Seperti pembantu pada umumnya jam empat subuh Tari dan ibunya sudah bangun setelah berdoa, mereka mulai keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan bagi keluarga nona Vita, biasanya ibu Ranti akan memasak sedangkan Tari akan membereskan meja makan dan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlihatkan untuk sarapan.
Saat Tari tengah menyiapkan air ibu Ranti meminta Tari untuk membangunkan nyonya dan tuan besar karena biasanya majikan Tari akan melakukan olahraga pagi sejenak sebelum bersiap berangkat kekantor.
Tari naik kelantai dua menuju kamar nyonya dan tuan besar lalu mengetuk pintu kamar mereka pelan Beberapa kali.
" Tuan ........ nyonya......tuk tuk tuk......... tuan .... nyonya... tuk tuk maaf sudah jam enam "
Panggil Tari pelan mencoba membangunkan majikannya.
" Iya ..... " jawab suara nyonya dari dalam kamar dan tak berapa lama pintu kamar besar itu terbuka.
" Tari nanti kamu ikut mang Ujang ke supermarket ya dan belanja beberapa barang yang sudah saya buat daftarnya, karena hari ini ada acara makan malam bersama jadi minta ibumu untuk masak yang enak dan jangan sampai salah "
"Iya nyonya, apa ada lagi ? "
" Habis pulang dari supermarket kamu beres beres rumah aku mau semua bersih dan kinclong mengerti ?!"
" Iya nyonya akan saya kerjakan "
" Ya sudah sana dan minta ibumu untuk bikin mie tiau goreng seafood "
"Baik nyonya "
Jawab Tari lalu segera turun dari lantai dua menuju ke dapur menghampiri ibunya yang sedang masak telur mata sapi.
" Bu kata nyonya aku disuruh ke supermarket nanti untuk belanja dan ibu diminta untuk masak mietiau goreng seafood "
" Tumben kamu disuruh belanja memangnya ada acara ? kamu sudah membangunkan nona Vita Tari ? "
" Belum bu, kata nyonya akan ada acara makan malam bersama nanti jadi ibu disuruh masak yang enak "
" Ya baiklah ...... bawa telur ini kemeja makan dan bangunkan nona Vita nanti terlambat lho ini sudah hampir jam tujuh "
" Biarin ajalah telat, dia aja baru pulang jam tiga malam tadi anak kuliahan kok sukanya keluyuran "
" Hus!!! jaga ucapan kamu nak, nggak boleh kamu bicara sembarangan begitu, bagaimana pun nona Vita majikan kita jadi kita nggak boleh asal bicara nanti nyonya besar marah "
tegur ibu Ranti pada tari yang selalu saja mengeluh tentang kebiasaan nona Vita yang buruk.
"Iya maaf Bu "
" Ya sudah sana cepat bangunkan nona Vita nanti telat "
pinta ibu Ranti lagi pada Tari.
" Iya ..... iya "
Jawab Tari lalu pergi ke depan sambil membawa piring berisi telur mata sapi dan meletakkannya di atas meja makan lalu naik tangga kembali menuju lantai dua letak kamar nona Vita yang berada disebelah kiri dari letak kamar nyonya dan tuan besar.
Tari mencoba mengetuk pintu itu beberapa kali.
" Tuk tuk tuk non!............. tuk tuk tuk non! nona Vita bangun non ! sudah siang ! non non... non Vita "
Panggil tari beberapa kali pada namun tidak ada jawaban.
" Non ! non Vita bangun non ! sudah siang non!"
Tari mencoba memanggil sekali lagi untuk membangunkan nona Vita namun bukanya terima kasih malah umpatan kata kata kasar keluar dari mulut nona Vita.
" Berisik banget sih kamu tari, baru juga jam berapa sudah sibuk !"
" Maaf nona Vita tapi ini sudah jam tujuh pagi non nanti nona Vita telat kuliahnya "
Jawab Tari mencoba memberi penjelasan pada nona Vita yang keburu kesal karena dibangunkan paksa oleh Tari padahal dia masih mengantuk berat.
" Iya iya sudah sana bawel " jawab nona Vita judes sembari menutup pintu kamarnya kencang di hadapan Tari.
* Ya namanya juga anak sultan mah bebas *
Ucap Tari dari dalam hati melihat tingkah nona Vita yang sangat menjengkelkan itu, resiko menjadi pembantu rumah tangga kalau dapat majikan yang songong bin sombong seperti nona Vita ya begitu harus banyak banyak bersabar dan istighfar dalam dalam.
Mau kita berbuat benar ataupun salah tetap saja Omelan yang didapat bukannya terimakasih atau berkata lembut saja sudah cukup ini malah auman singa yang keluar.
Sayang berwajah cantik dan berpakaian bagus kalau kelakuannya suka keluyuran sampai pagi dan selalu telat masuk kuliah, mau jadi aapa dia nanti kenapa Tari harus memikirkan masa depan nona Vita kalau anak majikannya itu tidak pernah bersikap baik padanya.
Tari kembali kebawah menghampiri ibunya yang sedang menyiapkan makanan yang telah siap dimasak untuk sarapan majikannya yang sebentar lagi akan bergabung dimeja makan.
" Selamat pagi tuan nyonya " sapa Tari sembari menuangkan air putih pada gelas mereka.
" Pagi tari, apa Vita sudah bangun ? "
Tanya nyonya besar pada tari.
" Sudah nyonya saya sudah membangun kan nona Vita tadi "
" Terima kasih kalau begitu kamu bisa kembali bekerja "
" Baik nyonya "
Jawab tari lalu kembali ke dapur menuju pintu belakang untuk menyiram bunga dan membersihkan halaman.
Satu jam kemudian rumah besar itu kembali sepi setelah nyonya besar dan tuan besar berangkat bekerja, serta nona Vita juga telah pergi kuliah Tari dan ibu Ranti mulai bersih bersih rumah.
Tari mulai mengepel seluruh ruangan itu sampai bersih sementara ibunya sedang mencuci baju baju kotor milik majikannya yang sudah menumpuk di keranjang kusus baju kotor.
Dalam hati Tari berfikir saat sedang mengepel lantai kapan kehidupan ibunya akan berubah menjadi lebih baik dari sekarang, rasa penat yang Tari rasakan ketika mengepel lantai rumah besar ini sering membuat Tari sakit pinggang, apa lagi ibunya yang sudah paruh baya pasti rasa lelah dan juga penat yang dirasakan oleh ibunya lebih dari yang Tari rasakan.
Siangnya mang Ujang balik dari kantor untuk mengantarkan Tari ke supermarket, berbekal sebuah daftar belanja dan sebuah kartu yang diberikan oleh nyonya besar, Tari mulai menyusuri lorong demi lorong supermarket untuk mencari barang barang yang ada didaftar belanja sambil mendorong sebuah troli belanja.
Dua jam kemudian Tari sudah kembali dari supermarket dengan banyak barang belanjaan yang dia beli dan saat sampai kerumah jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore,
Kala Tari menghampiri ibunya yang sedang sibuk di dapur ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya karena sampai sekarang dia belum bisa membuat ibunya bahagia, sehingga perempuan paruh baya yang sangat Tari sayangi itu harus bekerja keras menggosok lantai kamar mandi rumah orang demi rupiah.
Tari membantu ibunya yang sedang memasak karena nyonya besar baru saja menelpon dan meminta ibunya untuk membuat beberapa masakan istimewa' untuk menyambut tamu mereka nanti malam.
" Siapa sih tamunya Bu sampai harus masak banyak banget begini ?"
keluh tari pada ibunya sambil memotong motong wortel diatas meja dapur.
" Mana ibu tahu nak, nyonya cuma bilang kalau temannya beserta keluarganya akan datang untuk makan malam "
" Masa cuma makan malam harus masak heboh begini ? apa tamunya anak sultan "
" Kerjakan saja tugasmu habis kamu potong wortel ,nanti kamu kupas buah yang ada didalam kantong lalu potong dadu untuk bikin salad dan masukkan kedalam kulkas kalau sudah "
" Iya Bu......., Bu kapan kita bisa hidup layak ya nggak jadi pembantu lagi ? "
"Yang sabar saja nak, kalau kita sudah punya uang cukup kita bisa pake buat modal usaha nanti "
Jawab ibu Ranti memberi nasehat pada Tari agar bersabar.
" Iya Tari ingin buka usaha kuliner Bu, biar kita nggak selamanya jadi pembantu rumah tangga rasanya makan hati apa lagi kalau majikannya seperti nona Vita yang judes dan sombong itu "
" Berdoa aja semoga impian kamu cepat terwujud nak "
" amin "
Jawab Tari lalu melanjutkan pekerjaannya membantu ibu Ranti untuk menyiapkan masakan yang diminta oleh nyonya besar.
Tetap semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
desi.n.s
mengeluh itu manusiawi, tapi jangan keseringan😅😅
2021-03-26
2
Mega Mustika
Nikmat mana lagi yang kau dusta kan
2021-02-28
4
Bu e dev-rie
lnjut thor
2021-02-04
0