Keesokan pagi, dimeja makan mansion milik Acarl ada yang berbeda. Biasanya terlihat sepi,karna mengingat hanya Acarl yang tinggal di mansion itu bersama para pelayan yang ada dirumah belakang. Tapi hari ini , terlihat sangat jelas dimeja makan itu ada gadis yang amat familiar bagi Acarl duduk dengan tenang sambil menatap Acarl yang berjalan kearah meja makan.
"Kakak, akhirnya kau turun. Hari ini aku ingin kau antar sekolah, jadi pagi sekali aku kesini sekalian untuk sarapan bersamamu." ujar gadis itu dengan senyum merekahnya.
Dengan ekspresi datar, Acarl menatap Clara. Adik satu-satunya ini sangat merepotkan bagi Acarl. Sifat yang sangat dominan dari ayahnya terasa kental pada diri Clara. Egois ,keras kepala, Ingin semua yang dia mau dipenuhi segera. Sifat yang menjengkelkan menurut Acarl, dan bahkan menyebalkan. Karena mereka berdua lah yang membuat kekacauan perusahaan yang sedang dia pegang itu.
Clara yang ditatap datar oleh sang kakak hanya diam dan memilih menunduk menatap makanan yang sudah tersaji didepannya.
"Ehem.. Clarayta Xelone. Apa kau punya waktu nanti siang?" tanya Acarl pada Clara yang mampu membuat Clara menegang karena pertanyaan itu .
"Habislah kau Clara!" batin Clara berteriak.
Hanya pertanyaan biasa namun mampu membuat bulu kuduk berdiri setelah mendengarnya. Clara yang tau maksud dari pertanyaan kakaknya itu hanya mampu pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti. Dengan ragu, Clara akhirnya mengangguk menjawab pertanyaan Acarl. Bukan tidak bisa menolak, namun hal yang lebih mengerikan akan terjadi jika dia menolaknya.
Senyum miring yang tipis terpatri diwajah western milik Acarl. Seakan tau rasa takut dan cemas yang dialami Clara, membuat Acarl senang dan tak sabar menantikan siang nanti.
----------------
Seorang gadis berjalan menyusuri lorong sekolah dengan langkah yang pelan sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan hari ini. Yah ,Abel tau ini hari terakhir untuk kebebasan dia, karena besok dia hanya akan merasa bebas jika disekolah dan selesai sekolah dia akan menjalani hidup yang tidak terbayangkan oleh Abel.
"Jangan ngelamun, nanti kemasukan jin!" ujar seseorang yang berpapasan dengan Abel , namun Abel yang baru menyadari ada orang didepan seketika terkejut saat orang itu berbicara.
"Tuh kan jin nya udah masuk." kata orang itu lagi sambil tertawa pelan dan menyentil dahi Abel.
Merasa disentil tanpa aba-aba, membuat Abel dengan reflek mengaduh sambil menyentuh dahinya yang disentil." Aww..."
Abel pun melihat sang pelaku yang membuat dahinya terasa sedikit perih itu. Matanya seketika membola saat melihat orang didepannya sedang tersenyum polos .
"Kamu kan.." ujar Abel menggantung karena dia ingat sesuatu
"Yapp, dan kamu orang yang punya nyawa sembilan itu kan?" tanya Eron si pelaku penyentilan . Dengan mengangguk, Abel menjawab pertanyaan dari Eron. (Yang lupa, dia ada di part 13 dan 15)
"Apa kamu bersekolah disini?" tanya Eron saat melihat keterdiaman Abel.
"Iya.." jawab Abel menggantung.
" Eh sorry aku belum kasih tau ya? oke nama aku Eron." ujar Eron dengan tersenyum.
"Iya tuan Eron." jawab Abel dengan senyumnya juga.
Masih berdiri dilorong, Abel dan Eron tidak menyadari jika mereka berdua saat ini sedang dipandang banyak pasang mata.
"Apa kau ada waktu nanti siang?" tanya Eron pada Abel.
"Pas sekali, aku juga ingin menghabiskan waktu ku hari ini." batin Abel.
Dengan senyum merekah, Abel menatap Eron. "Ada tuan." jawab Abel.
Memicingkan mata saat mendengar jawaban Abel, membuat Eron sedikit kesal juga. "Bisakah kau tidak memanggilku tuan? itu terlihat tua untuk ku."
Tawa kecil menghiasi Abel saat ini ,saat mendengar gerutuan dari Eron tentang panggilan nya. "Lalu saya harus memanggil bagaimana?"
"Eron." jawab Eron dengan tegas.
"Baiklah." jawab Abel menyetujui permintaan Eron.
Bell masuk berbunyi yang membuat Abel baru menyadari dimana dia sekarang. Menatap Eron ,Abel meminta ijin jika dia mau masuk dalam kelasnya.
Melihat kepanikan Abel, akhirnya Eronpun mengangguk pada Abel. Abel yang melihat anggukan Eron pun segera berlari , namun langkahnya melamban saat mendengar teriakan dair belakangnya. " Akan kutunggu digerbang." teriak Eron.
Tanpa menjawab, Abelpun hanya menoleh kebelakang dan tersenyum . Melanjutkan larinya sampai menuju kelasnya .
----------------
Acarl yang saat ini berangkat bersama Clara ,mambuat Acarl harus menepikan mobilnya disekolah Clara.
Saat mobil menepi ,tak sengaja pandangan Acarl yang dari tadi manatap jalan pun menajam saat matanya menatap seorang gadis yang familiar sedang bercengkrama dengan seorang pria yang familiar juga menurutnya.
Tatapannya masih terpaku pada tawa gadis yang berada dilorong sekolah itu. Yapp ,mobilnya yang saat ini sedang menepi tepat di depan sekolah yang berhubungan dengan lorong ,menjadikan Acarl bisa melihat seisi lorong yang dipenuhi murid sekolah itu. Namun tatapannya pada gadis yang berdiri ditengah lorong, seakan lorong adalah milik mereka berdua .
"Siapa pria itu? kenapa aku seperti mengenalinya?" tanya Acarl pada dirinya sendiri .
Acarl yang terlalu fokus sampai melupakan adiknya yang berada disampingnya. Seketika Clara dan Cheiz pun ikut melihat di mana Acarl menatap. Tatapan Clara membola saat melihat Abel, seorang yang menghancurkan reputasinya sedang bersama pria lain. Senyum licik pun terukir diwajah Clara .
"Emm kak... Aku masuk dulu." ujar Clara menyadarkan Acarl.
Merasa ada suara disampingnya, membuat Acarl mengalihkan pandangannya menjadi menghadap Clara. "Huh, kenapa aku melupakan jika ada Clara disini" gerutu Acarl dalam hati.
Mengangguk untuk menjawab Clara. Akhirnya Clara turun dari mobil. Saat membuka pintu mobil, bel masuk menyapa pendengaran Clara. Melihat itu Acarlpun menatap Clara untuk melihat adiknya yang terlihat panik dan akan berlari. Saat Clara berlari masuk dalam lorong sekolah, Acarl yang dari tadi memperhatikan Clara pun tak sengaja teringat dua orang yang dia tatap dalam mobil. Dan tadaa~ tidak ada orang lagi selain Clara yang berlari .
Mendengus kesal saat menyadarinya. Dia bahkan belum melihat siapa pria yang bersama dengan Abel tadi. "Kenapa aku memikirkannya?" tanya Acarl pada diri sendiri.
Cheiz yang melihat pun ,akhirnya bertanya pada tuannya itu. "Apa ada masalah tuan?" tanya Cheiz.
"Tidak ada. Ayo kekantor!" ujar Acarl tegas.
Mobilpun melaju menuju kantor perusahaan XLN company. Masuk menuju dalam ruangannya, Acarl masih memikirkan siapa pria yang bersama dengan Abel tadi.
Baru dia duduk , pintu ruangannya diketuk dari luar . "Masuk!" teriak Acarl dari dalam, mengizinkan seseorang diluar untuk masuk.
Cheiz sang pelaku pengetukan pun membungkukkan badan untuk menyapa Acarl sebelum berbicara. Setelah mendapat anggukan dari Acarl, Cheiz pun mulai berbicara.
"Tuan, ada tuan Eron ingin menemui anda." ujar Cheiz.
"Suruh masuk!" jawab Acarl.
"HAI KAWANN!!!" teriak Eron saat memasuki ruangan Acarl.
Hai manteman, aku up lagi😘
Semangat sekolah lagi❤️
Makasih buat yang udah like dan komen:)
Jangan lupa buat like ,komen dan vote ya untuk part ini🤭
See you next part:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
min.mie
Alhamdulillah udah up...di tunggu up selanjutnya semoga tak lupa lagi ya?
2021-01-04
1
Aralea
oalah temannya ternyata
2021-01-04
1