Sabtu Minggu mereka lewati bersama dengan menginap di salah satu villa didaerah gunung. Tak terasa hari sudah Senin, dimana mereka kembali bersekolah seperti biasa.
Abel pov
Pagi hari ini adalah pagi yang membahagiakan bagiku. Dimeja makan ada seseorang yang aku sayang dan aku tunggu-tunggu sekitar 2 minggu ini. Dia Ayah.
"Pagi ayah?" sapaku pada ayah saat aku mendatangi meja makan itu.
"Pagi sayangnya ayah." jawab ayah tersenyum padaku
"Mas, kamu mau sarapan apa? " tanya ibuku yang terlihat peduli namun kenyataannya pasti ada maunya.
"Biar Abel yang ambil, aku rindu padanya." ujar Ayah yang membuat seseorang di depanku mendengus.
"Iyap ayah !" jawabku bahagia, entah karena efek ada ayah atau melihat ibuku tidak dipedulikan lagi.
Setelah selesai sarapan, Aku menuju kamar untuk mengambil tas ku yang sudah ku tata dengan rapih, juga sepatuku. Setelah selesai menyiapkan diri, aku turun untuk berangkat sekolah.
Hari ini ayah yang mengantarku, saat diperjalanan aku melihat ayah yang sedang bingung seperti memikirkan sesuatu dan sepertinya berat.
" Ayah, ada apa? " tanyaku khawatir.
"Enggak, ayah cuma capek." jawab Ayah sambil tersenyum kearahku.
"Ayah nggak bisa boong! " ujarku yang melihat mata ayah sungguh sendu.
"Baiklah, bukan senang ternyata berbohong padamu." ujarnya sambil tersenyum.
"Ayah sedang bingung, investasi ayah menurun. Ayah bingung mencari kerja sama yang kuat saat ini, banyak persaingan. " kata ayah.
"Ayah, yakinlah! Semua akan ada jalan. " jawabku sambil menatap ayah dengan senyum.
"Kau memang anak ayah." ucap ayah sambil salah satu tangannya mengacak rambutku.
"Ah ayah, ini aku tata lama tau!" ujarku sebal pada ayah yang seenak jidat mengacak hasil karyaku.
"Hahaha... sekolah lah yang pintar!" ucap ayah setelah selesai tertawa.
"Pasti dong!" jawabku menyakinkan.
15 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai di sekolahku. Akupun turun, sebelum nya aku sudah berpamitan dengan ayah. Saat aku memasuki halaman depan, ayah berangkat ke kantornya.
"Abel!!!!!!!!! " suara pekikan yang menggema yang tak lain adalah Falida.
" Apa? " tanyaku saat Falida sudah didekatku.
"Gapapa sih, gue cuma mau lo nunggu gue aja hihihi." jawabnya dengan cengiran khas nya.
"Ogah gue !" ujarku.
"Ihhh lo mah gitu, padahal gue baik!" kata Falida dengan bibir dimajukan lima senti.
"Iya iya, ini juga lo jalan bareng gue." ucapku karena memang benar saat ini Falida berjalan beriringan menuju kawasan kelas 11.
Kami berpisah di persimpangan kelas IPA, Bahasa dan IPS. Aku berjalan kearah kelasku, dimana tempatnya harus melewati kelas 12 terlebih dahulu. Saat berjalan, ada sorotan mata tajam yang menatapku tidak suka dan benci. Siapa lagi kalau bukan Clara dkk. Meski begitu aku tetap melanjutkan jalanku tanpa memikirkan mereka.
"Cih, dasar pelakor!" Decihan Clara yang masih kudengar saat aku memasuki ruang kelasku, yah kelasku dan dia berhadapan.
bukan aku yang pelakor, tapi pacarmu yang gatel. batinku
Jam jam berikutnya ku lalui seperi biasa, sampai akhirnya jam pulang sekolah datang.
"Lo sepertinya dapat masalah berat dengan Clara. " ujar Falida yang berjalan disampingku menuju gerbang.
"Gue nggak peduli!" jawabku cuek, dimana yang sebenarnya aku berfikir apa yang akan dilakukan Clara dkk padaku nanti.
"Hemm, Lo harus hati-hati sekarang. Gue pergi dulu ya? Sorry nggak bisa nemenin." ujar Falida saat kurang 50 meter lagi sampai di gerbang.
Falida berlari menuju ke mobilnya dengan tergesa-gesa karena akan ada acara bersama keluarganya.
Aku berjalan setelah melambaikan tanganku pada Falida. Baru aku sampai tiga langkah, seluruh tubuhku terasa dingin karena guyuran air dari arah belakang. Ku lihat pelakunya, dan sudah kuduga itu Clara.
"Kenapa? " tanyanya dengan nada tinggi kearahku saat aku melihatnya.
"HAHAHA, dingin? " tanyanya lagi.
"Heh, hanya orang cupu yang beraninya dari belakang!" ujarku dengan smirk ku.
"COBA BILANG LAGI ?! " teriaknya.
PLAKKK
Suara itu, dimana saat aku ingin menjawab dan belum aku mengucapkan kata-kata ku sudah tertempel indah gambaran tangan dipipiku.
"Sekali jal*ng tetap jal*ng!" sindir Clara setelah menamparku.
Akupun berusaha pergi dari sini, namun gerakan ku terbaca oleh Clara.
"Kenapa? apa gue benar kalau lo jalang?! jadi lo sekarang mau pergi gitu? " ujarnya dengan bibir terangkat sebelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments