7 hari kemudian tampak seorang wanita datang dengan menggunakan hijab berwarna hitam dan baju berwarna biru.
"Assalamu'alaikum" Dita mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam" Lala membuka pintu.
"Dita kamu kemana saja kok baru pulang? Tidak memberi kabar sama sekali. Kami semua mengkhawatirkanmu."
"Maafin Dita iya ma" Merasa bersalah.
"Ada apa ma" Sahut Deni yang berjalan mendekati mamanya.
"Ini Dita baru pulang."
"Apa?" Deni mempercepat langkahnya dan melihat ke pintu luar.
"Kamu kenapa sih sayang, sering menghilang terus? Kamu tahu tidak, kalau aku sama mama itu khawatir sama kamu."
"Maafin Dita iya mas" Merasa bersalah.
"Iya sudah ayo masuk dulu" Merangkul bahu Dita.
Mereka menuju ruang keluarga.
"Kamu kemana saja sayang? Hari ini kami hampir saja mau meminta bantuan polisi untuk melaporkan bahwa kamu menghilang" Ujar Lala mama Deni.
"Maafin Dita mama, mas Deni" Tertunduk.
"Tapi alasannya kamu bisa tidak pulang seminggu itu apa?" Deni melihat Dita dari ujung kaki sampai kepala.
"Mobil temanku rusak mas, dan seketika waktu aku turun dari mobil bersama temanku lalu dia mengambil telepon genggam milikku. Dia adalah pencopet dan langsung kabur begitu saja, setelah memukulku yang mencoba memberi perlawanan lalu aku pingsan."
"Sayang maafkan aku iya yang tidak bisa menjagamu." Menatap Dita sendu.
"Mas jangan merasa bersalah."
"Apa ada yang terluka?"
"Tidak ada mas, aku baik-baik saja."
"Iya sudah, sekarang lebih baik kamu istirahat saja dan akan aku cari pencopet yang sudah berani melukai istriku."
"Jangan mas percuma, tidak ada cctv di tempat kejadian perkara. Sudahlah lupakan saja yang penting, aku tidak apa-apa."
"Uwwek....uwwek...." Dita merasa mau muntah dan segera pergi ke toilet.
"Deni ajak istri kamu ke rumah sakit sekarang, mama tidak sabar ingin tahu hasilnya."
"Iya ma nanti Deni ajak Dita, sekarang Deni tanya dulu sama dia" Beranjak dari duduknya dan berjalan menuju toilet.
"Sayang kamu kenapa?"
"Mungkin aku hanya masuk angin."
"Ayo kita periksakan keadaan kamu ke dokter!"
"Hmmm....ta....tapi mas" Jawabnya terbata-bata.
"Tidak ada penolakan, kamu harus mau" Menggandeng tangan Dita keluar dari toilet.
"Dita mama ingin kamu memeriksakan diri kamu ke dokter, kamu sepertinya hamil dan mama ingin memastikannya. Mama ingin mempunyai cucu" Ucap Lala dengan raut wajah yang sangat senang.
"Iya ma, nanti Dita cek sama mas Deni" Jawabnya tersenyum ramah.
"Ma Deni pergi dulu iya" Menyalami tangan mamanya.
"Iya nak."
Deni melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Sayang aku sudah tidak sabar lagi mendengar kabar baik nanti" Ujar Deni.
"Iya mas aku juga" Jawabnya tersenyum.
"Tapi sepulang dari rumah sakit aku mau bertemu dengan teman-temanku, apa kamu mau menemaniku."
"Siapa teman mas? Pria atau wanita?"
"Prialah sayang, masak sih temanku wanita nanti kamu cemburu" Sambil menaikkan kedua alisnya dan mengerlingkan matanya.
"Iya juga" Jawab Dita tergelak.
"Mereka juga orang kepercayaanku kamu pasti senang mengenalnya."
"Baiklah mas, aku akan menemanimu."
Tak lama kemudian mobil telah sampai di parkiran rumah sakit. Mereka mendaftarkan diri ke locket dan segera menunggu antrian di rumah sakit. Setelah cukup lama menunggu akhirnya namanya di panggil dan dia masuk ke ruangan tersebut bersama Deni.
"Selamat iya kamu hamil,busia kandunganmu sudah lima minggu."
"Terimakasih dok. Alhamdulillah aku hamil."
"Sayang kamu hamil?" Memeluk istrinya karena senang.
"Selamat iya ibu, bapak. Di jaga baik-baik kandungannya."
"Iya dokter, kami permisi dulu."
Mereka semua pergi keluar ruangan dengan senang dan mata berbinar-binar. Bercanda ria sampai ke parkiran mobil dan sesekali saling bersitatap.
"Sayang kamu hamil, itu artinya sebentar lagi aku akan di panggil papa."
"Dan aku akan di panggil mama" Jawab Dita tersenyum.
Drrrrt....drrrrt....bunyi telepon Deni. Deni segera mengambil ponsel di sakunya.
"Hallo"
"Hallo bos, sedikit informasi yang kami lupa mengatakannya kepada bos. Sepertinya pahlawan bertopeng itu sedang hamil, bos bisa dengan mudah mencarinya karena kita sudah tahu golongan darahnya B dan kami sudah sempat melihat wajahnya."
"Nanti kita bicarakan ketika bertemu, aku akan segera ke sana bersama istriku" Mematikan panggilan telepon tersebut.
"Mas siapa yang menelepon?"
"Ini teman-temanku yang paling setia. Meskipun terkadang sedikit bodoh, tapi mereka akan membantuku untuk mencari pahlawan bertopeng. Dan apa kamu tahu mereka bilang pahlawan bertopeng sepertinya hamil."
"Uhuk....uhuk...." Dita terbatuk-batuk.
"Kamu kenapa sayang? Apa kamu mau minum?"
"Tidak sayang, aku merasa sedikit pusing bisakah kita langsung pulang."
"Sayang kamu tadi bilang mau menemaniku, sebentar saja aku bertemu mereka. Mereka juga ingin mengenalmu."
Deni dan Dita segera pergi melaju ke tempat yang sudah mereka janjikan bersama untuk bertemu. Merekapun turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran tersebut. Dita melihat teman-teman Deni sudah duduk di kursi yang mereka pesan namun mereka belum menyadari kedatangan Deni yang sudah berada di ambang pintu restoran. Dengan secepat mungkin Dita membalikkan tubuhnya.
"Sayang kamu kenapa memutarkan badanmu ke arah luar? Ayo temanku sudah menunggu" Deni yang berjalan menjadi terhenti melihat istrinya mematung di sana."
"Aku tersengat tawon sayang, aku harus segera pergi" Dita berlari sekencang mungkin ke arah luar.
Deni yang ingin mengejar Dita langsung terhenti saat ada yang memanggil namanya.
"Bos Deni kenapa kau berbalik keluar lagi, kita telah menunggumu daritadi dan mana istrimu?" Sahut Andra di belakang Deni.
"Dia tadi di sini bersamaku, lalu dia berlari secepat mungkin menuju mobilku karena katanya dia tersengat tawon."
"Iya sudah kau ajak dia masuk."
"Iya. Aku ingin menyusulnya aku takut dia kenapa-kenapa."
"Baiklah, aku ikut bos."
"Ayo" Deni segera berjalan menelusuri parkiran yang di padati kendaraan.
"Sayang buka pintu mobilnya" Mengetuk kaca mobil Deni yang berwarna hitam.
"Tidak sayang, aku tunggu di dalam saja. Aku sedikit pusing dan bibirku tersengat tawon. Kamu temui saja mereka sendiri"
"Ayolah sayang, buka sebentar pintunya. Aku ingin melihatmu."
Andra hanya melihat mereka dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bos, kalian seperti suami istri di dalam film korea hahaha" Jawabnya cekikikan.
"Hei kau diamlah, kau tidak tahu rasanya panik melihat orang yang kita cinta lagi sakit."
"Cie bos bisa jatuh cinta" Jawabnya dengan tergelak keras.
"Hei jangan menggodaku, nanti sepatu ini bisa melayang ke wajahmu."
"Baik bos" Mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v namun masih menahan tawa.
"Sayang buka pintunya" Mengetuk berkali-kali.
"Iya, iya mas. Sabar!" Membuka pintu mobil.
"Sebegitu parahkah sampai harus menggunakan masker?"
"Aku malu karena bibirku bengkak."
"Iya sudah ayo turun" Membantu Dita keluar.
Dita mengekori Deni yang berjalan masuk menuju restoran begitupun Andra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Candylove Therryus
deg2an bacanya...
2021-03-25
1