Tuan Johan dan Rafa memutuskan untuk kembali ke rumah, malam nanti Nyonya Meisi dan Tuan Johan akan kembali terbang ke Singapura.
Sesampainya di rumah, Rafa langsung mencari bundanya, tadi Tuan Johan menceritakan bahwa mereka pamit lebih awal dari pesta pernikahan keponakannya karena istrinya merasa kurang enak badan.
Nyonya Meisi yang tengah duduk di samping kolam renang di rumahnya kemudian menengok ke arah Rafa yang berlarian kecil menghampirinya.
" Apa Bunda baik-baik saja?, ayah baru cerita keadaan bunda waktu kami berada di mobil tadi, apa sebaiknya Bunda tetap di sini bersama Rafa, sepertinya bunda kelelahan karena terlalu banyak melakukan perjalanan jauh, biar Ayah saja yang ke Singapura?".
" Bunda sudah sehat sayang, lihatlah keadaan bunda saat ini, waktu disana ayah langsung membawa bunda ke rumah sakit terdekat, terus langsung di suntik vitamin, jadi sudah seger lagi sekarang, ngga lemes. Oh iya , waktu bunda di rumah sakit, bunda ketemu sama Keyla, gadis sepantaran kamu yang dulu jadi tetangga kita, yang sering berebut mainan denganmu, apa kamu mengingatnya sayang?"
" Keyla gadis yang cerewet dan usil itu ya Bun?, sepertinya Rafa masih mengingatnya sedikit - sedikit, apa dia juga sedang sakit?". tanya Rafa.
" Dia sehat, kami bertemu secara kebetulan, ayahmu yang membawa ibu ke rumah sakit tempat Keyla bekerja, dia sedang Koas disana, dia ingin menjadi dokter spesialis kangker, cita-citanya sungguh mulia, bunda menyuruhnya untuk main ke sini, tapi sepertinya dia sangat sibuk.
Gadis itu tumbuh menjadi sangat cantik. Keyla janji akan main ke sini jika mendapat cuti atau libur panjang". jelas Nyonya Meisi.
" Seharusnya bunda ngga usah nyuruh dia main kesini, pekerjaan jadi dokter itu kan sangat melelahkan, dan selalu dibutuhkan sewaktu-waktu oleh pasiennya, dia mau nolak pasti ngga enak, makanya dia basa-basi bilang mau kesini kalau libur panjang, padahal jadi dokter kapan ada liburnya, orang sakit juga setiap hari ada". ucap Rafa sambil melonggarkan dasi yang dikenakannya.
" Ayahmu mana?, bukannya kalian tadi bersama-sama?", yang di jawab dengan anggukan oleh Rafa dan kemudian berkata,
" Ayah mungkin masuk ke kamarnya , tadi kami mampir ke mess sebentar buat nengok Lisa, tadinya aku ingin ayah melihatnya saat dia sedang bekerja, tapi diluar perkiraan, hari ini dia sakit dan tidak berangkat ke kantor, aku mengajaknya ke mess perusahaan untuk melihat Lisa, saat menyapanya tadi Lisa nampak bener-bener pucat".
" Lalu kenapa kau tidak membawanya berobat, seharusnya kamu itu memberikan perhatianmu padanya saat dia sakit, kamu itu ngga kaya ayahmu, kurang peka !".
" Bukannya begitu bunda, Lisa sedang marah padaku, tadi saja dia tidak mau keluar kamar untuk menemuiku, kalau bukan karena ayah ikut ke sana, pasti aku tidak bisa melihatnya, dia tidak mau melihatku Bun". Jelas Rafa singkat.
" Kamu si, sukanya sama anak ABG yang masih labil, makanya ada acara ngambek- ngambekan segala, kamu harus lebih banyak bersabar dan mengalah sayang", sambil meninggalkan Rafa dan berjalan menuju kamarnya.
Sampai di kamarnya Nyonya Meisi menghampiri suaminya yang tengah beristirahat,
" Apa kau tidur yah?"
" Tidak Bun, Ayah hanya sedang butuh waktu untuk berpikir", Tuan Johan terdiam sesaat dan kemudian melanjutkan ucapannya,
" seandainya bunda tadi menyaksikan perbincangan putramu dengan kekasihnya, pasti bunda tertawa karena merasa lucu, dia gadis muda yang masih lugu dan sangat polos, kita harus menasehati putra kita untuk lebih bersabar , salahnya sendiri mencintai gadis muda yang masih sekolah, dia harus menerima konsekuensinya menunggu sampai gadis itu lulus.
Bunda dengarkan cerita ayah, Lisa tadi tidak mau menemui Rafa waktu kami menjenguknya, tahu kenapa? , gara-gara ulah anakmu itu, yang mengajaknya menikah, dan katanya kemarin tidak bisa menahan diri memeluk dan mencium Lisa di ruang kerjanya, makanya mulai besok ayah menyuruh Doni untuk mencarikan pengganti sementara posisi sekertaris, karena jika dibiarkan Lisa keluar masuk sendiri ke ruangan Rafa sampai masa PKL nya selesai, ayah khawatir putra kita tidak bisa menahan hasratnya, cintanya itu begitu menggebu-gebu, harus selalu ada yang mengawasinya".
Karena malam nanti tuan Johan dan Nyonya Meisi kembali ke Singapore, mereka berdua memutuskan untuk menyuruh seseorang mengawasi apa yang dilakukan putranya, sebagai orang tua yang meninggalkan putranya yang tengah dimabuk cinta, mereka khawatir jika putranya bertindak terlalu jauh dan lepas kontrol. Jika saja Lisa bukan pelajar, saat ini juga tuan Johan dan Nyonya Meisi akan menikahkan mereka berdua, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
***
Adzan 'asar berkumandang, Tami masuk kedalam kamarnya, hari ini dia memang sengaja pulang kerja lebih awal, karena mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. Setelah membersihkan diri dan beribadah, Tami menghampiri Lisa yang tertidur di kasur.
Dilihatnya parcel buah yang sangat besar dan buket bunga yang sangat cantik di meja samping tempat tidur.
Lisa terbangun karena mendengar suara seseorang mendekat.
" Eh, kok kamu jam segini sudah pulang Tam ?"
" iya aku sengaja pulang awal, apa kamu sudah makan Lis?", tanya Tami
" aku sudah makan buah yang dibawa Kak Rafa, tadi pagi juga nasi goreng yang kau belikan sudah ku makan".
" Apa kau ingin makan sesuatu Lis? biar aku yang carikan".
" Aku tidak ingin apa-apa, perutku akan mual jika makan terlalu banyak, tunggu sampai nyeri pada perutku membaik, pasti nafsu makanku kembali dengan sendirinya". jelas Lisa
" ya sudah jika demikian aku temani kau saja disini, apa tadi Tuan Rafa dan Tuan Johan sungguh datang menjenguk mu kesini?", tanya Tami.
" Apa itu juga sudah menjadi trending topik di kantor?", Lisa balik bertanya
" iya, semua orang membahas tentang itu, rasanya lama-lama aku terbiasa mendengarmu menjadi bahan perbincangan mereka, hehehe". Tami berkata sambil terkekeh
" Mau bagaimana lagi, orang biasa sepertiku diperhatikan oleh si pemilik perusahaan, tentu menjadi perbincangan yang menarik , kita hanya perlu waktu sebulan lagi untuk bertahan dan berada dalam situasi seperti ini. Rasanya akan sangat melegakan jika kita bisa kembali pulang ke kampung halaman, aku sangat merindukan suasana damai di desa".
Pandangan Lisa menerawang jauh membayangkan suasana kampung halamannya.
" Apa kamu tidak akan bersedih berpisah dengan kekasihmu?, kalian akan tinggal di tempat yang berjauhan dan jarang sekali bertemu". tanya Tami pada Lisa.
" Mungkin itu lebih baik, dari pada terlalu sering bertemu, setidaknya aku akan selamat hingga aku lulus sekolah", gumam Lisa
Tami yang mendengarkan ucapan Lisa mengulangi perkataannya, " Setidaknya kau akan selamat hingga lulus sekolah, apa maksud dari perkataanmu? "
" Apa tadi aku berkata seperti itu, mungkin kau salah dengar, hahahaha, jika kau ingin buah ambil saja Tam, itu masih banyak banget", Lisa yang keceplosan berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
hayooo lo krceplosan
2022-10-17
1