"Laras..!!." Teriak Justin dan menarik tubuh Laras kedalam pelukannya.
"Apa-apan si Justin ,Lepasin gue huuu..huuu..huuu 😭😭😭😭.."Laras terus memberontak,memukul dada bidang Justin namun semakin lama pukulan itu semakin lemah,kini Laras tenggelam dalam tangisannya dipelukan seorang Justin.
"Menangislah sesuka hati lu, gue disini akan selalu ada buat lu."Ucap Justin sambil memeluk laras dan tanpa sadar mencium puncak kepala Laras.
Ini terlalu lancang baginya namun apa daya, isi hatinya tak bisa dikendalikan oleh otaknya.
"Apa sekarang sudah merasa lebih tenang??"
"hiks..hiks..hiks..iya,udah terasa agak baik daripada tadi."jawab Laras sambil sibuk menyeka wajahnya yang basah karena air matanya yang terus mengalir.
"Gue udah tau semua yang terjadi dirumah Allex tadi ras, Bi inem barusan telfon gue dan ceritain semuanya."Justin merasa sedikit lega melihat kenyataan bahwa Allex adalah kakak Laras,Jadi ia merasa tidak perlu bersaing dengan Allex untuk mendapatkan hati Laras,
Namun disisi lain Laras hanya terdiam tidak merespon.
"Ras,gimana kalo kita makan es krim disana?"
Sambil menunjuk cafe yang berada dipinggir jalan itu.
Dan kali ini hanya anggukan kepala jawaban dari Laras , Justin hanya tersenyum tipis melihat tingkah Laras yang sedang sedih itu.
"Habis ini lu mau tinggal dimana ras?
gue yakin kunci rumah kakek lu yang bawa ortunya Allex,Atau gak lu tinggal dirumah gue aja ya??" Tanya Justin penuh harap sambil memasang muka baby facenya,berharap Laras akan luluh dan mau.
"lu udah ga waras Justin?
ya ga akanlah gue tinggal dirumah lu, mungkin gue mau cari kost yang sederhana aja habis ini, Sebenernya bukan masalah tempat tinggal yang gue bingungin."Muka Laras kembali terlihat murung.
"Emang apa yang lu bingungin sekarang?." Tanya Justin penasaran.
"Gimana cara gue bayar sekolah nanti,
kebutuhan gue sehari-hari dll,
jalan satu-satunya gue harus kerja,
Lu ada ide ga?
Gue ada tabungan si,tapi rencananya gue mau pake beli motor,Ga mungkinkan gue ke sekolah tiap hari jalan kaki,
butuh waktu berjam-jam dong gue berangkat sekolah😁😁😁"
Belum sempat Justin menjawab tiba-tiba ponselnya berdering.
Drrt...Drrt...Drrt..
Ayah Martin Calling..
"Hallo yah.." Jawab Justin
Kamu dimana Justin?
"Lagi sama Laras ni yah,di Cafe Deket rumah Allex."
Ya ayah tau, kamu pulang sekarang dan ajak Laras sekalian kerumah kita makan malam bareng-bareng tut..Tut..Tut..
"Buset dah ni ayah,belom sempet gue jawab udah maen matiin telfon aja,
Ga ayah, ga Laras kompak bener suka matiin telfon duluan hemmm." Justin menyindir seseorang yang berada disebelahnya namun yang disindir hanya tersenyum simpul melihat Justin menggerutu.
Hanya butuh waktu 10menit untuk sampai kerumah Justin,Kini mereka telah sampai,
dan langsung menuju ruang makan untuk menemui ayah Martin.
"Ayo sini Justin,Laras kita makan bersama
sudah lama Ayah tidak makan bareng Justin,
malam ini bibi masak semua makanan kesukaan justin."
Tak ada pembicaraan apa-apa saat mereka menyantap makanan,
dan setelah Justin dan Laras menghabiskan makanan dipiting mereka,
Justin mulai membuka obrolan karena suasana sangat canggung dari tadi.
"Oia ras,gue punya ide lu daftar beasiswa sekolah aja,
untuk siswa-siswi berprestasi akan digratiskan sekolahnya sampai lulus,
btw nama lengkap lu siapa, biar gue daftarin ke komite sekolah besok."
"hmm Nama lengkap gue Laras Setya adinata."
uhukk..uhukk..uhuk...uhuk...
Martin langsung tersedak saat mendengar nama lengkap Laras , Justin langsung berlari memberi ayah Martin minum agar tidak tersedak lagi.
"Emang ada yang salah dengan nama Laras apa yah,denger namanya sampe langsung tersedak gitu, perasaan gak ada yang aneh dengan namanya."Justin mulai menggerutu atas sikap ayahnya yang membuat ia malu kepada Laras .
"Adinata..apa ayahmu bernama Adinata Setyo Nitinegoro??Tanya Ayah Martin dengan nada meninggi.
"iiiiya om,itu nama ayah saya."
Martin langsung berlari kearah Laras dan langsung memeluknya,Laras yang bingung dengan perilaku ayah Justin hanya bisa diam terpaku menerima apa yang ayah Justin lakukan,begitu juga dengan Justin yang tak kalah kagetnya melihat ayahnya demikian.
" Ya Tuhan,ternyata dunia ini begitu sempit,
ternyata kamu adalah anak dari sahabatku Adinata,Setelah om mendengar berita bangkrutnya perusahaan adinata,
Om berusaha mencari adinata ke Jakarta namun tak pernah bertemu,
nomornya tak bisa om hubungi dan sebagian orang mengatakan jika adinata ke solo dan sebagiannya lagi mengatakan ia ke Bali,
setelah itu om belum punya waktu lagi untuk mencarinya, karena selalu bentrok dengan urusan diperusahaan om."
"ya om,bahkan Laras pun juga tidak bisa menghubungi ayah sama sekali,nomornya selalu diluar jangkauan."jawab Laras sambil menundukkan wajahnya ia merasa seperti anak yang terbuang,menghubungi orangtuanya sendiripun tak bisa.
"Lalu untuk apa kamu membawa koper dan tas besar seperti ini?mau kemana?."Tanya Martin yang baru sadar ada banyak tas yang Laras bawa.
"Mau ngekost bareng temen om,ga enak numpang dirumah allex,sekarang Laras mau belajar hidup mandiri tidak menyusahkan siapapun."
"Lu mau ngekost ma siapa ras?
Oia yah,
itu motor dibelakang kan ayah sempet bilang mau jual karena udah lama ga dipake kan?." sambil mengedipkan matanya Justin mencoba memberi kode ke ayah Martin.
"mm motor...mmmm OOO iya mau ayah jual,emang ada yang mau beli?"sambut Martin melanjutkan sandiwara Justin.
"Sama Nita ni Justin ,barusan dia bales wa gue katanya mau 1kost bareng gue, hitung-hitung biar agak ringan bayar kost katanya,
benarkah om?kebetulan Laras lagi cari motor bekas buat sekolah."
"iya om bakalan jual ke Laras tapi dengan satu syarat kalo Laras menyanggupi baru om kasih motornya ke Laras ."
"ya om,apa itu syaratnya?"
"Syaratnya,jangan ada apapun yang Laras tutupin Sama om, kalo Laras merasa punya masalah atau apapun jangan sungkan bilang ke om dan mau ambil motor itu tanpa membayar satu rupiahpun ."
"tapi om..."
"udahlah ras jangan menolak,ni btw udah malam mau jam berapa lu ke kostnya Nita?perlu gue anter?."potong Justin agar Laras tidak menolak pemberian ayahnya.
" gak usah Justin, gue bisa sendiri ke kost Nita,sekali lagi terima kasih ya om
Laras harus segera pamit,
besok laras ada ujian materi diruang guru jam 8 pagi."
"oke Laras,dan selalu inget sama syarat om tadi ya .."
"Oky doky om.."jawab Laras sambil mengambil tasnya dan membawa motor itu berlalu pergi.
Senyum indah mulai muncul kembali diwajah cantiknya,
setidaknya lu udah gak sedih kaya tadi lagi ras, gue bakal selalu ada buat lu
apapun yang terjadi,
itu janji seorang Justin buat lu...
"Eehemm...ehemm..
sepertinya ada yang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama nih..."
Ledek Martin kepada anaknya yang sudah mulai dewasa itu.
"Apaan si Ayah,
udah ah Justin mau tidur dulu."
Dengan wajah memerah seperti kepiting rebus,
Justin berlalu meninggalkan ayahnya menuju kamarnya.
Hai guys...
Lanjut terus pantengin
Siapakah Jodohku???
yah..
jangan lupa untuk Klik
- favorite
- Like
- Tip
-Comment
Disetiap episodenya..
sampai ketemu di episode selanjutnya...
☺️☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dian Anggraeni
Dua jempol dulu ya toor 😊👏👏👍👍👍👍
2021-01-30
0
LINA
10 like and rate 5 sudah mendarat di karya kk 😊 saling mendukung 🙂 semangat berkarya ka 💪😊
2021-01-28
0
Nafi' thook
aku mampir lagi aku tunggu feedback nya
2021-01-28
0