"Abel..."
----------------------
Panggilan itu membuat empunya nama menoleh pada si pemanggil. Dengan gerakan yang seakan-akan slow motion , membuat Acarl yang melihat sedikit kagum dengan wajah cantik milik Abel.
"Ya tuan," jawab Abel yang seketika menyadarkan Acarl dari tatapan nya tadi.
Karena menatap Abel tadi, membuat rangkaian kata-kata milik Acarl menguap seketika. Membuat Acarl harus dengan cepat merangkai kembali kata-katanya.
Abel yang melihat pria didepannya masih diam, membuat Abel menatap heran pada pria didepannya." kalo nggak ngomong kenapa manggil?" gerutu Abel dalam hati.
"Ehem.. Apa kau sudah ada jawaban dari pertanyaan ku kemarin?" tanya Acarl setelah merangkai kata singkat itu yang sebenarnya bukan kata-kata yang ingin dia ucapkan tadi.
"Sudah tuan....emm tapi apakah saya boleh mengutarakan syarat saya?" ujar Abel dan tanya Abel pada Acarl.
Dengan kedua alis bertaut , menandakan bahwa Acarl menanyakan apa maksud dari gadis didepannya. " Syarat?" tanya Acarl singkat.
"Iya tuan, saya hanya menginginkan satu syarat saja." jawab Abel.
"Apalagi yang diinginkan gadis ini?" tanya Acarl pada dirinya sendiri. Dengan telapak tangan menyentuh dagu sambil menatap lekat kearah Abel , Acarl menjawab, " Syarat apa yang kau inginkan?".
Dengan wajah binar, Abel menatap Acarl. " Apakah anda akan menyetujui syarat saya jika saya menerima?" tanya Abel.
Terasa dihipnotis dengan tatapan Abel, Acarl secara tidak sengaja menganggukkan kepalanya seakan menjawab Abel. Dari anggukan kepala Acarl, membuat Abel yang melihatnya merasa seperti memenangkan lotre.
"Terimakasih tuan," ujar Abel dengan nada yang tinggi karena saking senangnya. Acarl yang mendengar langsung tersadar dan merubah ekspresinya yang tadi menatap Abel dengan lamat ,menjadi ekspresi datar seperti biasa dan terheran dengan ucapan terimakasih dari Abel. "terimakasih untuk apa?" batin Acarl.
"Jadi tuan, saya hanya akan meminta satu syarat saja. Saya hanya ingin tetap bersekolah , selesai sekolah saya akan menjadi asisten anda." ujar Abel yang langsung membuat Acarl tercengang.
"APA MAKSUDMU?" teriak Acarl tanpa sengaja, membuat Abel yang melihat langsung tersentak karena nada tinggi dari Acarl.
"Ma ma maaf tuan, sa saya hanya mengutarakan syarat saya. A/an-anda tadi sud-sudah bilang kalau setuju." jawab Abel terbata saking terkejutnya.
Mendengar jawaban Abel, membuat Acarl terkejut . Sejak kapan dia menyetujui? pikir Acarl. Sejenak Acarl menyadari ketidaksengajaan menyetujui Abel saat dia sedang terpana saat menatap Abel. Seketika Acarl meratapi kebodohannya yang tidak bisa mengendalikan jiwa lelakinya.
Dengan menghela nafas berat, Acarl mencoba untuk bersabar saat melihat wajah ketakutan Abel. Rasa bersalah sedikit menyelimuti Acarl saat dia membentak Abel yang faktanya fia tidak bersalah.
"Huh.... baiklah. Aku akan menyetujuinya. Maafkan aku yang membentakmu tadi." Dengan terpaksa karena kebodohannya, Acarl menjawab begitu.
Wajah ketakutan Abel sedikit berkurang saat Acarl mengatakan itu. Senyum tipis yang sangat sangat tipis terukir di wajah tampan milik Acarl.
Acarl bukan orang jahat yang tidak punya hati dan perasaan. Dalam prinsipnya dia akan melakukan orang sesuai dengan orang itu memperlakukan dia.
---------------------
Mereka berdua memutuskan pulang setelah menghabiskan makanan mereka. Sebelum pulang, Acarl memberi surat yang harus ditandatangani Abel. Yapp, Abel benar-benar menyetujuinya. Jika bukan karenanya, pasti Abel tidak akan mau menyetujui Acarl, tapi karena ini memang salahnya dan mengancam perusahaan keluarga maka dengan terpaksa Abel harus menyetujuinya.
Dalam surat yang diberikan Acarl, tertulis perjanjian-perjanjian yang mereka buat. Walau dengan tambahan mendadak karena Abel yang masih ingin bersekolah sebelum menjadi asisten Acarl. Jadi pada waktu pagi sampai siang, Abel akan bersekolah. Sedangkan sehabis sekolah sampai Acarl tidur, maka Abel akan menjadi asistennya.
Dalam perjanjian juga berisi bahwa Abel akan tinggal di mansion Acarl . Abel tak masalah dengan itu, tapi yang ada dipikiran Abel adalah bagaimana reaksi ayahnya nanti jika dia memberitahu nanti.
Acarl yang saat ini berada disamping Abel karena memang Acarl mengantarkan Abel untuk pulang. Acarl melihat jelas wajah khawatir dan gelisah yang tercetak jelas di wajah cantik Abel merasa bingung. "Ada apa dengan gadis ini?" batin Acarl bertanya.
Sepanjang perjalanan, penghuni mobil hanya diam semua. Abel dengan kegelisahannya, Acarl dengan rasa penasarannya, supir dengan fokus ke jalan, dan Cheiz yang memang pendiam dari sananya.
Mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah Abel. Dengan mengucapkan terimakasih, Abel pun keluar dari dalam mobil. Menunggu mobil Acarl melaju, Abel masih berdiri didepan gerbang. Saat mobil sudah melaju, Abelpun masuk kedalam.
Jadwal Abel untuk tinggal dirumah Acarl masih besok lusa. Acarl mengucapkan bahwa Abel tidak usah membawa baju, karna sebagai kompensasi Acarl akan menyiapkan baju Abel sebagai asisten.
Sudah terbukti kan jika Acarl masih punya nurani? Acarl yang memanfaatkan Abel dan Abel yang menebus kesalahannya. Mutualisme bukan?
------------------
Masuk kedalam rumah, Abel segera menuju kamarnya. Rumah yang saat ini dia tinggali akan dia puas-puaskan sebelum dia harus tinggal di mansion Acarl. Rasanya memang berat untuk meninggalkan rumah yang selama ini dia tempati, walaupun dia kadang merasa eneg saat ada nyonya rumah ini. Tapi tempat inilah dia menghabiskan 16 tahun ini.
"Aku akan merindukan ini semua," ujar Abel dengan mengangkat boneka kesayangannya dan melihat sekeliling kamarnya.
Semua sudah Abel anggap sebagai takdir. Walau bagaimana dia akan menolak, pasti tidak akan bisa. Seketika Abel tersadar jika dia harus mengabari Falida yang mungkin saat ini sedang cemas. Dengan mengambil handphone miliknya, Abel segera mencari Nomor milik Falida. Setelah menemukannya, Abel segera menekan ikon bergambar telepon rumah itu. Tidak lama untuk menunggu , suara Falida sudah menyapa sempurna ditelinga Abel. "Halo..?" ujar Falida diseberang.
"Halo Falida," jawab Abel.
Mendengar jawaban Abel, Falida yang ingat akan peringatan yang dia berikan pada Abel langsung melontarkan semua uneg-unegnya selama ini. " Gimana? ada apa lo sama tuan Acarl?" tanya Falida.
Mendengar pertanyaan itu, membuat Abel menghembuskan nafas beratnya setelah merangkai kata yang akan dia katakan pada Falida." Gue gapapa, cuman gue harus tanggungjawab karena kesalahan gue. Gue tau kalau kejadian kemarin juga berdampak pada perusahaan XLN company yang pasti gue yang salah tentang itu. Dan ini juga menyangkut perusahaan ayah gue yang setengah saham ada di XLN company." jelas Abel pada Falida.
"Lalu? apa yang diminta tuan Acarl sama lo?" tanya Falida setelah mencerna semua yang dijelaskan Abel.
"Gue harus jadi asisten pribadi tuan Acarl. Gue nggak bisa nolak untuk itu. Kalo gue nolak pasti bahaya buat perusahaan ayah." lirih Abel.
"APA?! ASISTEN?" pekik Falida.
"Ya," jawab Abel singkat.
"Sekolah?" tanya Falida yang Abel ketahui maksud dari pertanyaan itu.
"Dia ijinin gue untuk sekolah, dan gue akan menjadi asisten setelah pulang sekolah" jawab Abel.
"Gue yakin lo bisa. Kalo ada apa-apa jangan lo sembunyiin dari gue lagi!" peringat Falida yang tak terbantahkan
"Iya," jawab Abel.
Setelah membahas apa yang perlu dibahas, akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri panggilan karna jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Abel belum mandi.
Setelah selesai melakukan ritual mandinya, seperti biasa dia akan mengoleskan skincare pada wajahnya. Semua selesai dan Abel menuju tempat tidurnya dan segera memejamkan matanya dan berharap semoga keputusannya adalah yang terbaik.
Aku up lagi❤️
Happy New year semua🥳
Jangan lupa komen, like dan vote ya👌
Tetap dirumah ya gaes❤️
Jaga kesehatan:)
See you next part:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Dede Simeut
Jngn lama2 up nya thor, nanti lw lama menunggu, yg mampir jd dikit, kn kurang dapet like dan komen, pdhalvkn author kn butuh like komen dru kami... 😘
2021-01-01
0
min.mie
horeee... akhirnya up di tunggu dari kemaren-kemaren
2021-01-01
0