Selama perjalanan mereka bertiga hanya saling diam, Namun didalam benak Justin tersimpan amat banyak pertanyaan yang telah ia siapkan untuk Laras dan kak Raka.
Kak Raka merupakan kakak Angkat Justin,Sudah 5tahun lamanya Ayah Martin menikah dengan ibu Justin,namun tak kunjung mereka dikaruniai anak.
Segala cara dan upaya sudah mereka berdua lakukan namun tidak membuahkan hasil apapun.
Hingga akhirnya mereka menerima usul dari Graice Martin ibu dari martin, untuk mengambil anak sebagai pemancing anak mereka,Memang terkesan tidak logika namun karena segala cara telah mereka lakukan gagal.
Tidak ada salahnya mereka mencoba usul dari ibu graice.
Martin memutuskan pergi ke panti asuhan dengan istrinya hingga akhirnya mata istrinya langsung tertuju pada Raka,
Anak yang saat itu baru berumur 5 tahun telah menarik perhatian keduanya,
tingkahnya yang lucu dan wajahnya yang imut menarik perhatian mereka.
Bayi Raka ditemukan didepan pintu rumah warga,ia sengaja dibuang oleh orang tua kandungnya,
mungkin kehadirannya tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya,
sehingga Raka ditinggalkan begitu saja didepan pintu rumah warga.
Raka dirawat dan begitu disayang oleh keluarga Martin.
Hingga kabar baik yang ditunggu-tunggu
pun tiba,
ibu Justin mengandung.
Setelah 1tahun Raka diadopsi keluarga Martin.
Rasa syukur yang tak hentinya tercurah dari mulut Martin dan istrinya setelah 7tahun penantiannya,
akhirnya dikaruniai Tuhan untuk mempunyai anak.
Saat-saat mengandung Justin selama 9 bulan sangat menyenangkan,
Martin dan istrinya selalu tersenyum bahagia, melihat Raka tumbuh dengan baik,
dan sebentar lagi Raka akan mempunyai adik yaitu anak kandung mereka.
Kebahagiaan itu menjadi duka ketika ibu melahirkan Justin dengan selamat.
Namun setelah itu ibu Justin mengalami pendarahan post parfum(PPh) hingga nyawanya tak bisa diselamatkan lagi.
Ayah Martin terpaksa harus membesarkan Raka dan Justin tanpa seorang ibu,
Hingga akhirnya saat berumur 13 tahun Raka memutuskan untuk tinggal di asrama,
agar tidak memecah konsentrasi ayahnya yang saat itu sedang berjuang merintis perusahaannya.
"Drrtt...Drrtt...Drrtt.."
sebuah notifikasi pesan masuk di hp Justin.
"Kamu dimana justin?
jangan buat gue selalu jauh dari Laras,
dimana kamu sembunyiin Laras?
jangan buat gue marah jus,
selama ini gue mau ngalah terus sama kamu
tapi untuk kali ini tidak..!!"
Memang betul,selama ini Allex selalu mengalah terhadap Justin.
Sedari kecil jika Allex mempunyai suatu barang,pasti selalu Justin ambil.
Entah itu hanya sekadar mainan mobil-mobilan,pesawat,bola
bahkan termasuk intan.
Seakan-akan bisa merebut apa yang Allex punya merupakan kebahagiaan tersendiri baginya.
"Huf,siapa juga yang nyembunyiin
kamu cari aja sendiri."
Jawab Justin singkat.
Tak terasa,mereka bertiga telah sampai di resto tempat biasa Raka makan dengan teman kerjanya.
Resto ini memang terkenal dengan ayam bakarnya yang sedang booming dan lezat itu.
Kini mereka bertiga telah duduk di kursi paling ujung resto,menunggu pesanan mereka tiba.
"Ras,gue boleh tanya gak??." Tanya Raka
"Seharusnya Justin yang tanya kak, Gimana ceritanya Laras bareng sama kak Raka??."
Tanya Justin memotong pembicaraan,
dan seketika Raka memandang Justin dengan tatapan sinis.
Kehadiran Justin sangat menggangu investigasinya ke Laras, Raka ingin tau sejauh mana Laras mengingat hal yang ia lihat.
"Silahkan tanya aja kak Raka ,
tapi tunggu Laras habisin makanan ini dulu,
udah laper banget soalnya."
Hidangan telah disajikan oleh pramusaji resto, membuat mata Laras tertuju pada hidangan itu dan ingin segera menyantapnya.
Dalam hitungan menit makanan itu sudah habis dilahap Laras.
(Alhamdulilah,hari ini bisa makan enak, batin Laras sambil mengatupkan kedua tangannya ke wajahnya.)
"Cepet banget makannya ras."Ledek Justin sambil nyengir😁
"Ras..!!!
coba jelasin ke gue ada berapa deret meja makan yang kamu lewatin dari depan resto sampe kita duduk disini,
Ada berapa jumlah lampu di ruangan makan resto ini,
terus ada berapa pengunjung yang duduk diruangan ini saat pertama kali kita Dateng
keresto ini."
Rentetan pertanyaan kak Raka itu membuat Justin melongo dan protes.
"Apa-apan si kak Raka ni lagi di tempat makan kak bukan dikantor polisi."protes Justin
"Dari depan ke belakang ada 10 deret meja makan, jika dari sisi kanan ke kiri ada 8 deret meja makan, dipaling depan ada 5 meja lesehan.
jika di dalam ruangan ini saja,hanya ada 33buah lampu sudah termasuk diatas meja kasir 3 buah lampu.
saat pertama kali kita datang ada 4orang dimeja nomor 1,
ada 2 orang dimeja nomor 9,
ada 7orang membentuk lingkaran meja dinomor 6,
2orang dimeja kasir,
3orang pramusaji menghidangkan makanan,
1orang membersihkan meja bekas pengunjung.
Apa perlu Laras detailkan lagi bentuk-bentuk orangnya?."
Seketika Raka dan justin melongo,
mendengar jawaban Laras.
Hal sepele yang sekilas mereka lihat,
namun Laras bisa mengingatnya dan menjabarkannya dengan jelas.
"hmm sudah cukup ras,
sejak kapan kamu bisa mengingat dengan jelas hal yang hanya sekilas saja kamu lihat ras??."
Raka makin penasaran.
"Laras ga inget sejak kapannya kak, sepertinya belum lama ini.
Karena Laras sibuk mengalihkan perhatian Laras, dari kesedihan yang laras alami dari keadaan keluarga laras yang sungguh jungkir balik.
Banyak buku yang gue baca termasuk novel juga,
dan belum lama ini laras baca buku pelajaran kelas 2 dalam waktu singkat,
jadi laras berusaha buat fokus untuk mengingat hal
yang laras lihat walau hanya sekilas."
jelas Laras panjang lebar dan tiba-tiba datang seseorang langsung memegang tangan Laras .
"Ayo pulang Ras,ga baik kamu terlalu dekat bergaul dengan orang-orang yang baru aja kamu kenal apalagi kamu itu perempuan dan baru aja pindah ke daerah sini."
Sambil menggenggam tangan Laras.
"Kak Allex ga usah ngurusin hidup laras lagi,
Laras juga sudah bertiga disini.
Mending kamu urus saja adek kamu sendiri di meja nomor 9,
dia lagi bareng ma cowok yang umurnya jauh lebih dewasa dari Pricillia,
bukankah itu jauh lebih ga baik??."
Seketika mereka bertiga melihat kearah meja yang Laras sebut,benar saja ada pricillia disana sedang bermesraan dengan laki-laki yang memang jauh lebih dewasa dari Pricillia.
Allex sangat geram melihat itu,ia langsung menuju ke meja itu dan langsung menghadiahi pria itu sebuah pukulan.
Buugghh....!!!
"berani-beraninya kamu peluk-peluk adek gue..!!!"
Bbuuugghhhh...!!!
pukulan kedua kembali bersarang di muka laki-laki itu.
"Cukup kak,dia pacar pricil."Kata pricillia sambil menangis.
"udah cukup bikin kakak malu pricillia,ini tempat umum ayo kita pulang,cepat jalan!!!"
Amarah Allex memuncak ketika melihat pricill menangis dan membela pacarnya yang bahkan jauh lebih dewasa dari Allex,
Allex menutup pintu mobil dengan kasar setelah pricillia masuk ke mobil,
dan Allex langsung menancap gas ngebut sama seperti rasa amarahnya yang menggebu-gebu.
Begitu juga dengan laki-laki itu,
yang langsung meninggalkan beberapa lembar uang dimeja dan langsung pergi dari resto itu.
"Cool...!! Justin beneran ga ngeh Lo,
kalo yang duduk disana tadi itu pricillia sama cowoknya,
hmm heran gue sama kamu ras,
apa si kelemahan kamu???
Perasaan kami hampir bisa semuanya."Tanya Justin heran.
"Biasa aja justin ,
itu hanya kebetulan tadi dari awal kita masuk,
Laras udah liat pricillia sama cowoknya disana."
Mungkin karena pricillia terlalu fokus dengan cowoknya sehingga ia tidak menyadari ada Laras disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
evlyn
satu kata tuk laras " jenius" 😍😍😍😍🤣🤣
2021-03-26
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
keren laras
salam dari karyaku
menikah dengan sepupu kekasihku
2021-02-08
0
Yuni Antari
keren kak
2021-02-05
0