"Mas Deni!"
"Ada apa sayang?" Menghampiri Dita yang tengah menikmati sejuknya udara pagi di taman.
"Sini duduk di sebelahku" Menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.
"Ada apa" Mendudukkan tubuhnya di kursi tersebut.
"Ayo temani aku nonton?"
"Nonton apa" Tanyanya penasaran.
"Video Ini" Membuka aplikasi youtube di ponselnya.
"Itu pak ustadz adi hidayat yang dulu pernah ceramah di acara teman kamu itu iya?" Tanyanya.
"Iya dia sudah sangat terkenal di negeri ini" Jawabnya bersemangat.
"Lalu untuk apa melihatnya lagi di internet" Deni mendengus kesal.
"Iya untuk mengingat nasehatnya yang penting" Jawabnya santai.
"Aku tidak mau" Membuang muka ke arah lain.
"Sayang kau harus mau" Sedikit memaksa.
"Sudahlah Dita aku bosan dengan semua paksaanmu, apalagi ustadz itu pernah ceramah tentang psikopat waktu di masjid membuatku jengkel" Jawabnya sambil berdiri dan berteriak.
"Sebegitu marahnya kamu mas? Aku hanya memintamu untuk menemaniku menonton. Memang kenapa jika dia ceramah tentang psikopat, mas Deni harusnya biasa saja jika Mas Deni bukan psikopat" Jawab Dita dengan tegas dan berdiri juga.
"Aku memang bukan psikopat, tapi aku risih mendengarkannya, apalagi semua keinginanmu tidak masuk akal. Aku lelah dengan semua peraturan ini, Banyak tugasku menumpuk karena jadwal yang kau kasih begitu padat. Aku bisa gila menghadapi permintaanmu yang tidak masuk akal"
"Jika mas lelah mas bisa berhenti sejenak, Tapi bukan berarti mas Deni harus mundur sepenuhnya. Namun jika mas tidak ingin lagi menuruti permintaanku sekarang terserah mas Deni saja, Aku hanya membimbing orang yang aku cinta ke jalan yang lurus meski dia begitu keras kepala untuk terus berada dalam kesesatan" Dita segera berlari meninggalkan Deni sendiri, Dia sudah tak tahan melihat itu semua dan membuat bulir-bulir bening di sudut matanya berjatuhan tanpa di minta.
"Apa maksud dia bilang aku keras kepala untuk terus berada dalam kesesatan?" Deni tiba-tiba teringat perkataan anak buahnya yang mengatakan suara Dita mirip pahlawan bertopeng.
Dita benar-benar merasakan sesak di dadanya teringat semua perkataan Deni, dari awal menikah hingga kini dia telah mengandung ke 6 bulan masih saja dia tidak berubah. Deni memang melaksanakan ibadah tapi itu semua terpaksa karena Dita yang memaksanya.
"Dita" Teriak Deni memeriksa sekeliling rumahnya.
"Ada apa tuan Deni kok teriak-teriak begitu" Sahut bibi Darmi.
"Bibi melihat Dita tidak? Masih celingak-celinguk.
"Bukankah non Dita tadi ke taman" Jawab bibi Darmi bingung.
"Tadi Dita memang di taman bibi tapi dia sudah pergi duluan, dan saya tidak tahu dia kemana"
"Coba tuan lihat ke kamar, Mungkin dia berada di sana"
"Bibi benar juga" Deni segera berjalan menapaki tangga dan masuk ke kamarnya.
"Ceklek" Memegang gagang pintu dan membukanya. "Dita di mana kamu?" Deni yang melihat Dita tidak ada di kamar segera memeriksa ke balkon namun dia tidak ada. Dia memeriksa kamar mandi dan toilet namun Dita juga tidak berada di sana.
Sementara itu di rumah nan megah yang begitu besar, dengan mobil-mobil Mewah seperti Fix Up, Lamborghi, Sedan berjajar di parkiran. Tampak seorang wanita mengenakan hijab berwarna hijau dengan baju gamis sepadan dengan hijabnya memasuki pintu bersama seorang wanita.
"Ada apa Dita kamu tiba-tiba ke sini? Kamu tidak memberiku kabar terlebih dahulu.
"Aku bertengkar dengan mas Deni" Memeluk wanita tersebut.
"Kenapa bisa begitu?" Membalas pelukan sahabatnya itu.
"Aku tadi mengajaknya menonton video ceramah di youtube tapi dia tidak mau dan aku memaksanya lalu kami bertengkar"
"Oh begitu, bukankah dia sangat mencintaimu?
"Ntahlah, aku mulai meragukannya"Melepas pelukan tersebut.
"Jika dia cinta denganmu seharusnya dia tidak melakukan hal yang kamu benci, dia benar-benar setengah hati menjalankan ibadah itu. Ntahlah hati suamimu itu terbuat dari apa aku tidak mengerti, hanya Allah yang bisa menyadarkannya dan meneguhkan iman di hatinya. Sebagai manusia kau hanya bisa berusaha sahabatku" Menatap sahabatnya sendu.
"Aku benar-benar terus berusaha, apapun aku lakukan untuknya demi dia bisa berubah meskipun nyawaku akan menjadi taruhannya" Jawab Dita tertunduk.
"Semangat untuk menjalankan semuanya, aku percaya kau bisa. Kau wanita hebat" Mengepalkan tangannya dan mengangkat kedua tangan ke atas, tanda memberi semangat.
"Terimakasih sahabatku" Dita terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
jadi penasaran ma tmn dita thorrr 😀😀😀
2021-02-27
4