Waktu menunjukkan pukul 16.30, beberapa meja karyawan dari perusahaan DSware sudah kosong, ada beberapa juga yang masih menyelesaikan pekerjaannya.
Lisa mematikan komputernya dan membuka sedikit pintu ruangan Rafa, " pekerjaanku sudah selesai, apa aku boleh pulang? ", tanya Lisa dari balik pintu.
" Masuklah dulu, sebelum kita keluar bolehkah aku memelukmu sebentar saja, aku merasa sangat lelah hari ini begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan", masih di kursi kebesarannya, Rafa merentangkan kedua tangannya dan merenggangkan tubuhnya.
" Janji hanya sebentar saja ya!", kemudian Lisa memasuki ruangan Rafa , menutup pintu dan berdiri di samping meja kerja Rafa .
Rafa menarik tangan Lisa membuat Lisa jatuh di pangkuannya, kemudian Rafa langsung memeluknya dengan erat , beberapa detik keduanya hening, Lisa hendak berdiri, tapi Rafa mempererat pelukannya.
" Sudah cukup Kak Rafa, tadi kau bilang hanya sebentar, ini sudah lebih dari 1 menit kau memelukku, kau mengingkari janjimu lagi, apa kali ini aku harus benar-benar menghukum mu?. Baiklah teruskan saja apa yang ingin kau lakukan, biar aku pikirkan hukuman apa yang harus ku berikan". Lisa menakut - nakuti Rafa dengan hukuman dengan harapan Rafa akan melepaskan pelukannya.
Lisa akhirnya terdiam sambil memikirkan hukuman apa yang akan diberikan pada Rafa, posisinya masih dalam pangkuan Rafa. Rafa yang berfikir akan mendapatkan hukuman, bukannya melepaskan pelukannya, tapi justru dia menarik kepala Lisa menghadapkan wajah Lisa ke wajahnya dan ******* bibir Lisa dengan tiba-tiba, Lisa yang terkejut dengan sikap Rafa ingin memberontak tapi apalah daya, tubuhnya sudah lelah karena pekerjaannya seharian ini, Lisa tidak tau apa yang harus dilakukannya agar Rafa menghentikan ciumannya yang semakin menggila, karena merasa putus asa, Lisa hanya bisa pasrah dan air matanya menetes membasahi pipinya dan pipi Rafa, merasa basah pada pipinya membuat Rafa melepaskan ciumannya.
" Apa kau menangis sayang? , maafkan jika aku menyakitimu !", Rafa mengusap air mata Lisa menuntun Lisa duduk di kursinya sedangkan Rafa berdiri di depan Lisa. Rafa merasa sangat bersalah dengan apa yang dilakukannya. Tangisan Lisa semakin menjadi karena mendengar Rafa yang meminta maaf atas tindakannya.
" Kau boleh menghukum ku, kau bisa menamparku saat ini juga sayang", Rafa menuntun tangan Lisa untuk memukulinya.
Lisa menarik tangannya, mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan.
" Kakak tahu untuk apa kita membuat perjanjian ?, itu untuk di patuhi, bukan untuk di langgar, tapi kenapa ada atau tidak ada perjanjian itu tidak ada bedanya dengan perbuatan Kakak ?, apa kita harus mengakhiri hubungan kita sampai di sini saja ?", Lisa berkata sambil terus menitikkan air mata.
" Tidak sayang, jangan berkata seperti itu, aku tidak akan mau dan tidak akan pernah mau untuk berpisah darimu !, maafkan aku !, aku tidak tahu kenapa setiap kali aku bersamamu, rasanya aku ingin memelukmu, ingin menghabiskan waktu bersama denganmu, aku ingin melakukan semuanya denganmu, sungguh aku bersikap seperti ini hanya padamu, baru kali ini aku merasakan sungguh- sungguh jatuh cinta seperti ini, sampai rasanya aku seperti mau gila, karena meski aku pulang ke rumah, selalu ada dorongan untuk menghampirimu. Ah... konyol sekali diriku ini !" , Rafa berteriak sambil menjambak rambutnya, dia merasa sangat bersalah karena membuat Lisa menangis.
" Kakak terus meminta maaf dan mengatakan mau menerima hukumannya, tapi Kakak tidak mengatakan menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan kakak lagi, berarti Kakak tidak bersungguh-sungguh meminta maaf". seru Lisa.
" Itu karena aku memang tidak menyesali apa yang aku lakukan padamu, dan mungkin itu akan terjadi lagi, karena itu aku tidak mau berjanji untuk tidak mengulanginya maaf, tapi kumohon, jangan akhiri hubungan kita ".
Rafa memohon kepada Lisa untuk tetap menjadi kekasihnya.
Lisa yang sudah kehabisan kata-kata, memutuskan untuk pergi dari ruangan Rafa tanpa mengatakan sepatah katapun. Bagi Lisa berbicara saat ini hanya membuang waktu, Rafa tetap tidak menyadari kesalahannya. Lisa merasa karena status mereka sebagai pasangan kekasih, membuat Rafa semena -mena mengumbar keinginannya pada Lisa. Maksud Lisa membuat perjanjian pagi tadi itu agar Rafa bisa mengendalikan diri dan menahan hasratnya, tapi sepertinya Rafa lebih memilih untuk menerima hukuman setelah melampiaskan keinginannya. Yang Lisa takutkan jika ini terus dibiarkan, lama kelamaan Rafa akan meminta sesuatu yang selama ini dijaganya untuk suaminya kelak.
Lisa masih terus berjalan kembali ke mess, tidak mempedulikan keadaan sekitar, adzan Maghrib berkumandang, Lisa sampai di kamarnya, langsung masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan sholat Maghrib. selesai sholat Lisa langsung merebahkan tubuhnya di kasur, menutupi semua bagian tubuhnya dengan selimut.
Tami yang dari tadi tengah rebahan di kasur yang sama, sambil memainkan HPnya merasa aneh dengan tingkah sahabatnya, Lisa tidak menyapanya, bahkan sekejap matapun tidak melihat kearahnya, Tami langsung berfikir pasti sesuatu telah terjadi pada Lisa. pelan-pelan Tami menanyakan pada Lisa apa yang terjadi padanya, berharap Lisa mau menjawab pertanyaannya, tapi Lisa hanya mengatakan bahwa dia merasa lelah dan kurang enak badan, meminta pada Tami untuk tidak mengganggunya karena Lisa ingin istirahat dan tidur lebih awal.
***
Tama langsung keluar kamarnya, berlarian kecil menuju kamar Tami, 15 menit yang lalu Tami mengajaknya untuk makan malam bersama, Tami sudah menunggu di depan pintu kamarnya.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju keluar mess.
" Apa Lisa keluar dengan Tuan Rafa lagi ?", tanya Tama.
" Lisa masih di kamar, dia bilang kurang enak badan dan capek banget seharian ini pekerjaannya banyak banget. Kamu ingat tadi siang sebelum kita ketemu di kantin, aku menghampiri Lisa ke ruangannya, padahal sudah 15 menit setelah jam istirahat, dia masih saja bekerja , sebenernya aku kasihan juga melihatnya, entah dia beruntung atau malah apes gara-gara disukai sama si bos, tapi kita kan cuma pelajar yang lagi praktek kerja di perusahaan itu, masa iya Lisa dibebani pekerjaan yang begitu besar, seharusnya karyawan yang lain yang menggantikan posisi sekertaris yang sedang cuti itu, kamu setuju ngga dengan apa yang kukatakan ?, terus tadi aku melihat Lisa seperti ada yang kurang beres, tapi dia ngga mau cerita apa-apa, membuatku semakin bingung !" , Tami terus mengatakan apa yang ada dipikirannya karena merasa kasihan pada sahabatnya.
" Bener banget semua yang kau ucapkan Tam, Andre juga pernah membahas soal ini jauh-jauh hari, sebelum Tuan Rafa dan Lisa resmi jadian, jika awalnya Lisa hanya membantu pekerjaan sekertarisnya Tuan Rafa itu sudah benar, tapi sekarang Lisa menggantikan semua pekerjaan sekertaris itu, ini sepertinya kita harus mengajukan protes demi Lisa, tapi kita mau ngomong ke siapa? jika langsung menyampaikan pada Tuan Rafa apa dia mau mendengarkan?", Tama terus berpikir kira-kira siapa yang bisa membantu mereka.
"Presdir pemilik perusahaan yang sebenarnya kan sedang diluar negeri", ucap Tami.
Mereka tidak tahu jika orang tua Rafa masih di Indonesia. Tami terus berpikir, dan tiba-tiba dia teringat seseorang, " bagaimana jika kita coba menyampaikan protes kita pada Tuan Doni, bukankah dia karyawan perusahaan yang bertugas mengurus pekerjaan kita?".
Tama mendengarkan apa yang dikatakan kekasihnya, ada benarnya juga, meski entah apa hasil akhirnya nanti, setidaknya sebagai teman mereka harus berusaha.
Setelah sepakat untuk menemui Tuan Doni besok,mereka berdua memutuskan untuk makan nasi goreng langganan Tami dan Lisa. Tami juga memesankan satu bungkus nasi goreng untuk Lisa, dia berpikir Lisa pasti nanti malam akan terbangun karena merasa lapar., setidaknya sebagai sahabatnya harus berusaha membantunya dalam kondisi seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
nasi goreng milu y
2022-10-17
1