Hasutan ( hot kiss )

Tuan Angga baru keluar dari ruang meeting dan ingin beristirahat sejenak di bilik pribadi yang ada didalam ruang kantornya sebelum pergi keluar untuk makan siang di restoran langganannya.

Dia melepaskan jas kerja yang dia pakai dan menggantungnya pada sandaran kursi kerjanya, pikiran tuan Angga sedang sedikit penat sekarang karena merasa malas untuk memeriksa beberapa berkas laporan yang sudah menumpuk diatas meja kerjanya tuan Angga memilih untuk menguak cctv online yang ada di rumah melalui ponselnya.

Awalnya dia sedikit bingung karena dari semua kamera cctv yang terpasang di setiap sudut rumah tuan Angga tidak mendapati keberadaan tari dimana pun, akhirnya tuan Angga memindah pengintainya ke kamera tersembunyi yang dia pasang didalam kamar.

Dan seketika tuan Angga begitu takjub dan juga tidak percaya akan apa yang dia lihat.

* Sekarang aku sudah jadi penguntit rupanya sial. *

Umpat tuan Angga pada tindakan yang sedang dia lakukan karena kamera tersembunyi yang tuan Angga pasang didalam kamar tidur tari menampilkan sebuah gambar yang sangat apik dan sayang untuk di lewatkan.

Yaitu dimana tari yang baru selesai bersih bersih dan belum berpakaian berdiri didepan cermin sambil sambil bergaya berlenggak lenggok seperti seorang model terkenal dan senyum senyum sendiri didepan cermin dan terlihat lucu juga menggemaskan.

Sontak hal itu membuat hasrat kejantanan yang tuan Angga punya seketika naik tinggi bahkan junior miliknya sudah sedikit mengeras.

* Sial, harusnya dia tidak bergaya seperti itu? ah , meski tubuhnya berkulit coklat tapi dia terlihat sangat sexi dan begitu menggairahkan, apa yang sedang aku bayangkan dia hanya pembantu apa kau lupa.?*

Ucap tuan Angga pada dirinya sendiri yang seperti sedang berperang pendapat mengenai Tari namun tuan Angga tidak dapat memungkiri kalau tari memang memiliki daya tarik tersendiri yang membuat hasrat kelelakian dalam dirinya seketika bisa bangkit hanya dengan mencium aroma tubuhnya saja.

Tari sepintas memang gadis lusuh dan kucel karena kulit wajahnya yang sedikit coklat tapi dia memiliki sesuatu yang tidak pernah Angga dapatkan dari wanita wanita yang selama ini pernah tuan Angga tiduri.

Biasanya tuan Angga akan membimbing lawan mainnya untuk bermain main sebentar guna memancing hasratnya keluar, tapi saat dengan tari beda tuan Angga tidak membutuhkan semua itu karena tanpa diminta pun hasratnya sudah keluar.

Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu dimana tuan Angga sampai lepas kendali dan berani mencium tari saat dia sedang tidur hanya karena tuan Angga tidak bisa menahan hasratnya yang keluar akibat mencium aroma tubuh tari yang khas.

Andai kasta tari sedikit lebih tinggi pasti tuan Angga akan mendekati dirinya tanpa merasa segan.

Tuan Angga makin mengerang kesal pada dirinya sendiri yang seperti hiperseks sekarang setelah melihat kelanjutan dari video tari yang masih bermain main dengan anggota tubuhnya lewat layar ponselnya.

Padahal tidak ada yang istimewa yang sedang tari lakukan, gadis itu hanya sedang membalur kulit tubuhnya menggunakan loition tapi hal itu terlihat begitu indah dan sexi Dimata tuan Angga yang tak pernah lepas memandangi tari dari kamera ponselnya yang aktif merekam.

" Hallo sayang ..... "

Sapa Vita tiba tiba yang datang kekantor Angga dengan pakaiannya yang sexi dan sangat menggoda, tidak ingin aksinya diketahui oleh Vita,tuan Angga langsung mematikan ponselnya dan berdiri dari kursinya menghampiri Vita.

Tuan Angga langsung me****** t bibir Vita dengan menghisapnya kasar berkali kali mendapat sambutan yang baik dari Vita yang membalas ciumannya tuan Angga langsung membawa Vita masuk kedalam ruang pribadi miliknya yang ada didalam kantornya.

Menyalurkan hasrat didalam tubuh tuan Angga yang masih membayangkan akan tubuh indah milik tari yang tercetak jelas didalam pikirannya.

Sementara nona Vita sangat senang karena kedatangan dirinya disambut baik oleh tuan Angga bahkan pria itu tanpa berbicara basa basi langsung mengajaknya make in love

tentu hal itu sangat membahagiakan untuk nona Vita karena bisa merasakan lagi kenikmatan dari kejantanan tuan Angga yang yang perkasa dan tahan lama.

Puassssssss ! dah pokoknya.

Tuan Angga kembali keruang kerjanya setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju cadangan yang selalu tersedia di bilik pribadinya dan tak lama nona Vita pun ikut keluar setelah rapi dan duduk dihadapan Angga dengan gaya sok cantik bagai ratu.

" Angga kita makan siang bareng ya ?"

" Sepertinya aku nggak bisa soalnya banyak kerjaan yang harus aku periksa hari ini jadi aku makan siang dikantor aja kebetulan Arif sudah aku suruh untuk pesan tadi "

" Ya ......... padahal tujuan aku tadi mau ngajak kamu makan siang bersama "

" Lain kali aja ya, apa ibunya tari baik baik aja disana ?"

tanya Angga pada Vita.

" Kenapa kamu tanya tentang ibu Ranti emang si cupu itu kenapa ?"

" Tidak apa apa aku hanya bertanya saja ? "

"Dia baik , lagi pula kamu ngapain terlalu perhatian sama pembantu nanti mereka malah besar kepala lagi sama kita "

" Aku nggak perhatian kan sudah perjanjiannya kalau tari libur nanti boleh berkunjung ketempat kamu "

." Itu ya namanya kamu perhatian sama dia Angga, kamu harusnya hati hati sama tari dia itu licik banget orangnya dulu waktu di rumah aja suka banget cari muka sama papa dan mama biar dipuji-puji gitu "

" Memang dia kenapa ? "

" Ya, iya dia itu suka memasang tampang memelas dan sok kuat sok tegar gitu dan selalu menceritakan tentang impian impiannya pada semua orang biar orang lain itu simpati dan bangga sama dirinya "

jawab nona Vita berbohong.

Tuan Angga terdiam sejenak memikirkan akan ucapan nona Vita barusan dan mengingat kembali tentang percakapannya dengan tari kemarin siang.

* Apa benar begitu ? tapi yang dikatakan oleh Vita memang betul selama ini tari selalu saja menyebut tentang impiannya bahkan semalam ketika aku memintanya untuk pergi dari pada nanti dia makin terluka dia pun menjawab dengan kata kata yang sama impiannya untuk bisa hidup layak , apa tari sengaja berbicara seperti itu agar aku lengah dan bersimpati padanya seperti yang dibilang oleh Vita.*