Matahari menerobos melewati jendela kamar Lisa, sejak dua jam yang lalu Lisa terbangun dari tidurnya, merasakan nyeri pada perutnya, saat dia hendak melaksanakan sholat subuh, ternyata ada noda merah di celananya, ternyata Lisa datang bulan, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk beribadah, kemudian Lisa membersihkan dirinya dan kembali merebahkan dirinya di kasur.
Tami sudah memakai seragamnya, dia juga terbangun saat tadi pagi Lisa bangun tidur, melihat tingkah sahabatnya itu, kemudian Tami bertanya lirih, " apa kau masih tidak enak badan?, semalam aku membelikan nasi goreng untukmu, tapi sepertinya belum kau makan", sambil melihat bungkusan plastik yang ada di meja sebelah tempat tidur.
" Aku sudah merasa lebih baik, tapi aku datang bulan Tam, hari ini kau tolong ijinkan aku pada Kak Rafa, bilang saja aku sakit , jangan di jelaskan aku sakit apa, mengerti?", Tami yang sangat mengenal sahabatnya mengangguk tanda mengerti, memang siklus mentruasi Lisa tidak teratur, bulan lalu Lisa sama sekali tidak menstruasi, dan setiap kali menstruasi di hari pertama jika berada disekolah pasti Lisa minta ijin untuk pulang, karena biasanya perut Lisa akan kram, hingga tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, wajahnya akan sangat pucat dan tidak akan mungkin untuk bisa fokus mengikuti pelajaran.
"Apa lebih baik aku juga ijin Lis, biar bisa menemanimu disini, aku khawatir melihatmu kesakitan seperti ini", pinta Tami, melihat wajah Lisa yang semakin pucat dan terus memegangi perutnya.
" Tidak perlu Tam, kau berangkat saja, setelah beberapa saat nyeri ini akan sembuh dengan sendirinya, jika kau disini justru aku kurang nyaman karena kau pasti mengajakku ngobrol terus", Lisa menolak saran Tami dan menyuruhnya untuk berangkat bekerja.
" Ya sudah kalau menurutmu itu yang terbaik, aku pergi dulu, tapi jangan telat makan ya, makanlah nasi goreng yang kubawa semalam, masih enak kok, sampai jumpa nanti sore ya, jaga dirimu baik-baik, jika ada yang kau perlukan langsung hubungi aku saja".
Akhirnya Tami pergi meninggalkan Lisa sendirian di kamarnya. mengunci pintu dan berangkat ke tempat kerjanya.
***
Rafa sudah sampai di parkiran kantor, dia berusaha menelepon Lisa lagi, sudah berpuluh kali Rafa mencoba menghubungi nomer Lisa, tapi tidak aktif juga, Rafa berpikir jika Lisa pasti benar-benar marah karena perbuatannya kemarin.
Saat terlihat seorang gadis berseragam osis berjalan memasuki gedung, Rafa buru-buru keluar dari mobil dan berlari mengejar gadis itu, tapi saat Rafa memanggil gadis yang di kiranya adalah Lisa, ternyata perkiraannya salah , gadis itu adalah Tami, kawan sekamar Lisa.
" Selamat pagi Tuan Rafa", sapa Tami , menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggilnya dengan nama Lisa.
" Selamat pagi, kau berangkat sendiri? dimana Lisa? " tanya Rafa langsung pada intinya.
" Oh iya kebetulan sekali bertemu Anda disini, jadi saya tidak perlu keruang anda, Lisa minta tolong padaku untuk menyampaikan pada Tuan, jika hari ini Lisa ijin tidak bisa masuk kerja, Lisa sakit Tuan, sejak kembali dari kantor kemarin sore, dia nampak sangat kelelahan dan katanya juga kurang enak badan", jelas Tami pada Rafa.
" Apa Lisa mengatakan hal lain lagi padamu?, atau Lisa bercerita tentang apa yang terjadi kemarin? " , Tanya Rafa.
" Apa yang terjadi ?, maksud Tuan apa kemarin ada sesuatu yang terjadi diantara kalian?", Tami membalikkan pertanyaan, berniat menyelidiki apa yang terjadi kemarin pada temannya.
Rafa yang enggan menjawab, langsung pergi meninggalkan Tami.
" Oh Tuan Rafa yang sangat tampan, sungguh seharusnya Lisa itu beruntung menjadi kekasihmu, tapi kenapa aku merasa Lisa justru tertekan setelah kalian berpacaran, apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian berdua, kenapa Lisa tidak mau mengatakan apapun " . ucap Tami dalam hatinya.
Rafa sampai di ruangan kerjanya, terus memikirkan Lisa dan semakin yakin jika Lisa sungguh- sungguh marah padanya. Rafa bertanya-tanya apakah Lisa benar-benar sakit, atau dia tidak berangkat karena ingin menghindarinya.
Rafa ingin pergi menghampiri Lisa, tapi dilihatnya map yang menumpuk di mejanya, pekerjaannya kemarin masih banyak yang belum diselesaikan. Apalagi nanti Ayahnya akan mampir ke perusahaan, jika dia pergi dan sekertaris nya juga tidak ada, pasti Ayah akan kecewa. Akhirnya Rafa memutuskan untuk tetap di kantor dan menyelesaikan semua pekerjaannya.
***
Tama dan Andre menghampiri Tami di ruang kerjanya, semalam Tama sudah menceritakan panjang lebar tentang perbincangannya dengan Tami, pagi ini mereka bertiga memutuskan untuk menemui Tuan Doni dan menyampaikan keluhan mereka padanya. Berharap Tuan Doni bisa membantu Lisa.
Sesuai rencana mereka bertiga berjalan menuju ruangan Tuan Doni, menyampaikan keluhannya yang diterima dengan baik. Tuan Doni berjanji akan menyampaikan pada bosnya karena dia juga setuju dengan apa yang dikatakan teman-teman Lisa.
Doni juga tahu bahwa bos nya sangat menyukai Lisa, beberapa kali pada pertemuan rapat yang diikutinya, Doni selalu memperhatikan tingkah laku Rafa yang bolak-balik memandang ke arah Lisa dengan tatapan yang penuh cinta.
Tapi seperti sebuah kebetulan, saat teman-teman Lisa masih berada di ruangannya. Doni kedatangan tamu agung, bos besar pemilik perusahaan yang sesungguhnya memasuki ruangan itu,
" Tuan Johan, Selamat Pagi,bagaimana kabar anda ?" Sapa Doni sambil membungkuk, diikuti oleh Tami , Tama dan Andre yang kemudian ikut membungkukkan badan mereka.
" Kabarku baik, bagaimana denganmu Don?"
" Saya baik Tuan, kapan Tuan kembali ke Indonesia? , dan apa ada yang ingin disampaikan hingga Tuan harus repot-repot datang ke ruangan ini? " tanya Doni.
" Apa ini anak-anak yang sedang melaksanakan praktek kerja di perusahaan ini?" , Tuan Johan menatap Tami dan teman-temannya.
" Benar sekali Tuan, mereka sedang berkumpul di sini karena ada yang ingin mereka sampaikan tentang teman mereka Lisa", jawab Doni.
" Lisa, gadis desa itu, yang mana anaknya, apa kamu? ", Tuan Rafa memandang Tami yang masih berdiri.
Tami memberanikan diri untuk berbicara.
" Saya Tami , bukan Lisa Tuan, Lisa itu teman saya, kami tinggal sekamar di mess yang disediakan oleh perusahaan, hari ini dia sakit dan tidak berangkat kerja Tuan" .
" Sakit apa, apa sudah berobat? "
Karena dilarang oleh Lisa memberi tahu sakitnya kenapa, Tami menjawab jika Lisa sakit pada perutnya dan juga kelelahan karena pekerjaannya begitu banyak.
Doni mempersilahkan Tami dan teman-temannya untuk kembali keruangan.
Setelah Doni hanya berdua dengan Tuan Johan di ruangan itu, Doni menceritakan panjang lebar tentang apa yang disampaikan oleh Tami dan teman-temannya.
Tuan Johan mendengarkan dengan seksama, dan memahami dengan keadaan yang tengah dialami putranya kini, selesai mendengarkan penjelasan dari Doni, Tuan Johan berterima kasih pada managernya itu dan melangkah pergi dari ruangan Doni.
Tuan Johan memasuki lift dan menuju lantai paling atas di gedung itu, lantai tempat ruang kerjanya berada, Tuan Johan hendak menemui putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
petinggi perusahaan dateng
2022-10-17
1