Hari-hari tak terasa telah berganti bulan. Dan sekarang Dita sudah hamil ke 4 bulan. Sudah lama Deni tidak melaksanakan aktivitas kriminalnya akibat jadwal yang di kasih Dita sangat padat.
"Mas Deni cepat ke sini" Teriak Dita.
"Ada apa sayang" Segera menghampiri Dita di perpustakaan.
"Apa kamu sudah membaca kisah nabi dan rasul?"
"Sudah."
"Membaca alquran?"
"Sudah sayang" Deni menahan kesal melihat tingkah istrinya itu.
"Membaca hadist?"
"Sudah" Jawabnya kesal.
"Kamu kelihatan sekali tidak ikhlas melakukan itu semua untuk anak dan istrimu?" Menggerutu dan menunjukkan wajah cemberut.
"Maafkan aku istriku yang cantik."
"Aku tidak butuh di puji, aku ingin mas Deni di hukum."
"Iya. Tapi jangan berat-berat."
"Baiklah, aku hanya menyuruhmu untuk memerintahkan 8 teman-temanmu melakukan seperti apa yang kamu lakukan dalam beberapa bulan ini."
"Apa?" Deni terkejut.
"Iya sudah kalau tidak mau, aku tidak akan memaafkanmu" Ancam Dita.
"Iya, iya aku mau" Jawabnya pasrah.
"Iya sudah tunggu apalagi laksanakan sekarang. Mereka pasti menuruti perintahmu, mereka kan kepercayaanmu. Bila perlu mas Deni bayar mereka jika mereka tidak mau melakukannya" Dita berkacak pinggang.
Deni segera menelepon anak buahnya dan teleponpun tersambung.
"Ada apa bos, kenapa bos sudah lama tidak datang ke markas. Dan tidak memberikan kami tugas pembunuhan" Tanya seseorang di seberang telepon yang merasa penasaran.
"Aku ingin kalian shalat di masjid setiap hari, Membaca alquran dan hadist, membaca kisah nabi dan rasul dan ikuti sikap nabi Muhammad Saw."
"Apa?" Orang di seberang telepon sangat terkejut dan telepon genggamnya langsung terjatuh.
"Hallo Andra, kau kenapa? Apa kau mendengarku?
"Hallo" Deni setengah berteriak.
"Iya bos aku mendengar."
"Kenapa kau diam saja kalau mendengar."
"Permintaan bos sangat tidak masuk akal, telepon genggamku tadi terjatuh."
"Ini permintaan istriku, katanya ngidam."
"Bos kenapa ngidamnya aneh begitu, dan kenapa kami yang harus menurutinya kan bos suaminya."
"Aku tidak mau tahu, kalian harus melakukannya dan akan aku bayar jika kalian bisa mengikuti Rasulullah dengan benar."
"Baik bos, tapi bagaimana dengan pencarian pahlawan bertopeng dan aktivitas membunuh kita bos. Jiwa psikopatku meronta."
"Hentikan dulu sementara sampai istriku melahirkan" Jawabnya datar.
"Baik bos" Ujar Andra.
Setelah sambungan telepon mati akhirnya Andra memberitahukan semua percakapan dia dengan bosnya ke anak buah yang lainnya, dan mereka semua yang ada di markas terkejut dan saling pandang.
"Perintah apaan itu Andra? Benar-benar tidak bisa di pikirkan secara logika" Jawab Kevin.
"Apa bos sudah gila?" Jawab salah satu anak buah bernama Adi.
"Bos sangat penurut dengan istrinya, padahal bukankah dia awalnya kejam dan arogan. Sejak kapan dia menjadi bos Deni yang baik. Ntah makanan apa yang istrinya beri sampai membuatnya bertingkah aneh begitu" Jawab Kevin.
"Iya sudahlah kita turuti saja. Lagipula hanya sementara" Sahut Andra.
"Oke" Jawab mereka serentak.
Sementara itu Dita melompat-lompat di atas kasur nyaris seperti orang gila dan lebih parahnya lagi tertawa sendiri. Deni yang melihat Dita seperti itu merasa geli dan heran sendiri sampai terbengong. Antara senang dan kesal perasaannya kini bercampur aduk.
"Sayang apa kamu sebegitu bahagianya?"
"Hahaha tentu, sangat-sangat senang" Tertawa pelan sambil merentangkan kedua tangan.
"Sayang kenapa ngidammu sangat aneh?"
"Apa kamu bosan melakukannya untukku?" Memajukan bibirnya ke depan.
"Tidak sayang, bila kamu bahagia aku akan ikut serta untuk bahagia."
"Suami pintar" Jawab Dita terkekeh sambil menutupi bibirnya agar tidak tertawa terbahak-bahak karena seperti melihat drama lelucon.
"Sayang berhentilah melakukan ini lagi."
"Apa mas Deni ingin di tambah hukuman?"
"Tidak."
"Iya sudah jangan protes terus."
"Iya" Pergi meninggalkan Dita keluar kamar.
Dia pergi ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan tugas-tugas di kantor yang sedikit menumpuk akibat ulah istrinya yang sangat mengekangnya.
"Benar-benar seperti mimpi buruk" Mendudukkan tubuhnya ke sofa. "Rasanya aku ingin tidur, mengantuk sekali karena di paksanya shalat tahajjud semalam" Deni akhirnya berbaring dan ketiduran, dia belum menyelesaikan tugas kantornya. Cukup lama dia tertidur.
"Mas bangun, sudah waktunya shalat ashar" Menepuk-nepuk bahu suaminya.
"Huam huam" Deni menguap sambil sedikit membuka matanya lalu tertutup kembali.
"Mas bangun" Teriak Dita.
"Ada apa sih sayang?" Membuka kedua matanya.
"Sudah waktunya untuk shalat ashar!"
"Iya iya aku mau mandi dulu, dan segera pergi ke masjid."
"Oke" Jawabnya tersenyum sambil mengacungkan dua ibu jarinya.
Deni segera pergi setelah mandi dan menggunakan baju koko dan sarungnya.
"Deni kenapa berubah akhir-akhir ini" Lala melihat dari arah kaca jendela ketika mobil Deni sudah pergi.
"Mama lagi melihat apa kok serius sekali?" Sahut Dita.
"Itu loh Deni dia sejak kapan menjadi begitu, perasaan mama sebelum menikah dengan kamu dia belum sebaik itu."
"Alhamdulillah ma berarti allah telah memberinya hidayah. Iya meskipun belum sepenuhnya dari hati tapi itu semua pasti akan menjadi kebiasaan suatu hari nanti" Ujar Dita lembut.
"Tidak salah aku menjadikanmu menantu, kamu bisa membuatku tenang meninggalkan rumah ini jika aku kembali ke Bandung."
"Baiklah, jika mama sudah ingin pergi Dita hanya bisa mendoakan mama semoga sampai dengan selamat dan dapat kembali lagi ke sini untuk melihat cucu mama" Memegang dan mengelus perutnya dengan raut wajah bahagia.
"Oma pergi dulu iya sayang, jaga diri kamu baik-baik sampai oma kembali lagi melihatmu" Mengelus perut Dita.
"Iya oma" Jawab Dita dengan suara seperti anak kecil.
Mereka berdua tertawa bersama membayangkan kelahiran anak tersebut berwajah lucu dan mungil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Eva Rubani
perubahan yg releji
2022-12-14
0
Firdha Beni
semangat
2021-05-01
3