"Mama" Teriak Deni yang celingak-celinguk mencari Dita.
"Ada apa Deni?"
"Dita mana ma? Kenapa dia pergi menghilang tanpa ada kabar. Di telepon tidak di angkat, whatsapp tidak di balas, sms juga"
"Iya. Dita pergi sudah dari kemarin tapi sampai hari ini dia tidak pulang."
"Mama merasa ada yang aneh tidak sama Dita? Yang pertama dia sering menghilang susah di hubungi. Dan yang kedua aku sering memergoki dia teleponan mengendap-endap"
"Kenapa kamu curiga sama istrimu, mungkin kamu kurang perhatian sama dia" Jawab mama kesal.
"Mama, Deni sudah memberikan perhatian Deni untuk Dita. Apa mama tidak melihatnya?"
"Iya mama lihat itu. Tapi kamu selalu sibuk dengan urusan kantor jarang ada di rumah. Padahal tanpa terasa kau sudah menikah dengannya selama 7 bulan. Mama sering melihat istrimu itu mual-mual dan terlihat lemas atau mungkin dia hamil?"
"Mungkin dia hamil ma. Berarti sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah" Menjawab dengan mata berbinar-binar.
"Jadilah contoh yang baik untuk anakmu kelak, kurangi egomu" Mama melirik Deni tajam.
"Iya ma, Deni masih belajar."
"Baguslah. Jangan lupa beri perhatian lebih kepada istrimu."
"Iya ma, Deni akan mengajak Dita untuk mengecek kandungannya ke rumah sakit setelah dia pulang."
Setelah perbincangan cukup lama dengan mamanya Deni segera pergi melajukan mobilnya dengan mengebut agar sampai ke markas dengan cepat, karena dia sudah penasaran dengan wajah pahlawan bertopeng. Setelah sampai dia memarkirkan mobilnya.
"Hallo bos, akhirnya bos datang. Wanita itu sudah di dalam peti dari kemarin. Mungkin saja dia sudah mati" Ujar Andra.
"Aku ingin melihatnya, Bawa petinya ke sini."
"Baik bos" Andra mengangkat tangan di kepala tanda hormat.
Andra dan kevin mengambil peti yang mereka letakkan di ruangan eksekusi. Mereka membawanya ke ruangan biasa di mana mereka berkumpul.
"Cepat buka gemboknya, aku sudah tidak sabar" Sahut Deni antusias.
"Baik bos" Mengambil kunci di kantung celananya dan gembok terbuka.
Kevin dan Andra membuka tutup peti tersebut dan semua yang ada di markas itu terkejut bukan kepalang. Mendapati peti kosong tanpa ada isinya dan melihat borgol itu tergeletak di dalam peti. Serta tali yang mengikat tubuh wanita tersebut sudah putus.
"Mana pahlawan bertopeng itu" Teriakan Deni menggema di ruangan markas tersebut.
"Maafkan kami bos, kemarin sudah kami tangkap dan di masukkan ke dalam peti ini tapi kami juga bingung kok tidak ada."
"Kalian semua bodoh, kenapa dia bisa kabur?" Wajah Deni merah padam dan rahangnya mengeras, dirinya benar-benar di kuasai amarah.
"Sepertinya tidak semudah itu menangkapnya bos" Jawab Kevin sambil menunduk.
"Pasti ada yang membantunya kabur bos karena kedua tangannya sudah kami borgol dan peti di kunci bagaimana mungkin bisa kabur dalam keadaan lemas setelah pingsan."
"Tapi bos tenang saja kami semua sudah sempat melihat wajahnya" Sahut anak buah lainnya.
"Apa kalian mengenalnya" Ucap Deni yang ingin mengintrogasi lebih lanjut.
"Tidak bos, yang jelas wajah wanita itu cantik, bibir tipis dengan warna merah muda, hidung mancung kecil, bulu mata panjang lentik, alis mata tebal, mata sedikit besar, dan wajahnya tirus. Jika kami berjumpa dengannya kami masih bisa mengingatnya dengan jelas."
"Arrrrgh" Deni berteriak histeris sambil melempar semua barang-barang di sana "trak" "trak" "bruk" "bruk"
"Bos tenang saja, kami akan membantu bos mencarinya."
"Bagaimana aku bisa tenang, padahal kita hampir saja mengintrogasinya, apa kalian semalam meninggalkan markas?"
"Iya bos. karena kami rasa semua aman, dan kami pikir dia tidak bisa kabur."
"Bodoh, sangat ceroboh."
"Maaf bos, kami pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat."
Deni mencengkeram kerah baju Andra.
"kau pemimpin anak buah lainnya, harusnya kau bisa lebih cerdik lagi."
"Maaf bos, pahlawan bertopeng itu seperti telah menyusun sebuah rencana cantik agar terus menggagalkan rencana kita. Dia bukan wanita biasa, dia cerdik dan tangguh."
"Aku tidak mau dengar alasan apapun, temukan dia secepatnya" Melepaskan cengkeramannya dan pergi meninggalkan mereka menuju pintu keluar markas.
Di perjalanan Deni terus memikirkan pahlawan bertopeng dan juga istrinya yang ntah menghilang kemana. Sementara itu di sisi lain tampak seorang gadis tengah menyiapkan makanan untuk seseorang di rumah nan megah.
"Kamu sudah bangun?"
"Sudah, di mana aku? Bukankah aku terkurung di dalam peti."
"Aku sudah mengeluarkanmu semalam. Saat mereka pergi meninggalkan markas, aku segera menyelinap masuk untuk mengeluarkanmu dari dalam peti tersebut."
"Terimakasih kamu telah membantuku."
"sama-sama. kamu makanlah dulu aku telah menyiapkannya untukmu" Tersenyum ramah sambil mengambil mangkok berisi bubur ayam.
Pahlawan bertopeng itupun makan dengan perlahan karena tubuhnya masih lemas dia tinggal di rumah tersebut untuk sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Naya Kunaya
kayanya bu la2 yang ikut peran nyelamatin pahlawan bertopeng
2021-07-21
2