Deni meminum kopinya sambil memandangi langit_langit ruangan itu.
"Gadis itu merepotkanku saja kenapa mama harus menyuruhku menikahinya, tidak mungkin aku membunuhnya karena ia sudah menolong mamaku"
"Apakah dia akan menyingkirkan aku dengan cara sadis dia kan psikopat" Gumam Dita yang mengintip dari balik kain panjang tersebut.
"Drrt....Drrt...."
Telepon Deni berbunyi diapun mengangkatnya.
"Hallo" Terdengar suara dari seberang telepon.
"Ada apa kau meneleponku"
"Polisi telah mengendus pembantaian yang kita rencanakan, sekarang dua polisi itu tengah mengendarai mobil mengejar kami"
"Singkirkan polisi itu dengan cara halus jangan sampai ada jejak kalian membunuh mereka"
"Baik bos"
"Lakukan secepatnya"
"Baik bos kami berencana membuat mobilnya supaya jatuh ke tebing"
"Hahaha rencana berlian" Senyum menyeringai di wajah Deni.
Dita di balik lemari tengah berfikir keras penuh tanda tanya di kepalanya.
"Ayo Dita berfikir, berfikir bagaimana caranya kau keluar dari ruangan psikopat ini jangan sampai kau tertangkap"
Tidak lama kemudian Deni berjalan menuju ke arah pintu keluar.
"Ceklek" Deni membuka pintu dan menutupnya.
"Hah kesempatanku kabur" Dita berlari mendekati arah pintu. Terdengar bunyi langkah kaki dan mulai memegang gagang pintu Dita pun segera bersembunyi di belakang pintu.
"Ceklek" Deni membuka pintu.
"Ah sebaiknya aku kunci saja ruangan ini"
Deni berjalan menuju meja mengambil kunci ruangan dan membuka laci mengambil pistol. Dita yang melihat Deni masih berdiri membelakanginya, dia berjalan mengendap_endap keluar agar tak ketahuan.
"Alhamdulillah berhasil" Monolog Dita.
Dita segera berlari ke kamar dan secepat mungkin ke toilet karena dia sudah tidak tahan lagi ingin buang air kecil dan setelah itu ia keluar dari toilet.
"Kamu belum tidur" Seru Deni.
"Be...belum" Ujar Dita dengan gugup karena kaget melihat suaminya telah di kamar.
"Kenapa?"
"Aku tidak enak perut" Alibinya.
"Tidurlah sudah malam aku mau pergi"
"Mau ke mana tuan"
"Bukan urusanmu" Deni mengambil jaketnya yang tergantung dan berjalan keluar kamar.
Di perjalanan Deni mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang dan tibalah ia di markasnya.
"Bagaimana apa kalian sudah membereskan semuanya"
"Sudah bos aman" Jawab anak buahnya secara bersamaan.
"Bagus kalian memang anak buah yang bisa aku andalkan hahaha"
"Mari bos kita lancarkan aksi kita lagi malam ini menghadang mangsa di gang sepi di dekat pasar" Ujar salah satu anak buah.
"Yoi" Sahutan anak buah yang lain.
Mereka bergegas menuju gang sepi itu mengendarai mobil, tak beberapa lama kemudian sampailah mereka dan terlihat dua orang wanita memakai seragam kantoran tengah berjalan kaki.
"Hei kalian berhenti" Ujar Deni dengan mengangkat pistolnya.
"Ampun...jangan bunuh kami" Seraya merapatkan kedua tangan ke depan memohon belas khasian.
"hahaha tentu tidak nona, kami akan bermain_main terlebih dahulu dengan menyiksamu" Muncul seringai jahat.
Mereka bercuil_cuilan satu sama lain karena begitu takut. Tiba_tiba datang seorang wanita memakai jas hoddie dengan penutup kepala serta topeng di wajahnya dan langsung menghajar anak buah Deni satu persatu. Deni yang melihat ke belakang terkejut melihat anak buahnya terkapar ia langsung mengangkat tinggi pistolnya untuk menembaknya namun ia terjatuh di tendang dua wanita di belakangnya.
"Terimakasih nona sudah menyelamatkan kami berdua"
"Kita tidak punya banyak waktu ayo kita pergi"
Mereka semua berlari bergegas pergi mengikuti wanita asing itu yang dengan cepat melangkahkan kaki menuju mobilnya dan kabur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Rafel
jangan2 cewek itu si dita ya thor
2022-03-24
1
Naya Kunaya
yang nolongin si dita,kayanya
2021-07-21
1
Candylove Therryus
deg2an bacanya...
2021-03-25
1