Dua bulan telah berlalu rencana yang di lakukan deni selalu gagal. Lagi_lagi pahlawan bertopeng itu selalu datang dan menyelamatkan mangsanya.
"Arrrrgh" Deni menghempas semua barang di mejanya dan mengobrak_abrik bantal, seprei, dan semuanya." Sampai kapan aku harus bisa tenang melihat hal memalukan ini, satu gadis melawan kami yang jumlahnya banyak. Sedangkan aku lihat dia bisa sigap bela diri, siapa dia?"
"Sayang kamu kenapa marah_marah? Buka pintunya" Mama lala terlihat khawatir.
"tidak ma tidak apa_apa" Deni membuka pintu.
"Kenapa kamar kamu berantakkan?" Celingak-celinguk melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka.
"I...itu hanya terjatuh saja tidak sengaja" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya sudah ayo turun ke bawah untuk sarapan hari ini kita makan siang bersama sudah lama tidak makan bersama. Biasanya kan kamu di kantor dan sibuk terus di hari libur juga, sekarang weekend berjalanlah nanti bersama Dita"
"Iya ma" Menjawab dengan malas.
Selesai makan Deni dan Dita bersiap untuk pergi.mereka pergi jalan-jalan dan tibalah di sebuah danau.
"Ayo kita duduk di sana ada yang mau aku bicarakan" Sambil melepas sabuk pengaman.
"*Dia mau bicara apa iya*" Melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil.
"Duduk di bawah pohon itu saja ada kursi di sana"
"Iya tuan"
Mereka duduk di kursi tersebut dan Deni memulai menanyakan hal yang selama ini membuatnya penasaran.
"Apa kau bisa bela diri" Bertanya dengan antusias.
"Pertanyaan macam apa ini" Mata Dita terbelalak menatap Deni lekat.
"Sudahlah jawab saja aku hanya ingin jawaban bukan hanya di lihat."
"Tidak, aku tidak bisa" Jawab Dita.
"Apa golongan darahmu?"
"sejak kapan kau mau tahu tentangku?golongan darahku? Aku tidak tahu aku tidak pernah mengeceknya.
"Lalu bekas sayatan di tangan kirimu itu apa aku pernah melihatnya?"
"Oh...itu luka sudah lama sekali tapi belum hilang sekitar setahun yang lalu" Menjawab dengan tenang.
"Dugaanku salah ternyata dia bukan pahlawan bertopeng itu" Batin Deni.
"Iya memang kau hanya perempuan biasa mana mungkin kalau kau adalah ....." Belum sempat meneruskan kata_katanya ia sudah terhenti.
"Adalah apa tuan?"
"Ah tidak, lupakan saja"
"Gadis lelet sepertinya tidak mungkin sigap bela diri dia terlihat layaknya wanita pada umumnya bersikap lembut, ramah, iya sedikit lamban walaupun cantik sih" Melihat Dita masih dengan fikirannya yang kacau.
"Tuan kenapa melihat saya seperti itu"
"Seperti itu bagaimana aku biasa saja"
"Oh" Menekankan kata oh.
Merekapun berjalan menuju tempat kuliner di dekat danau tersebut.
"Kamu mau pesan apa"
"Saya pesan nasi ayam dan minuman es teh saja"
Pelayan menghampiri mereka.
"Mau pesan apa mbak, mas? Tersenyum ramah.
"Nasi ayam dua, es teh satu, jus alpukat satu" Ujar Deni
Pelayan itu pergi setelah mencatat pesanan mereka.
"Kenapa tuan bertanya seantusias tadi? Apa ada yang tuan cari"
"Tidak ada" Jawabnya cuek.
Tak lama kemudian pelayan datang membawa makanan yang mereka pesan.
"Selamat menikmati" Ucapnya tersenyum.
"Terimakasih" Jawab Deni dan Dita bersamaan.
Setelah makan mereka pulang karena jam menunjukan pukul 15.30 dan tibalah mereka di rumah pukul 16.00 setelah setengah jam berkendara.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam, bagaimana jalan_jalannya seru?"
"Iya ma" Jawab Dita.
"Deni kenapa kamu tidak mau mengajak Dita pergi ke luar negeri kalian bisa berbulan madu di sana kalian kan belum pergi berbulan madu sejak menikah?"
"Biarlah ma di sini saja Deni banyak urusan penting"
"Apakah lebih penting dari istrimu"
"Deni lelah, Deni ke atas dulu iya" Beringsut pergi dan menapaki tangga menuju ke atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
smoga author bs melindungi dita dari deni 😘😘😘
2021-02-26
5
Tira
Mantap😍😍😍
2021-02-20
1
Resiani
rame amat komenya🙄
2021-02-18
1