Seorang lelaki dengan perawakan tinggi, gagah dan wajah tampan berjalan memasuki kantor XLN company. Banyak karyawan wanita yang kagum melihatnya. Siapa yang tidak akan kagum saat melihat anugerah Tuhan yang sempurna?
Lelaki itu berjalan menuju resepsionis . "Apa Acarl ada? " tanyanya pada resepsionis yang bertugas.
"Presdir saat ini sedang meeting. Jika Tuan Eron ingin menunggu, akan saya antar di ruangan presdir. " jawab resepsionis itu dengan ramah.
"Tidak perlu. Katakan saja padanya jika aku kesini!" ujar lelaki yang dipanggil Tuan Eron itu.
"Baik Tuan!"
Siapa dinegara S ini yang tidak kenal Eron Ariens. Seorang CEO dari perusahaan Ens company, yang dikenal dengan wajah tampan dan ramahnya. Berbeda dengan Acarl yang dingin dan tidak tersentuh itu. Eron dan Acarl adalah teman lama atau lebih dikenal sahabat serasa keluarga. Mereka tumbuh bersama dilingkungan konglomerat dan sampai sekarang mereka masih bersama.
Disisi lain
Acarl yang sedang meeting merasa bosan karna proyek yang dikerjakannya sekarang tidak selesai-selesai. Biasanya tenggat proyek paling tidak membutuhkan 3 hari untuk dibahas, tapi karena kendala berita pendiri XLN company yang kalah dari seorang gadis membuat perusahaan sedikit kesusahan.
Meeting selesai dengan lancar. Dengan menghembuskan nafas beratnya, Acarl merasa kepalanya akan pecah saat memikirkan nasib perusahaan yang semakin hari semakin menurun.
"Arrrggghhh... bisa gila aku!" pekik Acarl saat semua orang sudah keluar dari ruangan tersebut.
Ditengah kebingungan dan kegelisahan Acarl. Ketukan pintu menyadarkan Acarl dari pikirannya yang berkecamuk. "Masuk!" teriak Acarl dari dalam.
Pintu terbuka dan menampilkan sosok Cheiz , seorang asisten pribadi Acarl yang setia. Dia datang memiliki dua tugas penting, pertama untuk memastikan keadaan tuannya dan yang kedua untuk mengingatkan sesuatu.
"Tuan muda. Apakah anda lupa jika hari ini ada makan malam keluarga Xelone? " tanya Cheiz hati-hati.
"Gangguan apa lagi ini?! " pekik Acarl , walaupun tidak niat namun Acarl tetap pergi ke kediaman keluarga Xelone.
Saat berjalan menuju pintu depan, Acarl berhenti saat sebuah panggilan mengarah padanya tepat saat dia melintas resepsionis.
" Presdir?" panggil seseorang dibelakang Acarl dengan berlari.
Dengan sigap, Cheiz menoleh menggantikan Acarl yang saat ini berada di posisi tidak mau diganggu. "Ada apa? " tanya Cheiz pada resepsionis itu.
"Tuan, tadi saat Presdir sedang rapat ada Tuan Eron datang kesini." ujar resepsionis itu.
"Untuk apa? " tanya Cheiz.
"Tuan Eron ingin menemui Presdir. Saat saya menawarkan agar Tuan Eron menunggu di ruangan Presdir, Tuan Eron menolak. " jelas resepsionis itu.
"Baiklah terimakasih." jawab Cheiz yang lalu berjalan kembali disamping Acarl.
Acarl dan Cheiz pun masuk kedalam mobil yang sama. Cheiz melaporkan apa yang dikatakan resepsionis tadi padanya .
"Atur jadwal pertemuan ku dengan Eron besok!" perintah Acarl pada Cheiz yang langsung di iyakan.
Tak berapa lama, mobil pun sampai dikediaman keluarga Xelone. Sebenarnya Acarl sendiri tidak tinggal disini, dia lebih memilih tinggal dirumah sendiri.
Cheiz sebagai asisten Acarl pun turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Acarl. Acarl keluar dengan elegan nya dan disambut beberapa pelayan di kediaman Xelone yang berbaris rapih disepanjang teras sampai pintu utama.
Terlihat didepan pintu ada kepala pelayan dan orang tuanya juga adik perempuannya. Semua menatapnya dengan senyuman kecuali sang ayah.
"Hai kakak?" pekik Clara dengan berlari dan memeluk erat sang kakak.
"Kau sudah besar." ujar Acarl yang pasti hanya basa basi saja.
"Akhirnya kau pulang juga." ujar ibunya.
"Ya." jawab Acarl dingin.
Tuan Xelone hanya memandang setelah itu berlalu begitu saja masuk kedalam rumah. Acarl yang melihat itu hanya diam dengan tatapan datarnya. "Sudah kuduga kau tak akan pernah menyapaku" batin Acarl.
Acarl memang tumbuh di keluarga yang berkecukupan sejak lahir. Namun hanya harta yang cukup, tidak dengan kasih sayang. Ibunya memang masih sayang padanya, namun tidak dengan ayahnya. Ayahnya mendidiknya sangat keras sejak kecil, bahkan kata bermain saja tidak pernah ada dikehidupan Acarl.
Acarl kecil sangatlah pintar dari anak pada umumnya. Namun itu tidak membuat ayahnya puas, bahkan setiap harinya Acarl akan didik empat orang guru dengan satu guru mengajar tiga mata pelajaran. Semua itu bermula saat Acarl berumur lima tahun, saat dimana dirinya dikejutkan dengan perintah ayahnya yang akan menyekolahkan Acarl secara privat. Dari lahir sampai umur empat tahun itu Acarl hanya berhadapan dengan ibunya , sehingga dia merasa seperti anak kecil ada umumnya. Sampai usianya menginjak lima tahun sampai dia lulus Senior High School kehidupannya hanya belajar.
"Carl, kenapa kau makin kurus? " tanya nyonya Xelone dengan tatapan sayang saat mereka berempat ( Acarl, nyonya Xelone, Clara dan Cheiz) sampai di ruang keluarga.
"Aku sudah besar ibu!" jawab Acarl dengan datar.
"Kau tau, ibu kangen sama kamu!" ujar nyonya Xelone.
"Maaf ibu." jawab Acarl dengan nada datar namun dengan ekspresi rasa bersalah.
"Tak apa.. ibu paham!" nyonya Xelone mengatakan itu dengan membelai dagu Acarl karna gemas.
Aku kembali😊
Maaf baru up🥰
Jangan lupa klik like, komen dan vote nya❤
Salam dari Acarl dan Abel 🥳
See you next part 🔜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
min.mie
selalu setia menunggu up
2020-12-29
0
Aralea
up lagi dong thor
2020-12-23
0