lisa sakit bukan karena kecapean bekerja, dia sangat mampu menyelesaikan semua pekerjaannya, alasan Lisa tidak berangkat karena dia menghindariku, kemarin Rafa melakukan kesalahan dan membuatnya menangis, sekarang pasti Lisa masih sangat marah padaku", Rafa menjelaskan apa yang telah terjadi kemarin diantara dia dan Lisa, Tuan Johan mendengarkan semua penjelasan putranya, memahami situasi yang sedang terjadi.
" Putra ayah harus belajar untuk lebih bersabar, kau mencintai gadis yang masih sangat muda, dia itu masih pelajar, seharusnya kau tidak melakukan hal-hal seperti itu, baginya itu masih terlalu tabu. Kau ini lucu sekali mengajaknya menikah, jika itu kau katakan pada wanita yang dewasa mungkin kau bisa dibilang lelaki yang gentleman dan bertanggung jawab, tapi kau mengajak menikah gadis muda yang masih pelajar, tentu itu akan berbeda , justru kau menakutinya, apalagi kamu itu sembrono mencium dan memeluk tanpa seijinnya, meskipun dia mengatakan memiliki perasaan yang sama, bisa jadi gara-gara kejadian itu dia bisa kabur darimu. Ayah tidak akan melarangmu menikah muda, kau boleh berhubungan dengan wanita manapun, kau bisa memilih sendiri wanita yang akan kau jadikan istri, tapi jagalah sikapmu, setidaknya sampai pacarmu itu lulus sekolah, jangan kau lakukan hal-hal yang ditentang oleh ajaran agama kita. Kau mengerti apa maksud ucapan Ayah kan?".
" Rafa mengerti , boleh Rafa bertanya yah? ", sambil melihat tuan Johan dan dijawab dengan anggukan. " Apa ayah juga saat dulu jatuh cinta pada bunda merasakan hal seperti yang Rafa rasakan sekarang, misalnya menahan keinginan untuk selalu bersamanya, ingin membuatnya selalu bahagia, dan merasa sangat kacau saat melihatnya bersedih".
" Ayah tidak seperti itu, cinta ayah tumbuh setelah menikah, bundamu itu yang dari awal sangat mencintai ayah, dia rela berpindah keyakinan agar bisa menikah dengan ayah, jadi ayah tidak perlu bersabar dan menahan keinginan ayah saat ingin memeluk, mencium dan menghabiskan waktu bersama bundamu karena memang kami sudah sah menjadi suami- istri. yang harus dilakukan adalah selalu berusaha memberikan yang terbaik agar orang yang kita cinta merasa bahagia".
" Mumpung ayah sedang disini, apa ayah mau menemani Rafa menjenguk Lisa?, Rafa khawatir dengan keadaan Lisa, tapi jika Rafa menjenguknya sendirian takutnya Lisa ngga mau bukain pintu, hehe", Rafa memohon pada Tuan Johan untuk menemaninya.
Waktu istirahat tiba, Tuan Johan dan Rafa berjalan berdampingan keluar dari gedung, Rafa membawa parcel buah dan buket bunga yang dipesannya satu jam yang lalu. Beberapa karyawan yang melihat memberikan salam pada mereka.
Sepuluh menit kemudian Tuan Johan dan Rafa sudah sampai di depan pintu kamar Lisa, kemudian Rafa mengetuknya, mengucapkan salam dan memanggil- manggil nama Lisa, tak lama kemudian Lisa membuka pintu sedikit dan mengintip keluar, tapi kemudian langsung menutupnya kembali, tadi sepintas Lisa melihat Rafa membawa bunga dan parcel buah di tangannya.
" Bukalah pintunya, biarkan aku masuk dan terimalah bunga ini", seru Rafa.
" Aku hanya butuh istirahat, jadi tidak perlu repot-repot menjengukku, letakkan saja bunganya di depan pintu, nanti akan ku ambil, aku tidak menerima tamu laki-laki kedalam kamar".
" Lalu apa kau tidak ingin melihatku?, jika kau tak memperbolehkanku masuk, setidaknya kau keluar dan temui aku,apa kau masih marah padaku?", seru Rafa kembali.
" Ini hukuman untukmu, setelah kau melanggar perjanjian kita, kau tidak boleh menemuiku seharian ini !", jawab Lisa dari balik pintu.
Memang dari kemarin Lisa terus berpikir hukuman apa yang harus diberikan kepada kekasihnya itu, dan secara kebetulan pagi tadi dia datang bulan dan tidak bisa berangkat ke kantor karena nyeri pada perutnya, tiba-tiba terlintas dipikiran Lisa untuk menjadikan liburnya sebagai hukuman untuk Rafa karena sudah melanggar perjanjian".
" Jadi benar kau masih marah padaku, sehingga kau tidak masuk kantor ?, tapi aku kesini bersama seseorang, tidakkah kau ingin menyapanya?", tanya Rafa.
" Aku benar-benar sakit, tapi tidak ku pungkiri kalau aku masih sangat marah padamu, apa sungguh ada yang bersamamu, sebelumnya kau selalu datang sendirian, apa kau membohongiku ?".
Tuan Johan yang mendengarkan percakapan mereka hanya tersenyum dan berkata dalam hatinya, " memang masih sangat polos gadis muda yang dicintai oleh putranya".
" Selamat siang Nona Lisa" , Tuan Johan menyapa dari luar pintu. Lisa yang mendengar suara laki-laki paruh baya langsung membuka pintu kamanya dan keluar dari kamar. Lisa membungkukkan tubuhnya, memberi salam pada tuan Johan.
" Maaf Tuan, saya kira Tuan Rafa hanya datang sendiri", Lisa menjelaskan dengan wajah pucat nya yang tersipu malu.
Tuan Johan yang melihat Lisa sangat pucat mempersilahkannya untuk beristirahat kembali, tapi Lisa menolaknya karena merasa tidak enak pada tamunya.
Tuan Johan tetap memaksa Lisa,
" Kau istirahatlah, kalau ada kesempatan aku pastikan menemuimu lagi di lain waktu.
***
Di kantor kabar Tuan Johan dan Tuan Rafa mampir ke mess menengok Lisa langsung tersebar hampir ke semua karyawannya.
Saat ini hubungan Lisa dan Rafa sudah bukan rahasia lagi, hampir seluruh penghuni mess dan karyawan kantor sudah mengetahuinya.
Tami yang tengah makan di kantin bersama teman-temannya pun jadi ikut mendengarkan gosip dari para karyawan, seketika itu juga Tami bergumam " Beruntungnya Lisa, dijenguk oleh pacarnya, dan calon mertuanya juga ikut menjenguknya, semua orang pasti sangat iri padanya ".
" Termasuk kamu juga kah Tam?, apa kau iri pada sahabatmu?" ,tanya Andre
" Buat apa aku iri, justru aku malah seneng, setidaknya aku punya sahabat yang masa depannya cerah dan terjamin, hihihi", canda Tami , yang kemudian balik bertanya, " Ndre, apa kamu sudah bisa move on dari Lisa ?".
Andre yang tengah menyantap makanannya menjadi tersedak mendengar pertanyaan Tami, kemudian buru-buru mengambil air putih di depannya dan meminumnya.
" Kok reaksimu berlebihan begitu Ndre?, kamu belum bisa move on ya?" goda Tami.
" Masih dalam proses, aku tipe orang yang sulit jatuh cinta dan sulit juga melupakan", jelasnya singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
hayoo lo marah
2022-10-17
1
Aqiyu
lanjut
2020-12-26
1