Pahlawan bertopeng itu pergi ke rumah sakit untuk memeriksa tubuhnya yang mendadak lemas dan mual dalam beberapa minggu belakangan ini. Setelah selesai dokter memeriksa dia keluar ruangan.
"Bagaimana dok dengan keadaan saya?"
"Oh tenang saja, tidak ada apa-apa denganmu kau hanya sedang hamil. Selamat iya."
"Apa?" Menutupi mulutnya dengan kedua tangan, dia sangat terkejut.
"Iya, kenapa kau terkejut?"
"Tidak dok, saya permisi dulu" Pahlawan bertopeng keluar dengan berjalan gontai.
Dia melangkahkan kakinya menuju mobil dan segera melajukan mobilnya.
"Hallo" Suara di seberang telepon menyahut setelah beberapa kali tidak di angkat.
"Hallo, ini aku pahlawan bertopeng. Apa kamu sudah siap katamu hari ini ingin di temani ke tebing."
"Oh, aku kira siapa karena di ponselku tidak ada nomor siapapun hanya ada pemberitahuan telepon dari nomor di rahasiakan."
"Iya itu sengaja aku yang setting."
"Sampai kapan kakak terus menyembunyikan identitas dariku."
"Sampai dengan waktu yang tidak bisa di tentukan."
Mereka berdua pergi menuju tempat yang telah mereka sepakati, untuk pergi bersama ke jalanan sepi yang hanya penuh dengan pepohonan. Dan tak lama kemudian mereka tiba di puncak.
"Ini indah sekali kakak, Aku rindu tempat ini sudah lama tak kesini."
"Aku hanya sekali pergi ke sini denganmu, udara di sini memang segar" Melihat sekeliling.
"Iya, aku sengaja mengajakmu."
"Aku senang" Menikmati angin sepoi-sepoi.
"Hahaha di sini rupanya kalian" Sahut suara laki-laki berbadan besar di belakang mereka.
Sontak mereka berdua langsung menoleh ke belakang untuk melihat darimana sumber suara. Dan mereka terkejut apalagi pahlawan bertopeng sampai sedikit melompatkan kakinya.
"Iya Andra mereka sedang berlibur hahaha" Jawab Kevin.
"Ya Allah, kenapa mereka ada di tempat yang tidak tepat seperti ini. padahal aku tidak ingin bertemu dengan mereka sementara waktu karena aku hamil" Batin wanita itu melihat mereka satu persatu namun tidak ingin menunjukkan kegelisahan hatinya.
"Kenapa kau melihat kami seperti melihat syaitan hahaha... kau terkejut bukan pahlawan bertopeng?" Sahut Andra.
"Bersiaplah untuk mati" Yang lainpun ikut tertawa.
Tanpa berfikir panjang pahlawan bertopeng menarik anak perempuan di sebelahnya itu dan segera mengajaknya berlari. Anak buah Deni sangat terkejut melihat aksi gadis bertopeng itu karena biasanya dia sangat antusias menghadapi mereka.
"Ayo kejar mereka" Ujar Andra.
"Ayo" Mereka semua berlarian hingga menuruni tebing mengejar pahlawan bertopeng.
"Kenapa mereka ada di sini, siapa yang memberitahunya bahwa kita ke sini" Sahut wanita itu panik karena tubuhnya sedikit merasa lemas.
"Kenapa kakak begitu takut, bukankah kakak biasanya Paling antusias? Dan keluarkanlah tenaga super kakak?"
"Dek kenapa kau bicara seperti itu?" Dia terkejut mendengar jawaban itu.
uwwek....uwwek....uhuk....uhuk gadis tersebut termuntah-muntah dan batuk.
"Kakak hamil?" Tersenyum menyeringai.
"Kenapa sikapmu berubah sekali dek, ini bukan kamu."
"Hahaha kakak bodoh. Tidak menyadari sesuatukah?"
Wanita itu segera berlari tatkala melihat anak buah Deni sudah hampir mendekat ke arah mereka namun anak perempuan itu juga masih mengekorinya dan berlari.
"Kau lewat lorong tumbuhan rindang di sebelah sana dan hadang mereka di pohon besar di ujung sana." Andra menunjuk ke arah sebelah kanan.
"Oke" Mereka segera menelusuri lorong tersebut dengan berlari dan Kevin memandunya.
"Ayo cepat" Sahut Andra pada beberapa anak buah di belakangnya.
Setelah berlari cukup lama wanita itu kelelahan, namun dia terus berlari tanpa melihat sekelilingnya.
"Bruk" Dia menabrak seorang laki-laki bertubuh kekar.
"Kyaaa!" Wanita itu berteriak histeris dia sangat terkejut melihat anak buah Deni yang sudah berada di depannya.
"Mau berlari kemana kau" Sahut Kevin.
Dengan sigap gadis itu menghadapi mereka berempat yang ada di hadapannya dan mereka berhasil dia lumpuhkan, ketika dia hendak lari tiba-tiba ada yang menarik tangannya.
"apa yang kamu lakukan dek, Ayo cepat lari."
"Hahaha aku tidak akan lari, diamlah di tempat atau pisau ini akan menusuk tubuhmu" Mengeluarkan pisau dari sakunya.
terlihat anak buah Deni yang mengejar mereka dari belakang telah mendekat.
"Pahlawan bertopeng apa kau tahu ini permainan cantik kami bahkan kau tertipu hahaha" Sahut Andra.
"Lepaskan aku" Menendang kaki gadis itu dan hendak berlari.
Andra yang melihat itupun kesal dan mengambil kayu besar lalu memukul bahu wanita tersebut dan dia pingsan karena kondisi tubuhnya memang sedang lemas, wajahnya pucat.
"Hahaha kerja bagus, ini bayaranmu" Memberi uang ke perempuan yang bekerjasama dengan mereka.
Itulah rencana Deni, menjadikan perempuan itu berteman dengan pahlawan bertopeng agar bisa menangkapnya dengan mudah.
"Bos kami sudah menangkap wanita bertopeng itu, apa perlu kami membuka wajahnya sekarang?" Berbicara ketika telepon tersambung.
"Tidak perlu kalian kurung saja dia ke dalam peti, aku akan melihatnya besok. Sekarang aku sedang sibuk di kantor."
"Baik bos."
Mereka segera mengikat tubuh Wanita itu dan memborgol tangannya. Wanita tersebut di bawa ke mobil mereka dan segera melaju kencang menuju markas mereka biasa berkumpul.
"Masukkan saja ke dalam peti hahaha."
"Tentu. dia tidak akan bisa kabur" Ujar Kevin.
"Tapi aku penasaran dengan wajahnya mari kita buka sebentar" Andra mendekat ke gadis tersebut dan membukanya.
"Ternyata cantik juga dia, tapi aku tidak mengenalnya."
"Kami juga tidak mengenalnya" Jawab yang lainnya.
"Sudahlah lebih baik cepat kita masukkan ke dalam peti" Ujar Kevin.
"Iya. Bagaimanapun dia musuh bos dan musuh kita semua."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Eva Rubani
bukan ny di rmh si dita keluar melulu
2022-12-14
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
dag dig dug tegang baca nya thorrr 😀😀😀
2021-02-27
3